26

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Wangi semerbak tercium dari tubuh Angelina saat wanita berkosmetik tebal itu duduk di atas tikar ungu yang terhampar pada ruang utama rumah panjang yang berada di Desa Api Apu. Berbeda dengan cukup banyak rumah berkaki yang ada di desa sebelumnya, di sini hanya ada satu rumah sangat panjang yang berada di tepi sungai.

Belasan anak terlihat sudah duduk bersila berhadap-hadapan dengan Angelina, sedangkan warga dewasa yang didominasi orang lanjut usia terlihat bersandar pada dinding kayu di sisi kanan dan kiri, dekat pintu masuk ke bilik keluarga kecil mereka.

Ramaik duduk dekat dengan pintu masuk. Pria yang mengalami alergi parah itu berulang kali bersin dan menggosok matanya yang berair.

"Eh, temannya tidak apa-apa, Dok?" tanya seorang pria yang berpenampilan mirip dengan Pak Ampa, kepala desa sebelumnya, hanya yang ini memiliki kumis lebat dengan sedikit uban, juga di rambutnya.

Ramaik kembali bersin. Ujung hidung pria itu mulai memerah dan dia menggosok wajahnya yang gatal dengan gelisah.

Akan tetapi, Angelina hanya mendengkus malas. Wanita itu mengabaikan kondisi pasiennya dan menatap balik Pak Mamut dari bulu matanya yang lentik dan jawaban meluncur santai dari antara bibir mungil yang telah dipoles dengan lipstik merah menyala. "Dia baik-baik saja. Apa warga usia dewasanya hanya segini? Kok, sedikit sekali?"

Selanjutnya dapat dibaca di:

https://karyakarsa.com/Benitobonita/26-kuyang-genma-series-3

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro