11 - Where Did You Come From

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Keharusan pesta prom night yang membawa pasangan sejujurnya membuat jiwa-jiwa hati kosong tanpa isi seperti Kyungsoo dan Chris menjadi frustasi. Malam perpisahan yang seharusnya menjadi sesi menyenangkan dan penuh kenangan seketika tercoreng imagenya karena ada hukum kasat mata yang menyatakan lebih pas jikalau membawa pasangan.

Jadilah malam ini, Chris menghubungi Kyungsoo. Menanyakan perkembangan pencarian pasangan untuk prom nightnya. Lewat sambungan video call, ia menghubungi Kyungsoo.

"Ya Kyungsoo disini..." sapanya.

"Hei, bagaimana kabarmu?"

"Baik, bagaimana disana? Kau nyaman?"

"Sangat nyaman, dan ya sudah memiliki teman baru yang ternyata satu sekolah."

"Bukankah itu menyenangkan? Kau jadi tidak perlu berbasa-basi dan mudah mencari topik pembicaraan?"

"Yaaa... Tentu, tetapi hmm..." Chris mengubah posisi duduknya.

Membawa ponsel mendekat ke arah balkon, menikmati semilir angin.

"Kau kenapa? Apakah ada gadis yang berhasil membuatmu naik tingkatan? Dari Fairy menjadi Angel?" tanya Kyungsoo sembari melahap bakpao kacang merah kesukaannya.

"Hahahahaha... Tentu ada Kyung, dan gawatnya dia adalah adik dari teman baik bang Hobie." jawab Chris lalu menyeruput coklat hangat.

"Oh, apakah yang kau ceritakan tempo hari?"

Chris mengangguk, lalu melangkah menuju player musik milik bang Hobie. Memasukkan disk yang berada di album Skool In Luv. Menyetelnya dengan volume standar, agar cukup Chris saja dan Kyungsoo yang dengar.

"Kau sendiri bagaimana? Sudah menemukan siapa yang akan kau bawa?" tanya Chris.

Kyungsoo mengangguk, meletakkan sumpitnya. "Sudah, kebetulan dia datang tadi ke butik. Ah, teman satu angkatan kita."

"Kenapa bisa sama? Dia juga satu angkatan dengan kita. Wah, daebak. Haruskah aku meneraktirmu Extract Mango Import kesukaanmu itu?" ujar Chris terlampau senang karena pasangan prom mereka adalah teman angkatannya.

"Tak perlu, bagaimana kalau besok kita bicarakan saja? Kebetulan mamamu mengundang kami untuk makan malam bersama." jelas Kyungsoo.

Chris mengangguk setuju, lalu berpamitan. Senyumnya mengembang sempurna tetapi itu hanya sesaat, ia sedikit bingung memulai berbincang dengan Yoon. Di sela bingungnya, ia membuka galeri. Foto itu, saat mereka selesai tes dan tanpa Key yang langsung pulang karena tahu ibunya datang.

"Kau, dari mana kau berasal?" gumam Chris sendiri.

***

Pukul 08:00, Chris sudah bersiap berangkat kembali ke rumah. Tes untuk penjurusan akan diadakan minggu depan. Bang Hobie juga bersiap mengantarkan Chris ke stasiun, ia tidak bisa pulang kecuali weekend nanti karena harus melepas Kyungsoo dan keluarganya ke China.

"Ah iya Chim, nitip Yoon ya. Antarkan dia pulang, bang Agust sedang sibuk dengan projectnya. Jadi dia tidak bisa mengantarkan Yoon pulang." ujar bang Hobie.

Demi apa? Ia akan mengantarkan gadis misterius itu. Dengan senyum tertahan, Chris mengiyakan permintaan Hobie.

"Baiklah, toh turun terlebih dahulu untuk mengantarnya kan baru aku pulang." jawab Chim.

"Iya, jalan kaki sepuluh menit juga sampai. Dia pasti tidak langsung pulang, tetapi ke kedai milik ibunya." jelas bang Hobie.

Chris jadi tahu banyak hal tentang Yoon Ji sekarang, minimal jika ia mengiyakan ajakannya maka akan dengan mudah bukan menjemputnya.

Bel berbunyi, bang Hobie melihat lewat interkom. Terdengar suara bang Agust dari luar yang sedang berbicara dengan bang Hobie. Chris lekas membereskan barang-barang yang hendak dibawa selama di rumah.

"Chris, lekas. Kereta satu setengah jam lagi pasti tiba." panggil bang Hobie.

Chris melangkah cepat, keluar kamar. Di depan pintu apartemen mereka bang Agust sudah bersama Yoon yang berbusana casual. Benar-benar copy paste seorang Min Agust Yoongi.

Berjalan ke parkiran, Yoon diantar bang Agust sampai lobby. Sedangkan aku mengikuti bang Hobie saja. Begitu kami melewati lobby, Yoon masuk dan ambil posisi duduk di belakang bang Hobie. Menguntungkan sekali, aku dapat meliriknya beberapa kali. Bang Hobie mengajaknya berbincang banyak hal. Sedangkan aku sudah asyik berdiskusi dengan Kyungsoo lewat chating.

"Nah, kita sudah sampai. Hati-hati selama perjalanan, semoga perjalanan kalian menyenangkan." ujar bang Hobie.

Yoon hanya tersenyum samar "Terima kasih sudah mengantarkan ke stasiun." lalu menunduk.

"Argh... Sudah sudah, kalaupun adikku tidak pulang juga akan ku antarkan. Kau kan juga masih baru disini." sahut bang Hobie.

Yoon? Seperti biasa hanya tersenyum dan kembali menunduk. Coba saja bicara dengan Chris, tatapan bermusuhannya kental sekali.

"Ya sudah, sana lekas. Nanti kalian malah tertinggal kereta." usir bang Hobie.

Mereka pamit, Chris mengambil alih tas ransel yang dibawa Yoon. Sepertinya berat sekali.

"Kau tidak perlu bersusah payah begitu Chris. Aku bisa sendiri." ujar Yoon.

"Mana ada perempuan membawa tas seberat ini, kau ini aneh. Sudah sana segera masuk, jangan melihatku terus." sahut Chris.

Dengan terpaksa, Yoon menuruti perintah Chris. Stasiun tidak begitu ramai memang, selain ini bukan hari libur bersama, ini juga bukan pekan libur semester.

Setelah selesai melakukan tap-in dan berjalan menuju peron, kereta mereka tiba. Yoon langsung masuk ke dalam gerbong, begitupun dengan Chris. Perjalanan kali ini sebenarnya tidak begitu jauh. Berhubung kali ini tugas Chris mengantarkan Yoon sampai tujuannya, maka waktu yang dia butuhkan adalah dua jam agar sampai rumah.

Kereta tidak begitu padat penumpang, Yoon dan Chris bisa duduk dengan nyaman. Suasana canggung sangat terasa diantara mereka.

***

Lain Chris, lain pula dengan Kyungsoo. Freya berhasil membuatnya kesal karena tingkahnya. Seharian ini Kyungsoo merasa seperti sedang dimanfaatkan Freya. Bahkan dari pagi buta, gadis berambut ikal itu sudah memintanya bersiap pergi.

"Kita mau kemana sih?" tanya Kyungsoo sembari menahan emosinya.

"Ih, kan aku sudah bilang. Ke rumah tante aku, ini juga dia lagi pulang dan mengadakan acara kecil-kecilan karena akhirnya aku akan punya sepupu baru." jawab Freya antusias.

"Enggak lama kan? Aku sudah ada janji nanti sore." ujar Kyungsoo.

"Enggak, after lunch kita pulang aja. Aku juga enggak suka ketemu keluarga besar papa, ribet." sahut Freya.

Freya terlihat pendiam dari luar, tetapi sungguh luar biasa ramainya jika sudah berbicara dan rasa antusiasnya dipancing. Kyungsoo juga sampai bingung sendiri mengapa memilih perempuan yang bisa heboh sendiri jika sudah girang. Apakah ini sudah saatnya dia berubah haluan menyukai gadis yang ceria senang menebar tawa? Entahlah, hatinya belum bisa menjawab sekarang.

Rumah besar dan mewah berpagar hitam tersebut terlihat mencolok diantara rumah lainnya. Pagar-pagarnya seakan menggambarkan bagaimana pribadi sang pemilik. Jika dilihat dari jauh, rumah ini seperti kosong dan mungkin akan dikira tiada barang berharga.

"Sebentar, aku say hello sama interkomnya dulu." ujar Freya.

Kyungsoo tak peduli. Mau Freya say hello dengan satpam, interkom atau bahkan bulldog sekalipun Kyungsoo tak peduli. Dari dalam mobil, ia bisa melihat Freya sedang menjawab pertanyaan yang mungkin ingin diketahui sang penjaga. Tak lama, ia melihat Freya berjalan melangkah ke arah mobilnya. Ia mengetukkan kaca mobil Kyungsoo.

"Ayo masuk, kata tante belum banyak tamu. Jadi kita bisa bebas sedikit bermain disana." ujar Freya menjelaskan.

Kyungsoo hanya mampu mengangguk, pikirannya sedang berada di tempat lain.

Disinilah Kyungsoo berada sekarang, di depan pintu rumah yang mewah dan megah. Bahkan dari teras saja pilar-pilar menyambut ia dan Freya. Ada rasa kagum dalam diri Kyungsoo terhadap rumah ini, terlihat bahwa rumah ini menunjukan kemewahan dengan cara yang lain.

"Tanteee..." panggil Freya.

Pintu berukiran rumit nan penuh nilai seni tersebut terbuka, Freya bergegas memeluk sosok perempuan tersebut. Tetapi sosok tersebut tak asing bagi netranya.

.
.

Chris benar-benar mengantar Yoon hingga kedai makan milik ibunya, ada rasa tak enak bagi Yoon saat tahu Chris sungguh-sungguh mengantarkannya sampai tujuan. Kedai sepertinya belum terlalu ramai, Yoon masih memiliki waktu untuk sekedar berbasa-basi mengajak Chris mampir atau menyuruhnya lekas pergi. Sayang, ketika Yoon ingin memilih opsi kedua, ibunya sudah menghampiri mereka.

"Astaga, kau ini. Kenapa tidak diajak masuk temanmu. Ayo masuk, Yoon memang suka begitu kalau ada temannya yang mau mampir." ujar sang ibu antusias.

Chris hanya mampu tersenyum, dia tahu bahwa Yoon menahan jengkel sejak kejadian tidak sengaja ia terlelap di bahu Chris. Yoon memilih melangkah meninggalkan Chris dan ibunya di pelataran kedai. Menganggap bahwa itu bukan hal yang penting untuk dibahas terlalu lama.

Layaknya tamu yang berkunjung, Chris disuguhi banyak makanan menu andalan ibu Yoon. Sebenarnya dalam diri Chris tidak enak hati menerima dengan cuma-cuma makanan tersebut. Ia sudah terbiasa melakukan sesuatu terlebih dahulu agar memperoleh reward.

"Ah ini, silahkan dinikmati. Anggap ini ucapan terima kasih tante karena kamu sudah mau mengantarkan Yoon." ujar sang ibu.

"Ah, tidak perlu repot-repot seperti ini tante. Sudah seharusnya ia diantarkan, karena dia memang pergi dengan saya." jawab Chris.

Ibu Yoon hanya tertawa pelan, sepertinya Yoon bertemu dengan lelaki baik sesuai harapannya. Tetapi ada baiknya dia berfikir bahwa itu hanya kebetulan saja Yoon bertemu lelaki ini.

"Uhm... Tante, saya izin untuk mengajak Yoon ke prom hari Jum'at nanti." pamit Chris.

Ibu Yoon sedikit berpikir, kenapa sosok di depannya ini mau mengajak anak gadisnya yang luar biasa cuek dan masa bodoh soal acara sekolah yang beberapa hari lalu sempat membuat mereka berdebat.

"Tante izinkan, tetapi apakah Yoon sudah menjawab iya? Karena setahu tante dia sedikit masa bodoh dengan acara seperti itu." jawab ibu Yoon.

Chris menghela napas, benar juga. Yoon bahkan belum menjawab ajakannya, lalu kenapa ia bisa dengan percaya diri berpamitan pada ibu Yoon?

Selesai menghabiskan sup, Chris pamit pulang. Ia harus segera tiba di rumah sebelum jam tiga sore.

***

Kyungsoo masih duduk terdiam di dalam mobilnya, ia membiarkan Freya berada di rumah itu bersama tantenya. Sepertinya Tuhan sedang menguji keteguhannya, tetapi detik itu juga Tuhan menyelamatkannya.

From : Christian Park
Jemput aku sekarang, aku sudah akan tiba 2 stasiun lagi.

To : Freya
Aku pulang, temanku sudah datang. Bye. Have fun.

Kyungsoo menginjak pedal gas mobilnya sedikit lebih dalam, pikirannya berkecamuk dan tidak dapat sinkron dengan hatinya. Sungguh ini moment paling sial baginya. Mungkin memang lebih baik dia menjemput Chris dari stasiun dan berkumpul bersama yang lain, daripada harus terjebak dalam rumah tante dari Freya.

Ada yang aneh dengan Kyungsoo? Jelas, Chris mengetahui itu sejak tadi. Gerak-gerik Kyungsoo yang mencurigakan seperti ini malah mengundang tanya, dia habis bertemu apa sampai menampilkan ekspresi bersyukur bisa menjemputnya.

"Kau habis bertemu setan apa sampai menghela napas berulang kali?" tanya Chris.

"Aku, bertemu setan yang lebih menyeramkan daripada teror Pinkan padamu dahulu." jawab Kyungsoo.

Chris mengernyit heran, kenapa juga harus fangirlnya. Ah, omong-omong bagaimana kabar si makhluk ajaib itu ya? Mungkin akan terjawab nanti.

"Kau, bagaimana dengan pasangan prom nanti? Apakah sudah ada berita bagus?" tanya Kyungsoo mengalihkan.

"Sudah, setidaknya ibunya tahu aku yang akan menjemputnya." jawab Chris.

"Syukurlah, setidaknya kau tidak terlihat mengenaskan." ledek Kyungsoo lalu tertawa.

"Yaa... Puaskan saja tawamu, setidaknya aku bukan kaum gagal move on." sahut Chris tak mau kalah.

***

Tiba di rumah, hanya ada sang mama yang menyambutnya. Sejujurnya membuat Chris sedikit senewen. Apalagi partner cekcoknya belum pulang sekolah, sungguh membosankan jika dirasa-rasa. Iseng, Chris memilih chat dengan Yoon. Hitung-hitung melakukan pendekatan dengan partner promnya. Tetapi belum juga Chris mengirimkan chatnya, Kookie memanggilnya dengan suara tiada terkira. Apakah rumah telah berubah menjadi hutan sejak ditinggal oleh Hobie dan dia? Entahlah. Chris memutuskan untuk keluar. Dan Ddaeng, sosok yang disebut oleh Kyungsoo saat menjemputnya tadi sedang duduk manis di ruang tamu. Damn, melihat tawa Kookie yang lepas sepertinya hal ini memang sudah di rencanakannya.

"Brengsek..." desis Chris.

"Hai kak." sapa Pinkan.

"Oh, hai..." jawab Chris kaku.

"Gimana bang kabar kak Yoon? Kapan dibawa kesini?" celetuk Kookie.

Wajah Pinkan pias, tunggu. Apakah ini bagian dari cara Kookie memberitahukan bahwa Chris tidak pergi ke prom dengan gadis penyuka warna pink tersebut.

Mengabaikan pertanyaan tidak penting Kookie, Pinkan langsung menanyakan dengan siapa Chris pergi ke prom.

"Kak Chris pergi ke prom dengan siapa?"

"Dengan teman kampus, kebetulan kami juga satu angkatan." jawab Chris enteng.

Merah padam wajah Pinkan, Kookie malah ikut mengompori.

"Kak Yoon diajak kesini kan nanti bang kalau abis prom?"

Chris mengendikkan bahu, sungguh benar-benar tidak tahu apakah bisa membawa gadis itu ke rumahnya. Memilih meninggalkan dua makhluk tersebut yang sudah kedatangan makhluk lainnya, karena sepertinya mereka akan kerja kelompok.

Di ruang makan, Chris justru dikagetkan oleh sang mama. Tersenyum jahil dan malah duduk berhadapan dengan anaknya.

"Jadi? Abang udah punya gebetan berapa?" tanya sang mama iseng.

"Bukan gebetan ma, cuma temen prom. Kebetulan satu sekolah juga dan dia satu fakultas sama Chim."

"Ah, padahal mama berharap dia jadi pacar kamu. Ck, penonton kecewa." beranjak meninggalkan Chris sendiri.

"Dia cantik kan ma?" taya Chris sembari menunjukkan fotonya dengan Yoon.

Sang mama meneliti dengan saksama, tersenyum dan lekas berlalu dari hadapan anaknya tanpa memberi respon yang berarti.

"Kamu bayar dukun berapa bang?"

Chris melongo, mamanya benar-benar mengujinya. Tunggu saja, Chris akan membawa gadis itu ke rumah setelah acara prom selesai.

Tunggu prom saja ma, akan Chris kenalkan gadis itu dan membuat kalian tercengang.

***

.
.

Katanya temen bwang, lah kok mau dibawa ke rumah?
Huhuhu, Dio bertemu siapa kah?

Aku enggak pernah bosan mengingatkan klean untuk berbagi kritik dan saran terhadap cerita ini. Feedback dari kalian beneran berdampak kepada kami orang..

Mohon bantuannya untuk koreksi typo.

Akhir kata,
Byeee

Jakarta, 10 Januari 2019
Bianne205

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro