(11) Sahabat Lama

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Di atap Gedung Kantor Pusat Tokyo...

Angin berhembus kencang membelai wajah serta rambut panjang berwarna ungu. Di sana terlihat seorang wanita beriris mata lavender melihat suasana Tokyo di atap gedung berlantai 13.

"Apa kau sudah melihat mereka, Lopmon?" Tanya wanita itu.

Sesosok digimon bertelinga panjang melompat dari atas gedung ke gedung lainnya hingga sampai di atas kepala wanita itu.

"Aku melihat dua lelaki berjalan memasuki gerbang sekolah yang besar itu." Jawab Lopmon riang.

Analisis Data :
Name : Lopmon
Level : Rookie
Type : Beast
Attribute : Data
Attacks : Tiny Twister and Blazing Ice

Hana melihat kedua orang itu menggunakan teleskop hitam.

"Matsuda Raka partner Dracomon dan Ahmad Rizani partner Bearmon. Keduanya sudah dapat berevolusi." Ujar Wanita itu menganalisis.

"Kau memang hebat... Hana..." puji Lopmon.

"Kita harus bergegas sebelum salah satu 7 digimon dosa menyerang mereka." Kata Hana.

"Ayo kita pergi, Lopmon!" Ajak Hana.

Mereka pun melompat terjun bebas dari puncak gedung lantai 13 ke bawah. "Yahooo..." teriak keduanya senang.

Blasshh!!!

Hana menarik tali yang berada di belakang ranselnya. Sebuah kain besar membentang keluar. Ternyata, Hana menggunakan alat terjun payung yang biasa digunakan oleh para angkatan udara.

Orang-orang yang melihat ke atas dibuat takjub serta terkejut melihat aski seorang wanita yang nekad. Mereka terjun dengan mulus hingga mencapai titik pusat pemberhentian berbentuk lingkaran merah besar.
.
.
.
.

"Waahh dia wanita itu benar-benar nekad..." komen Fia. Ia sudah sampai di sekolah menaiki bus umum. Saat turun dari bus, ia melihat seorang wanita melakukan terjun bebas.

"Wanita itu siapa, Fia?" Tanya Floramon penasaran.

"Itu di atas langit ada wanita terjun bebas. Kalau aku jadi dia mungkin aku sudah pingsan... hehe..." jawab Fia diselingi candaan.

"Hahaha... sudahlah cepat masuk ke sekolah..." sahut Floramon mengingatkan.

"Siap!" Seru Fia.

Ia pun masuk ke dalam kelas 11 IPA1. Fia termasuk wanita yang pintar di kelasnya. Selain hobi merawat taman bunga, ia juga senang membaca berbagai macam buku.

"Ohayou Fia-chan..." sapa siswi berambut violet.

"Ohayou Ely-chan..." balas Fia menyapa siswi itu yang ternyata adalah Elyza Swern. Sahabat sekaligus teman kecil Fia. Ia keturunan asli orang Inggris. Tetapi karena sejak kecil sudah tinggal di Jepang, ia bisa berbahasa Jepang dengan lancar.

"Apa kamu sudah mengerjakan PR?" Tanya Ely.

"Sudah dong hehe..." jawab Fia terkekeh.

"Bagus, itu baru namanya sahabatku." Sahut Ely tersenyum.

Bel telah berbunyi. Semua siswa mulai mengikuti pelajaran pertama.
.
.
.
.

Di kelas 11 Bahasa1

"Oii Raka!" Panggil Riza.

"Hmmm...." sahut Raka menengok ke arah Riza.

"Daritadi kuperhatikan kau melamun saja." Kata Riza cemas.

"Ahh... hanya banyak pikiran saja." Ucap Raka pelan.

"Kalau kau punya masalah, ceritalah padaku kawan..." kata Riza menepuk bahu kawannya pelan.

"Tiba-tiba aku kangen dengan mereka dan Patamon..." balas Raka lirih dan memelankan suaranya saat menyebut nama Patamon.

"Pasti kau akan bertemu dengan mereka kembali. Tenang saja..." hibur Riza. "Ayo kita makan, perutku sudah berdemo terus." Candanya.

"Dasar bodoh!" Cibir Raka. Ia melangkah pergi terlebih dahulu. Riza tersenyum tipis. Ia pun segera menyusulnya.
.
.
.
.

Di Bukit Toniki...

Shuro berlari dengan kecepatan penuh. Keringat bercucuran di sekujir tubuhnya. Ia seperti dikejar-kejar oleh hantu.

Srakk... Srakk...

Terdengar suara semak yang bergoyang. Di sana nampak sosok digimon berbentuk dinosaurus hijau bertanduk.

Dumz!! Dumz!!

Hentakan kakinya membuat tanah di sekitar bergetar kencang. Ia terus melangkah maju ke arah Shuro.

"Sial!" Geram Shuro. Padahal beberapa menit yang lalu ia sedang belajar kendo di tempat rahasia miliknya di tengah bukit. Namun, muncul digimon beraura gelap menyerang dirinya. Dan sialnya Shuro lupa membawa D-Cyber oren miliknya.

"Elecmon!!!" Seru Shuro keras. Ia harus cepat-cepat kembali ke pondok untuk mengambil D-Cyber nya.
.
.
.
.

Bel sekolah telah berbunyi. Para siswa berjalan pulang ke arah rumah masing-masing.

Raka dan Riza sedang menunggu kedatangan Fia. Mereka berjanji akan berkumpul kembali di rumah Raka untuk membicarakan hal penting terkait peristiwa kemarin.

Namun, seorang wanita bertubuh proposial berjalan mendekat ke arah mereka. Ia mengenakan kacamata hitam. Pakaian casual bertema pink menambah kesan elegan padanya.

"Wow... lihat Raka, disana ada wanita cantik." Bisik Raka sambil mengarahkan matanya ke arah wanita itu.

Raka mengikuti arah pandang Riza. Seketika ia terdiam menatap lekat wanita itu. "Aku seperti kenal dengannya..." batin Raka berpikir.

Wanita berambuat pink itu berhenti di depan keduanya. Ia melepaskan kacamata hitamnya dan menyimpannya di tas kecil.

Wanita itu memandang Raka dan ia tersenyum tipis. Riza yang melihat senyuman itu merasa meleleh. Raka tak bergeming.

"Lama tak berjumpa... Matsuda Raka." Ucapnya menatap Raka lekat.

Raka yang merasa kenal suara itu langsung memeluk wanita itu erat. Setelah melepas pelukannya, Raka membalas senyuman.

"Iya, aku tak menyangka kau telah berubah... Tachikawa Hana." Balas Raka. Riza yang berada di samping kawannya, menyikut pinggangnya. Ia merasa iri melihat kedekatan dan perlakuan Hana kepada Raka.

"Apa yang ingin kau tanyakan, Riza bodoh?!" Hardik Raka.

"Sepertinya kalian akrab sekali. Apakah jangan-jangan kalian sepasang keka-" Riza merintih kesakitan pada bagian kakinya.

"Jangan pernah berpikir yang bukan-bukan. Ia adalah Tachikawa Hana, sahabat perjuanganku melawan digimon jahat 7 tahun yang lalu." Sanggah Raka cepat. Tak sungkan-sungkan ia menginjak kaki Riza seperti tak merasa bersalah.

"Salam kenal, Ahmad Rizani dan Kaguya Aliffia..." ucap Hana, lalu ia melirik ke arah gadis manis berambut merah yang berjalan menghampiri mereka.

"Kenapa kau namaku? Dan kau bukankah yang melakukan terjun payung di atas gedung pagi ini?" Tanya Fia penuh selidik.

"Aku tahu apa yang telah kalian sembunyikan dari semua orang." Jawabnya diluar pertanyaan Fia.

Fia tersentak kaget. Ia menatap tajam ke arah Hana. Sedangkan Riza berwajah sedikit pucat.

"Tenang saja... aku sama seperti kalian." Kata Hana. Ia memamerkan D-Cyber berwarna pink kepada mereka. "Ehh!!!" Teriak mereka serempak.

"Lebih baik kita bicarakan ini di rumahku saja. Kau punya banyak hutang cerita padaku, Hana." Seru Raka yang kembali normal.

Mereka menggangguk setuju. Langsung saja mereka menuju ke rumah Raka. Terdapat banyak pertanyaan di otak mereka.
.
.
.
.

Di rumah Kediaman Matsuda...

"Aku sudah lama tak kemari lagi. Rasanya jadi ingat masa-masa 7 tahun yang lalu." Ucap Hana sedih sekaligus senang.

Mereka telah duduk di ruanh santai dan makanan serta minuman berjajar rapi di meja kayu. Suasana cukup sunyi dan sedikit menegangkan.

"Bagaimana bisa kau menjadi anak terpilih baru seperti kami?" Tanya Raka to the point.

"Aku bisa menjadi anak terpilih baru saat aku berada di Menara Tokyo. Aku menemukan kartu digimon dan setelah itu aku mendapatkan D-Cyber ini saat suara misterius serta cahaya terang muncul dihadapanku." Jawab Hana bercerita.

"Bisa kau tunjukkan seperti apa digimon partner milikmu." Ucap Fia antusias. Hana menghela napas sejenak. "Baiklah..."

"Lopmon keluarlah!" Perintah Hana. Lalu DCyber pink miliknya mengeluarkan cahaya dan Lopmon telah muncul dihadapan semuanya.

"Hai, salam kenal..." sapa Lopmon sopan. Para Digi Cyber juga mengeluarkan digimon partnernya masing-masing. Dracomon, Floramon serta Bearmon bercakap-cakap ria dengan Lopmon si kawan mereka.

"Lalu bagaimana Hana mengetahui tentang kami?" Tanya Riza akhirnya.

"Aku tahu tentang kalian dari ayahku yang seorang insperktur Jepang." Jawab Hana santai. Tapi bagi Fia dan Riza mereka tercengang.

Raka menatap mata Hana serius. "Apa kau tahu bagaimana kabar Palmon, Patamon serta lainnya?" Tanyanya.

Seketika raut wajah ceria Hana berubah murung. "Aku tidak tahu kabar mereka. Tapi, Lopmon pernah mengatakan bahwa mereka bersembunyi di suatu tempat di Dunia Digital."

Raka menghembuskan napasnya berat. Dia mengkhawartikan keadaan para digimon mereka terdahulu.

"Emmm... maaf memotong ucapan kalian. Aku hanya penasaran Raka dan Hana-chan merupakan anak terpilih dahulu sebelum aku dan Riza. Lalu bagaimana kabar sahabat kalian?" Tanya Fia yang akhirnya bisa mengutarakan pemikirannya.

"Setahuku mereka masih berada di Odaiba. Kami jarang menghubungi karena kesibukan masing-masing." Jawab Hana lagi.

"Iya, saat aku menghubungi mereka. Namun, tak bisa entah kenapa." Tambahnya Raka.

"Apa mungkin itu ada hubungannya dengan 7 digimon dosa?" Tanya Floramon.

"Menurutku bisa jadi, karena mereka semua dalang dalam kejadian di dunia digital." Sahut Bearmon.

"Aku pernah sedikit merasakan aura dari salah satu mereka di Hutan Kota." Ungkap Dracomon.

"Iya, makanya dari itu. Aku dan Hana datang menemui kalian untuk memberitahukan hal ini. Bahwa mereka mulai muncul untuk menghancurkan kita." Jelas Lopmon.

"Jadi perkataan Ogremon kemarin, adalah sebuah ancaman untuk kami." Ucap Riza menyimpulkan.

"Tepat sekali!" Sahut Hana. "Kita harus berhati-hati mulai sekarang. Apalagi dengan Shuro serta Elecmon. Mereka saat ini sedang dalam bahaya." Lanjutnya.

Perkataan Hana membuat lainnya merasa khawatir akan keadaan kawannya itu. Jarak jauh merupakan alasan salah satu yang memisahkan mereka.

"Kita harus bergegas!" Seru Raka berdiri.

"Oke, kalau begitu kita berangkat sekarang." Tambah Riza semangat.

"Hmmm..." gumam Fia cemas.

"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya. Kita akan berangkat menggunakan helikopter milik pamanku." Kata Hana tersenyum lembut.

Mereka pun pergi menuju ke Bukit Toniki untuk menyelamatkan Shuro dan Elecmon.
.
.
.
.
.

Bersambung... 😂

Ahh maaf tidak ada pertarungan di chapter ini. 😊

Selamat membaca! 😎

Jangan lupa tinggalkan komentar, vote serta saran kalian 😁😉

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro