.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tak
Tak
Tak
Tak

Langkah kaki ku berjalan menyusuri lorong di sebuah gedung tua. Mencoba mencari petunjuk dari beberapa kasus gantung diri disini

"Menyebalkan! Kenapa harus ada kasus ini lagi sihh!!"geruti kesal
"Hah ! Apa bagusnya menjadi seorang inspektur polisi bila hanya aku saja yang menangani kasus ini sendirian"

pyarrr!!!

Langkahku terhenti saat mendengar suara asing di telingaku. Tak mau membuang waktu aku segera menyusuri semua lorong berusaha mencari ke sumber suara dan pada akhirnya

"Ketemu"gumamku pelan saat aku melihat seseorang yang tengah berdiri dengan pakian serba hitam dan pecahan kaca yang ia genggam

"Hey hentikan itu! Apa kau sudah tidak menyayangi hidupmu lagi!" Ucapku berusaha menghentikan sosok itu yang berusaha mengakhiri hidupnya dengan pecahan kaca yang sedari tadi ia pegang.

'Hiks hiks hiks'

Isakan tangis perlahan terdengar darinya .

Seorang wanita? Batinku

Perlahan aku mulai mendekatinya dan merangkulnya

"Kau benar hiks. Harusnya aku tidak melakukan ini hiks hiks. "Pintanya yang diiringi isak tangis

"Sudahlah! Ini bukan cara yang benar nyonya !"

Hening! Tiada kata kata yang keluar dari bibirnya . Bahkan isak tangispun tak lagi terdengar olehku.

Perlahan aku mencoba membalikkan badanya menghadapku. Karena ku rasa kondisinya kini sudah mulai tenang. Saat sudah berhasil aku mencoba untuk meneliti siapa wajah wanita ini. Tapi ia malah menunduk tanpa mau menatapku sedikit pun

Ia merosotkan badannya dan bersimpuh dengan kepala yang masih tertunduk . Akupun mencoba untuk menyetarakan tinggiku dengannya

"Nyonya! Lebih baik kita keluar dari tempat ini!"pintaku pelan

"....."

"Nyonya?"

"Kau yoongi bukan?"kata kata yang keluar dari bibir wanita itu membuatku sangat kaget

Bagaiman bisa dia mengenaliku? Batinku

"Ah iya . Kau tau dari mana ?"tanyaku binggung

"Aku sudah lama menunggumu! Kenapa kau baru datang hah!! Kenapa? hiks kenapa? hiks" ia memelukku erat dan memukulli dada bidangku

Ada apa dengan wanita ini ? Apa dia sudah gila? Batinku

"Nyonya ayolah disini sangat tidak baik untukmu!" Pintaku agak tegas sambil berusaha menghentika aksi wanita ini

"TIDAK" ia berteriank sangat kencang. Lalu kembali mengambil serpihan kaca dan menggenggamnya erat yang membuat tangannya penuh dengan darah

"Ahh- nyonya!! APA YANG KAU LAKUKAN ? CEPAT BUANG BENDA ITU!!!" teriakku tapi ia tak menghiraukan ku. Ia malah berlari mendekatiku dan ..

Srakkk!!!

Satu goresan telah berhasil menyobek jaket kulitku bahkan aku bisa merasakan perih di lengan ku

"HEY!!!! Apa yang kau lakukan wanita gi*a?" Tanyaku dengan langkah mundur sambil merogohi kantung ku mencari pistol kesayangan milikku

"Apa kau mencari ini sayang?"ia menyodorkan sebuah pistol dan ya! Itu adalah pistol milikku. Whoa?? Kurasa aku sangat lengah kali ini??!*

"Ba- bagaimana bisa?? "Tanyaku tanpa berhenti melangkah mundur

"Hah! Aku kira kau itu jenius. Ternyata tidak! Lebih tepatnya kau itu bodoh sayang?" Ia mengeluarkan suara sinis kepadaku dan masih mencoba untuk mendekatiku

"Letakkan benda itu! Atau tidak..."omonganku terpotong oleh wanita ini

"ATAU TIDAK APA HAH!!!!. APA KAU AKAN MEMBUNUHKU HAH!!!

tapi sebelum itu terjadi aku yang akan lebih dulu menghabisimu. Hahahaha"

Aku masih berusaha untuk setenang mungkin. Mencermati setiap inci dari gerakan wanita ini. Perlahan ia semakin dekat denganku dan menyodorkan pistol ke arah keningku.

Terlihat jelas dari bibirnya ia tersenyum miring. Aku berusaha mendudukkan badanku dan....

"Arghh!"

"Yeah!"aku berhasil membuatnya terjungkal dengan menepis kaki jenjangnya. Dengan cepat aku mengambil pistol milikku kembali dan pergi meninggalkan ia yang masih terjungkal

☆☆☆

"Hyung! Dimana jungkook?"tanya jimin pada seokjin yang tengah masak didapur kesayangannya

"Dia ada kelas tambahan hari ini. Jadi dia pulang telat nanti"jawabnya tanpa menoleh sedikitpun ke arah jimin yang tengah berada di ruang tamu dengan ditemani televisi yang menyala tapi ia sibuk menatap ke arah layar handphone nya

"Oh! Tidakkkk!!"teriak taehyung tiba tiba dari kamarnya. Sontak jimin dan seokjin langsung menuju ke kamar taehyung karena khawatir terjadi apa apa padanya

"Taehyung-ah apa yang terjadi?"tanya seokjin segera menghampiri taehyung yang tengah terduduk dengan tatapan kosong

"....."hening. Tak ada jawaban dari taehyung sedikitpun

"Yak! Cepatlah beritauku!!!!" Bentak jimin yang seketika sebuah jitakan kecil melayang diatas kepalanya

"Bisakah kau tenang hah? "Gerutu seokjin
"Tae ada apa denganmu??"tanya seokjin sembari mengelus pundak taehyung mencoba untuk mengurangi beban dalam benak taehyung

"A-aku ta-takut! Aku takut!"hanya itu yang keluar dari mulut taehyung dan masih dengan tatapan kosongnya.

"Takut? "
"Apa dia masih dalam mimpinya"gumam seokjin pelan saat wajahnya sudah ia palingkan dari taehyung
"Em.. begini! Coba kau jelaskan sedikit demi sedikit pada kami hm?"lanjutnya tanpa berhenti mengelus pundak kekar taehyung.
Dan jimin? Jangan tanyakan dia! Karenabhal yang ia lakukan saat ini hanyalah menatap taehyung tajam mencoba mencari kepastian dari mata taehyung.
Hey! Sadarlah jimin! Tak cukipkah tatapan kosong itu untukmu! Jelas jelas taehyung benar benar terlihat khawatir dan cemas.

"Hiks hiks hiks . Hyung aku takut!" Taehyung segera memeluk tubuh hyungnya seokjin. Sang empunya tubuh pun sangat terkejut melihat tingkah taehyung . Bahkan jimin pun sempat sontak berteriak melihat orang seumurannya ini begitu emosional.

"W-wae? A-ada apa t-tae?"tanya jimin terbata bata seolah tak percaya akan hal yang ia lihat sekarang.

"Katakanlah taehyung . Apa yang mengganggumu hm?"tanya seokjin berusah meneliti orang yang masih setia memeluknya. Dan orang yang baru saja ia balas pelukannya.

"J-jungkook hiks d-dia. Dia dimana hyung?" Tanya nya masih dalam isakan tangis yang sedikit mereda.

"Dia ada di kampusnya. Sedang melakukan kelas tambahan. Memangnya kenapa?"jelas seokjin masih dalam mode menenangkan.

"Huwaaa !!! Tadi aku hiks bermimpi bahwa hiks jungkook dan yoongi hyung mati ditembak hiks hiks huwaaa!!!"

"Ck! Itu hanya mimpi tae! Kau membuatku panik saja!!"
"Sudah hentikan tangisanmu. Kau ini terlihat seperti bocah!" Decak jimin kesal. Kenapa harus kesal? Bukankah hal yang dilakukan taehyung itu adalah hal yang menunjukan rasa khawatir?

"Jimin!"delik seokjin pada jimin . Tapi sang pemilik nama hanya memalingkan wajahnya sembari mempourutkan bibir merahnya
"Sudahlah tae! Kurasa kau agak kurang baik . Istirahatlah dan jangan pikirkan mimpi jahatmu itu"pinta seokjin yang masih berusaha menenangkan orang yang lebih muda darinya.




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro