13 - Haruman

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Mengingat besok malam adalah malam prom, jadilah kini kami -aku dan Kyungsoo- belajar mendekatkan diri kepada partner prom kami. Sebut saja Barbie Annabelle dan Snow White. Saat makan malam kemarin, baik aku atau Kyungsoo sudah sepakat sesuatu hal. Hari ini kami sedang dalam menjalankan misi. Jadilah sekarang aku menunggu putri salju yang sedang membantu neneknya membawa barang-barang yang akan dibawa ke festival.

"Maaf lama." ucap Yoon Ji tanpa getaran nada permintaan maaf yang sungguhan.

"Tak apa. Jadi, apakah kita bisa berangkat sekarang Min Yoon Ji?" tanya Chris lembut.

Yoon Ji mengabaikan pertanyaan Chris. Sedikit menggerutu dengan tingkah mantan ketua OSISnya dahulu dan sekarang adalah teman satu jurusan kuliah, double Ddaeng. Yoon Ji memilih lekas masuk ke dalam mobil Chris dari pada menanggapi pertanyaan tak penting partner promnya.

Chris yang posisinya masih di luar hanya tersenyum geli melihat Yoon Ji salah tingkah atas pertanyaannya. Segera Chris menyusul Yoon Ji masuk ke dalam mobil, masih bisa ia lihat Yoon Ji yang kesal. Untuk mengurangi kecanggungan antara mereka, Chris memilih menyalakan musik. Lagu dari Mixtape Agust-D menjadi pembukanya. Tanpa diketahui oleh Yoon, Chris melihatnya mengetuk-ngetukkan sepatu tanda ia menikmati musiknya. Selesai memastikan snow whitenya nyaman, Chris menjalankan mobilnya.

Sepanjang jalan, baik Yoon atau Chris tidak ada yang membuka suara. Tidak ada tanya kemana mereka mau atau akan pergi atau bagaimana. Entahlah, semua terasa rumit jika dilihat. Ponsel Chris berbunyi tepat saat lampu lalu lintas berganti warna menjadi hijau.

"Yoon, tolong angkat telponnya." ucap Chris.

Yoon mengambil ponsel Chris, nama Do Kyungkyung tertulis jelas.

"Halo..." ucap Yoon.

"Wei, kau jadi tidak perginya? Aku menunggu dari tadi, kau malah asyik-asyik sibuk yang lain." omel Kyungsoo.

"Maaf, Chris sedang menyetir." jawab Yoon singkat.

Ada hening beberapa detik setelahnya, lalu Kyungsoo merubah caranya berbicara.

"Hmm... Yoon, apakah kau memang berencana pergi dengan Chris?"

"Menurutmu bagaimana tuan Do Kyungsoo? Apakah aku harus menjawab sebuah pertanyaan yang sudah jelas jawabannya?" tandas Yoon.

Chris menahan tawanya, dia tidak bisa membayangkan bagaimana ekspresi Dio di seberang telpon. Dengan sedikit perlahan, Chris meminta Yoon menyerahkan ponselnya.

"Yo Nyuk?"

"Sialan, cepat ke rumah. Aku butuh bantuanmu." ujar Dio sedikit berteriak.

"Hey hey hey... Calm down bro... What's happen?"

"Sudah cepat kemari, atau ku acak-acak koleksi fotomu." ancam Dio.

"Dasar lelaki lemah tukang ancam." desis Chris sembari menutup telpon dari Dio.

Chris langsung mengarahkan mobilnya menuju rumah Dio. Sialan memang pawangnya Annabelle itu, mengganggu orang mau pendekatan. Dengan berat hati, Chris mengajak Yoon pergi ke rumah sahabatnya. Tetapi sepertinya hal itu mampu membuat Chris lebih frustasi jika ia tahu, perempuan yang dia sebut Barbie Annabelle tersebut ada di rumah sahabatnya sepagi ini. Kali ini pandangannya jatuh kepada Yoon yang sedang asyik mengedit foto di ponselnya. Ya, dia tahu Yoon menyukai fotografi seperti Agust, hobi yang sama bukan dengannya, maka sudah dipastikan ia bisa mengajak Yoon pergi berburu keindahan alam bersamanya.

Crek

Chris mengambil gambar Yoon yang sedang serius. Koleksi foto Yoon di ponselnya sudah banyak, bahkan cukup untuk dibukakan pameran jika Chris mau.

"Hmm... Yoon, kita ke rumah Kyungsoo dahulu ya. Sepertinya ada sesuatu yang sangat darurat sampai dia seperti tarzan tadi." ujar Chris.

"Yaa... Asalkan aku bisa dapatkan buku yang aku mau." jawab Yoon.

"Siap tuan puteri." jawab Chris semangat.

Yoon hanya mampu membuang wajahnya, ia tidak ingin Chris tahu perlakuannya membuatnya blushing. Sungguh harusnya ia tidak mengiyakan permintaan Chris menjadi partner promnya. Degup jantung Yoon menjadi lebih gemuruh tanpa ia sadari.

***

Tiba di rumah Do Kyungsoo, sahabat terkampret yang pernah dimiliki Chris seumur hidupnya. Pemandangan mengesalkan langsung ia dapatkan. Haruskah sepagi ini ia menemui Barbie Annabelle di rumah sahabatnya? Sungguh ini sangat membuatnya nyaris tertawa saat ia ingat bagaimana Dio memintanya segera ke rumah.

"Selamat datang Park Christian Jimin dan Min Yoon Ji. Ah, kalian habis kencan ya. Uuuhhhh pasti menyenangkan." oceh Freya.

"Dimana Kyungsoo?" tanya Chris ketus.

Freya langsung membuka pintu rumah Kyungsoo lebar-lebar. Mempersilahkan Chris dan Yoon masuk. Membimbing mereka untuk duduk di ruang tengah, sayangnya Chris langsung melangkah ke kamar Kyungsoo.

"Yo... Kau punya ART baru?" tanya Chris sedikit berteriak.

Freya mendengar ucapan Chris, sungguh ia ingin memenggal kepala sahabat Dio tersebut. Ia menoleh menatap Yoon yang sedang asyik membaca majalah bisnis milik bunda Kyungsoo. Berjalan perlahan, ia duduk di sebelah Yoon. Sejujurnya Freya tidak begitu mengenal Yoon Ji secara personal, ia hanya tahu gadis pendiam ini adalah si jenius penerus kakaknya.

"Yoon, kau mau minum apa?" tanya Freya berusaha ramah.

"Apa saja asal tidak merepotkanmu." jawab Yoon lalu mengalihkan pandangannya pada majalah.

Freya yang mendapat jawaban demikian dari Yoon sedikit bergidik. Ternyata nada suaranya mampu membuatnya segan sekaligus takut.

"Ok, tunggu sebentar." sahut Freya lalu pergi.

Lain kisah dengan Kyungsoo dan Chris, dua makhluk itu sedang berdiskusi alot tentang besok malam. Tetapi kali ini Chris meminta penjelasan kenapa makhluk ajaib bernama Freya Dupont berada di rumah sahabatnya. Sepertinya ini akan lama.

"Jadi bisa kau jelaskan dahulu kenapa boneka barbie Annabellemu ada di rumah ini, yang terhormat Do Kyungsoo?" tanya Chris.

Kyungsoo menghela napas frustasi, ia bingung harus dari mana menjelaskan kronologi bagaimana makhluk itu ada di rumahnya sepagi itu. Haruskah ia menjelaskan dari Freya tiba-tiba saja masuk ke dalam kamarnya? Tidak-tidak, bahaya.

"Hmm... Aku bingung harus cerita dari mana. Intinya, dia tiba-tiba sudah muncul di rumah ini. Sepertinya Bunda terlalu banyak memasang dupa, hingga ia bisa terpanggil." jawab Kyungsoo ngawur.

Plak... Bugh...

Tangan Chris kali ini mampu membuat pukulan mematikan untuk Kyungsoo. Mungkin sudah sebal ia mendengar jawaban ngawur sahabatnya.

"Tolong, kau harus remedial kebohonganmu Do Kyungsoo. Jika belum pandai berbohong, jangan sekali-kali menipu." jawab Chris lalu meninggalkannya di kamar.

"Ya ya ya, aku akan beritahu kenapa satu orang itu ada disini." ucap Kyungsoo putus asa.

Dimulailah cerita awal mula kenapa Barbie Annabelle milik Do Kyungsoo muncul di rumahnya. Chris terpingkal saat Dio menyangka tangan Freya adalah tangan sang Bunda. Kyungsoo menceritakan semuanya, runut tanpa instrupsi Chris. Jadilah kini, Park Christian Jimin tertawa terpingkal karena ceritanya. Sejujurnya sangat lucu jika diingat dengan saksama.

"Sudah Chim, jangan kau tertawa terus. Kau kenapa bisa kesini dengan Yoon?" sela Kyungsoo.

"Ya tentu saja bisa, aku harusnya mengantarnya ke toko buku jika tidak ada tarzan yang tadi menelponku." jawab Chris kesal.

"Oh oh oh, apakah aku mengganggu jadwal kencanmu dengan Yoon? Oh, maafkan hamba wahai tuan peri." ujar Dio drama.

Chris melempar bantal tweety buluk ke arah Dio, yang dia berani bertaruh bahwa itu adalah salah satu peninggalan mantan guru sekaligus mantan kekasih Do Kyungsoo.

"Sudah, aku pamit. Lagi pula salah kau sendiri tidak tegas terhadap Freya." ujar Chris berlalu.

"Yaaa... Kau belum saja jatuh terbalik sepertiku ini. Awas kau jika galau karena dia. Akan ku sebarkan semua koleksimu." ancam Dio lagi.

"Hush hush, segera enyah kau dari sini. Lekas pindah, dan ingat jangan berteman asal. Takut-takut ternyata panda yang kau temani." ujar Chris terbahak.

Chris meninggalkan Dio yang masih teriak-teriak. Bundanya tidak ada, jadilah ia seperti tarzan sekarang. Di ruang tengah, pemandangan unik tersaji di depan mata Chris. Freya duduk dengan tak tenang di dekat Yoon, sedangkan Yoon diam bergeming tanpa minat mengajak Freya bicara.

"Ayo lekas, katamu itu buku limited edition." ajak Chris.

Yoon segera beranjak dari duduk, meninggalkan Freya yang masih sungkan terhadap Yoon. Dengan sopan, Yoon pamit undur diri begitu pun dengan Chris. Tepat saat mereka akan melangkah meninggalkan ruang tengah, Dio memanggil Chris.

"Chris, bagaimana kalau aku dan Freya juga ikut. Kebetulan aku butuh buku pendamping selama disana." ujar Dio.

Baik Yoon ataupun Chris hanya diam, tidak menjawab persetujuan atau penolakan. Tetapi jika dilihat, mereka atau lebih tepatnya Dio sudah secara tidak langsung memaksa mereka menjawab iya.

***

Suasana canggung terasa di kursi belakang, Freya dan Yoon yang kini duduk bersebelahan mampu menimbulkan hawa dingin dan panas secara bersamaan. Chris yang merasa bahwa Freya gugup semakin tertawa dalam hatinya. Dio adalah penanggung jawab jika nanti sifat manja Freya kambuh saat mereka jalan.

"Kau, melanjutkan kuliah dimana Fre?" tanya Chris.

"Oh, aku kembali ke Prancis. Ayahku dan Ibu sudah disana sejak sebulan yang lalu." jawab Freya.

"Wah, jauh sekali ya. Tidak mau kuliah disini saja?" tanya Chris.

"Tidak, sepertinya akan menyenangkan jika aku bisa dekat dengan mereka lagi." jawb Freya sedikit pelan.

"Ya, memang akan lebih menyenangkan dekat dengan orang tua. Toh, itu akan menjadi penyemangat sendiri bagimu." ujar Yoon.

Freya menoleh, masih tidak menyangka Yoon akan berkata demikian. Tetapi ketika ia ingin memastikan, gadis itu sudah sibuk memantau ponselnya.

Tibalah mereka di kawasan perbelanjaan yang dituju. Mereka langsung berpencar sesuai dengan tujuannya. Chris? Tentu saja menemani Snow Whitenya menuju toko buku. Sedangkan Dio berjalan sendiri menuju toko penjual aneka merchandise penyuka Anime. Freya? Sudah tenggelam diantara toko make up dan baju yang sedang menggelar diskon besar-besaran.

"Kau, tidak pergi mencari sesuatu?" tanya Yoon.

"Aku? Tidak, besok saja." jawab Chris singkat.

Yoon mengangguk paham, mereka menyusuri pedestrian. Sesekali melihat etalase besar yang menampilkan banyak pilihan untuk singgah. Toko buku yang Yoon maksud berada di ujung jalan, memang bangunannya terkesan klasik dan kuno, tetapi percayalah disini Chris mengetahui bahwa hal sederhana dan tak mahal bisa membuat orang bahagia.

"Selamat datang..." sapa seorang gadis manis.

Yoon tersenyum, senyuman yang baru kali ini Chris lihat sangat hangat dan ramah.

"Ah, kak Min Ji. Kali ini kau tidak sendirian lagi. Aku senang melihatnya." ujar gadis itu jujur.

"Perkenalkan, dia teman kuliahku. Namanya Chris." ujar Yoon kepada gadis tersebut.

"Kau yakin hanya teman?" tanyanya usil.

Chris tersenyum lalu mengulurkan tangan untuk berkenalan.

"Namaku Christian Park. Senang bertemu denganmu..."

"Aku Kintan, senang bertemu denganmu." serobot Kintan.

Chris tersenyum, memang benar Yoon dikelilingi orang-orang yang ceria dan hangat. Sepertinya menyenangkan berkeliaran di sekitar Yoon.

"Kau sering kesini?" tanya Chris.

"Kadang, jika memang ada buku bagus tetapi harganya kurang cocok denganku."

"Disini pasti menyenangkan ya, kau bahkan sampai hapal letak rak buku baru." kelakar Chris.

"Dahulu aku bekerja seperti Kintan, makanya aku ingat letak tempat ini." ujar Yoon.

Chris berdiri mematung, Yoon pernah bekerja paruh waktu di toko ini? Sungguh masa mudanya penuh dengan kegiatan. Berbeda dengannya yang hanya sibuk sesekali dengan urusan organisasi saja.

"Kau masih mau disana?" tanya Yoon.

Chris segera melangkah menghampiri Yoon yang sudah membawa beberapa buku. Sepertinya untuk pengantar kuliah. Ternyata di waktu senggang Yoon lebih memilih berteman dengan buku.

"Kak, ini buku yang kau pesan kemarin. Dan anggap ini hadiah dariku karena kakak berhasil masuk di kedokteran." ujar Kintan.

"Akan aku bayar, kau tak perlu memberiku hadiah seperti ini Kintan. Dengan kau menyimpannya sampai ku ambil itu sudah sebuah hadiah untukku." jelas Yoon.

"Tapi..."

"Aku saja yang bayar, anggap ini hadiah perkenalan denganmu dan toko buku ini." ujar Chris menengahi.

Kintan segera memproses pembayaran buku tersebut, mengabaikan tatapan Yoon yang menyuruhnya agar tak menghitungnya. Sayang, pesona Chris berhasil mematahkan ketajaman mata Yoon bagi Kintan.

***

Mereka bertemu kembali di restoran, Yoon dan Chris sudah duduk bersebelahan. Pesanan mereka juga sepertinya belum datang. Kyungsoo dan Freya datang dengan keributan kecil, yang mungkin jika dilihat orang biasa itu adalah keributan sepasang kekasih. Sayangnya, bukan.

"Kau, harusnya menjemputku. Lalu mengajakku ke sini bersama. Bukan malah seperti ini, masih bagus aku tidak hilang." omel Freya.

"Baguslah kalau kau hilang, aku turut bahagia." sahut Kyungsoo enteng.

Merasa ditatap aneh, Freya langsung menoleh pada Chris. Kyungsoo sudah duduk manis berhadapan dengan Chris, sedangkan Yoon masih asyik membaca buku. Freya dengan terpaksa menyeret kakinya ke kursi kosong yang berhadapan langsung dengan Min Yoon Ji.

"Kalian sudah pesan?" tanya Kyungsoo.

"Sudah, kau pesanlah segera." jawab Chris.

Kyungsoo segera memesan. Chris memperhatikan dengan saksama, sepertinya Kyungsoo sudah benar-benar move on dari istri orang. Memesan menu yang mana harusnya cukup dia saja tidak perlu mempedulikan Freya.

Freya duduk dengan kesal, wajahnya dialihkan menatap jendela. Pemandangan dari restoran ini memang menenangkan. Suasana hening, setiap orang sibuk dengan dirinya sendiri. Hingga pesanan mereka semua tiba, hanya Kyungsoo dan Chris yang berisik membahas hal-hal yang Freya atau Yoon tidak mengerti.

"Omong-omong, apakah kau sudah mendapatkan gaun yang akan dipakai besok?" tanya Chris pada Freya.

"Oh tentu sudah, bunda merekomendasikan beberapa gaun. Tetapi aku hanya akan memilih gaun yang dipilihkan Dio. Gaun yang aku beli saat pertama kali bertemu Dio akan kupakai di acara lain" jawab Freya tersenyum senang.

"Wah, sejak kapan Kyungsoo peduli pada model gaunmu Fre. Ah aku jadi penasaran gaun seperti apa yang direkomendasikan Kyungsoo." ujar Chris sembari menatap Kyungsoo.

Kyungsoo mengabaikan tatapan jail Chris, memilih menghabiskan makan siangnya. Kini giliran Yoon yang ditanya oleh Freya.

"Kau Yoon, sudah menemukan gaun yang pas? Temanya kan negeri dongeng."

"Sudah, mudah saja." jawab Yoon singkat.

Selesai acara makan siang mereka, ponsel Kyungsoo berdering.

"Halo Bun..."

"Okay, nanti ku ajak mereka semua." jawab Kyungsoo lalu mematikan sambungan telpon.

"Nah, mari kita pulang." ajak Kyungsoo.

***

Sesampainya di butik milik bunda Kyungsoo, Yoon menatap bingung kepada Chris. Menanyakan apa maksudnya membawa ketempat tersebut. Chris hanya mampu mengendikkan bahu.

"Ah, anak-anak bunda sudah datang. Ayo masuk." ajak bunda Kyungsoo.

Kyungsoo mempersilahkan semuanya masuk dan langsung menuju lantai 2, ruangan yang memang khusus bagi tamu pemilik.

"Nah, kalian tunggu disini dahulu. Aku dipanggil bunda." ujar Kyungsoo.

Chris keluar ruangan karena menerima panggilan telpon, tinggal Freya dan Yoon yang duduk saling membelakangi. Pemandangan tersebut tidak luput dari pengamatan Kyungsoo dan Chris yang sudah selesai dengan urusannya.

"Mereka lucu ya, seperti tidak kenal. Padahal ternyata mereka dahulu satu kelas." ujar Chris.

"Perbedaan dunia." jawab Kyungsoo.

"Kalian sedang apa? Cepat masuk, bunda sama mama mau memberikan kalian rekomendasi." perintah bunda Kyungsoo.

Mereka masuk bersamaan. Freya langsung berdiri tegap memberikan kesan anggun, Yoon juga demikian adanya namun lebih condong menunjukkan kesantunannya.

"Yang ini pasti Min Yoon Ji, ah ternyata kau sangat cantik." ujar mama Chris sembari menggaet lengan Yoon.

Yoon hanya mampu tersenyum, pemandangan tersebut menjadi sebuah hal yang menyenangkan untuk disaksikan. Chris hanya mengulum senyum, sebenarnya ia tidak ada niatan mengenalkan Yoon secepat ini, tetapi sepertinya cupid-cupid sedang berkonspirasi.

"Nah, kalian apakah sudah menemukan dresscode yang cocok dengan prom besok?" tanya Bunda.

"Aku sudah, malah Kyungsoo sendiri yang merekomendasikannya." jawab Freya.

"Cerita mana yang kau ambil Yo?" tanya Bunda.

"Entah, aku tidak begitu yakin. Sepertinya Cinderella atau Aurora." jawab Kyungsoo.

"Kalau kau Yoon, apakah sudah menemukan akan menggunakan dresscode apa?" tanya mama.

"Kalau tidak Mulan mungkin Snow White. Mengingat rambutku pendek jadi mungkin aku memilih Snow White saja." jawab Yoon.

Dengan demikian sudah diketahuilah dresscode yang akan mereka gunakan. Menunggu giliran, Yoon digiring ke kursi dekat kaca yang menampilkan pemandangan jalan yang sedikit ramai karena menjelang jam pulang kantor. Obrolan yang menurut Kyungsoo dan Chris lebih mirip sesi introgasi.

"Kau sudah memberitahukan Yoon ya ke mama?" tanya Kyungsoo.

"Ya tentu saja, kau tidak tahu kan kalau semua orang rumah menantangku untuk membawanya ke rumah besok." jawab Chris.

Kyungsoo menatap Chris tak percaya, tetapi jika melihat dari kesungguhan matanya ia percaya. Benar-benar patut di apresiasi kesungguhan Chris kali ini. Kyungsoo mengalihkan pandangannya pada dua perempuan lain yang sedang sibuk dengan urusan gaun, berbanding kebalik dengan dua perempuan yang sedang asyik mengulik resep masakan di sudut ruangan yang sama.

"Dio, bagaimana penampilan Freya?" tanya bunda.

Semua mata menatap Freya, cantik. Semua mata menatap kagum pada Freya.

"Wah, cantik sekali. Harusnya kamu berhasil membuat Dio move on ya. Syukur-syukur kalian benar pacaran." jawab mama.

Kyungsoo langsung mengalihkan pandangan matanya, dia seperti bosan mendengar kata-kata harus move on yang sering terlontar dari orang terdekatnya.

"Sudah-sudah. Sekarang Yoon coba gaun yang itu." titah Bunda.

Yoon mengangguk, pergi ke ruang pas. Sedangkan Freya sudah berpose dengan kamera ponselnya. Chris dihampiri oleh mama, ibu dan anak tersebut terlihat sedikit menjauh. Sepertinya ada yang penting.

"Dia adik dari Agust kan? Yang temannya bang Hobie?" tanya mama.

"Iya, dia juga satu jurusan dengan Chim ma. Kenapa?"

"Enggak apa, ya sudah nanti kalau masih sempat ajak ke rumah ya. Bang Hobie sudah di rumah tadi." jawab Mama.

"Sepertinya tidak bisa ma, besok saja ya kalau masih sempat. Terlalu sore, apalagi besok Yoon harus kesini dahulu untuk di make up oleh paduka ratunya Kyungsoo." ujar Chris.

"Hmm... Baiklah, mama pulang dahulu ya. Jangan lupa fotokan dia saat nanti sudah pakai dressnya." titah mama.

Chris mengacungkan ibu jarinya, sang mama pamit undur diri. Kini tinggal mereka bertiga, bunda sedang sibuk membantu Yoon memakai gaunnya.

"Yeah, the snow white in the reality. Please give her applause." ujar bunda.

Yoon keluar dari ruang ganti, tidak banyak tambahan. Hanya bando merah yang tersemat di kepalanya. Menambah kesan bahwa ia memang sang putri salju dalam dunia nyata. Chris sampai lupa berkedip sepertinya, ia menatap takjub pada perempuan bernama Min Yoon Ji tersebut.

"Cantik ya, aduh seneng deh bunda dandaninya. Nah, besok kalian sudah harus disini dari jam dua siang ya. Tidak terima protes." ujar Bunda.

Mereka semua mengangguk, pamit undur diri. Mengingat waktu sudah cukup sore sekali dan Chris harus segera mengantarkan Yoon pulang.

Selama perjalanan menuju rumah Yoon yang lumayan jauh, sepi menemani perjalanan mereka. Ditambah jalanan yang sedikit macet. Selama perjalanan itu pula Yoon tertidur, mungkin ia kelelahan karena satu hari ini berjalan kesana kemari. Apalagi tadi akhirnya mereka makan setelah dari butik milik bunda Kyungsoo. Chris rasanya sangat bersyukur jalanan macet.

Memasuki daerah tempat Yoon tinggal, Chris melajukan mobilnya perlahan. Ia akan berbuat curang kali ini. Menikmati sedikit wajah tenang milik Yoon Ji, yang mungkin bisa menjadi khayalan indahnya sebelum terlelap nanti. Entah terlalu lelah atau memang Yoon Ji tipikal orang yang sangat mudah lelap, ketika kursi di rendahkan sedikit agar Yoon lebih nyaman tidurnya, ia sama sekali tidak terusik.

Chris mematikan mesin mobil, ia menatap Yoon yang masih pulas berselimutkan jaket tebal miliknya. Sungguh pemandangan yang jarang dilihat oleh Chris. Perempuan itu, yang membuat dunianya berbeda sejak hari itu. Hari mereka melakukan psikotes dan berakhir esok di malam prom.

Kling

Notifikasi dari aplikasi instagramnya membuat suara gaduh. Yoon bergerak sedikit dan membuka matanya perlahan.

"Oh sudah sampai ya."

Chris hanya mampu mengangguk dan tersenyum. Yoon langsung merapikan barang bawaannya.

"Chris terima kasih sudah mau di repotkan, terima kasih untuk hari ini." ujar Yoon lalu membuka pintu.

Tepat saat Yoon akan memasuki rumah, Chris sedikit berteriak.

"Good night Min Ji, senang melihatmu tersenyum hari ini."

Yoon hanya mengangguk lalu bergegas masuk, mengabaikan Chris yang masih berdiri di depan jalan rumahnya.

***

.
.

Annyeong, Bian imnida..
Mian, kalau kurang greget. Maklum nulisnya aja harus segala memantau 7 lelaki kesayangan A.R.M.Y agar memastikan bahwa di cerita ini Jimin masih ada di jalurnya.

Ingat, tinggalkan jejak kalian disini..

Byebye

Jakarta, 12 Januari 2019
Bianne205

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro