bab delapan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sawadee kha dukhon....

Sabai di mai???

Dua hari gak update ngerasa punya
utang gede asksksksk
Maaf yaaa sudah pergi gitu aja
Azekkk

Hari ini bakalan double update.
Tapi, seperti biasa. Gak bakalan langsung aku up ya.
Tunggu sore atau nanti malam.

Gak usah banyak opening yaa..

So, happy reading 🔥❤️

🥀🥀🥀


Matanya terbuka lebar. Indira terus mengulang pesan terakhir Anan, takutnya ia tidak sedang berada di dunia nyata. Tangannya mengetikkan balasan untuk sekadar memastikan.

Tak butuh waktu lama untuknya mendapatkan balasan. Jantungnya berdebar kencang usai membaca balasan Anan. Wajahnya kini tertutup bantal guna menahan teriakannya. Indira benar-benar bahagia.

"Harus pake baju apa ini?" Indira meloncat keluar dari kasurnya dan berjalan menuju lemari.

"Haduh, mendadak banget." Tangannya bergerak cepat mengeluarkan baju yang dirasa bagus.

"Pokoknya harus keliatan santai tapi bagus," katanya sembari memilih setelan yang pas.

Sudah lima belas menit Indira memilih pakaian dan berakhir dengan dress putih bermotif bunga-bunga. Indira duduk di depan cermin besar untuk merias wajahnya.

Tak perlu berdandan heboh, Indira hanya memakai bedak dan polesan lip tint di bibirnya. Sudah selesai dengan wajahnya, Indira menyisir rambutnya dan mengambil jepit berwarna pink yang ada di tempat asesorisnya.

Selesai! Indira beralih ke stand mirror, melihat keseluruhan dirinya. Seraya menatap pantulan dirinya di cermin, Indira menarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan-dilakukan berulangkali.

"Santai, Indira. Katanya Anan cuma gabut, bukan ajak kencan. Inget, Ra, jangan baper! Anan udah punya pacar," tegasnya pada diri sendiri supaya Indira tetap sadar diri.

Indira meraih tas selempang yang menggantung di ujung stand mirror. Ia memakaikan tas itu di bahu kanan. Tak lupa Indira memasukkan ponsel dan dompet mini.

Indira berjalan keluar kamar. Menuruni anak tangga satu persatu. Ia meninggalkan rumahnya yang sangat sepi. Karena, dirinya hanya tinggal sendiri.

Sambil menunggu Anan, Indira duduk di ayunan yang berada di depan rumahnya. Ia menatap langit dengan senyum cerah. Kakinya mendorong tanah dengan pelan agar ayunannya bergerak.

-

Nadir dan Milan saling menyandarkan punggungnya. Keduanya duduk di tengah lapangan dengan pandangan yang sama-sama menatap langit siang, mendengarkan musik dengan berbagi earphone.

Oh kasih, janganlah pergi.
Tetaplah kau selalu di sini
Jangan biarkan, diriku sendiri
Larut di dalam sepi

Sepasang kekasih itu tersenyum lebar saat menyanyikan bagian reff secara bersamaan. Lagu milik band hits-Bunga yang bertajuk Kasih Jangan Kau Pergi, selalu menjadi kesukaan mereka.

"Lan, jangan pergi, ya." pinta Nadir melirik Milan dari ujung matanya.

"Gak akan," jawab lelaki itu.

"Aku mau kamu jadi kenangan indah yang membekas. Biarpun akhirnya aku harus pergi lebih dulu, tanpa kamu."

"Kalau kenyataannya aku yang lebih dulu, bagaimana?"

Nadir tersenyum simpul dan menggeleng pelan. "Gak mungkin. Di sini aku yang sakit, bukan kamu. Jadi, sudah pasti aku lebih dekat dengan kematian."

"Kata siapa? Kematian itu berdampingan dengan setiap manusia, Nad. Banyak kok yang sehat, tapi tiba-tiba kehilangan nyawa," tegur Milan.

Nadir melepaskan earphone dan menjauhkan punggungnya, membuat Milan ikut mengubah posisi. Keduanya kini duduk saling berhadapan. Nadir menatap Milan dengan teduh, lalu ia mengambil tangan kekasihnya.

"Lan, kamu selalu bilang; let's meet until next life." Nadir melebarkan senyumnya. "Aku janji gak akan mencintai siapapun. Karena aku akan selalu nunggu sampai kita bertemu di kehidupan selanjutnya."

-

Suara klakson motor yang dibunyikan dua kali membuat Indira kembali ke dunianya. Ia menghapus jejak air mata yang turun di pipinya. Sebelum beranjak, Indira mengatur napasnya yang semua tak karuan.

"Indira!" panggil Anan dari luar gerbang.

Indira bergegas mendatangi Anan dengan senyum ceria, melupakan apa yang menghampiri ingatannya beberapa detik lalu. "Mau ke mana sih, Nan? Tumben gak ajak Natya?"

Bukannya menjawab pertanyaan Indira, Anan malah berdecak keras. Indira mengerutkan keningnya saat menyadari bahwa Anan menatapnya dari bawah sampai atas.

"Kenapa? Baju aku aneh, ya?" tanya Indira seraya menunduk untuk melihat bajunya.

"Lo kenapa pake dress?" tanya Anan.

Dari raut wajah Anan, Indira semakin merasa penampilannya aneh. "Kalau beneran aneh, aku ganti baju dulu deh. Kamu tunggu di sini, lima menit aja."

Indira siap berbalik, tapi Anan menarik tangannya untuk tetap di tempat. "Bukan masalah bajunya, Indira," ucap Anan.

"Terus yang masalah apanya?" tanya Indira dengan polos membuat Anan menghela napas.

"Yang jadi masalah tuh motor gue tinggi, Lo mau jadi tontonan banyak orang?"

Mulut Indira membulat. "Ya udah, aku ganti pake celana aja. Ben-"

"Gak usah!" sergah Anan, lalu membuka jaketnya. "Nih, pake jaket gue aja buat nutupin kaki Lo."

Indira menerima jaket denim Anan dengan bingung. "Ta-tapi, ka-"

Tak membiarkan Indira berucap, Anan lebih dulu memotong, "Kalau nunggu Lo ganti baju tuh kelamaan. Nanti keburu Patrick ganti celana." Anan menyodorkan helm yang sengaja ia bawa.

Indira memakai helmnya sambil terkekeh mendengar ucapan lelaki pecinta kartun itu. "Natya ke mana, Nan? Kok gak ajak dia aja?" tanyanya.

"Natya lagi ada acara keluarga di rumah neneknya." Tangan Anan terulur untuk membantu Indira naik ke atas motornya.

Indira tidak lagi menyahut. Ia hanya ber-oh ria.

Dengan kecepatan normal, motor Anan melaju membelah jalanan komplek rumah Indira, meninggalkan tempat semulanya.

🥀🥀🥀

Announcement!!

Buat yang gak tau lagunya,
boleh di puter mulmed nya yups..

Arghhh gara-gara cari lagu yang populer di tahun 90-an, aku jadi suka sama lagu-lagu jaman dulu.

Pendek ya???
Heheee sedikit sedikit
Nanti jadi bukit.

Eh menurut kalian, Anan brengs*k gak si?
Pacarnya lagi ada acara, eh dia malah ngajak
jalan cewek lain:(

Huhuuhuuuu
Kalian tim mana?

Anan Indira?

Atau

Anan Natya?

Kalau aku sih, tim Milan Nadir asksksksksksk

See you nanti malam guys😙

Don't forget to follow me!
And support this story ❤️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro