Tiada Genangan Air Mata

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sesuai apa yang pernah kukatakan sebelumnya ini pembicaraan yang tertunda cukup lama. Alasan aku rela keluar dari kerajaan dan mengikuti Kael, adalah ini. Aku meminta bantuannya.

"Kau bilang akan ada pemberontakan di daerah timur kan? tetapi selama setahun ini, hal itu tidak terjadi dan kakakmu malah menemukan ledakan mana di sana. Terlebih itu ledakan mana akibat ritual pembangkitan raja Iblis. Kalau diambil korelasinya. Pemberontakan itu terkait dengan kebangkitan raja Iblis. Apakah kau pernah bersinggungan dengan hal ini sebelumnya di perulanganmu?"

Aku menggeleng, hanya menghilangnya kak Johan yang sangat aneh.

"Sebenarnya efek ledakan mana terutama dari sihir murni di tubuh manusia itu dapat mengakibatkan kita dikendalikan oleh nafsu iblis itu. Dan mungkin saja, pemberontakan saat itu dikendalikan oleh nafsu iblis yang ingin mengalahkan manusia lain."

Aku merasa otakku tidak sampai tetapi kalau dapat kusimpulkan intinya pemberontakan di Timur yang menewaskan pangeran Ernest adalah ulah pengikut raja Iblis.

"Lalu, kita sudah berhasil mencegahnya. Bagaimana dengan Kematian ayahku? Ia terkena penyakit aneh."

"Apakah kau masih ingat gejalanya?"

"Dia tewas dalam semalam di suatu hari yang tenang."

"Apakah tidak ada tanda-tanda apapun?"

"Tidak ada. Ada kejadian yang penting pun saat kak Johan baru saja pergi ke Barat."

"Barat, bukankah saat ini kakakmu, Willy, ada di sana?"

Aku mengiyakan. Tidak tahu ada gerangan apa yang membuat kak Willy harus ke sana dan bisa dibilang agak lama. Meski ia beberapa kali mengirimkan surat padaku. Dulu awal di sana ia mengatakan tidak dapat mengirim surat padaku, tetapi kini ia malah mengirimkan surat dari sana dan bahkan meminta bantuanku untuk pergi ke timur.

"Tidakkah kau merasa di barat ada sesuatu? Ini sudah setahun lebih untuknya."

Aku mengangguk-angguk setuju. Namun, bukan itu saja highlight dari semua variabel ini.

"Ya, dan pertunangan kak Johan yang dipercepat dari waktu seingatku."

"Mengapa kau membahas itu lagi? Bukankah fokus kita tentang perang?" Kael sepertinya sedikit kesal dengan hal yang kutunjukkan. Ia sudah tahu isi tentang suratnya tetapi aku membahasnya lagi. Aku tidak tahu apakah aku sudah menceritakan soal ini atau belum. Namun, tentang kejadian di salah satu perulanganku.

Kak Johan terlihat tidak mengenaliku bahkan menebasku saat akhirnya aku menemukannya di penyerangan oleh pemberontak waktu itu.

"Sebenarnya ini sangat aneh. Benar-benar aneh."

Kael mencoba berdiri dari kursinya berjalan memutar

"Kau bilang kak Johan tidak mengenalimu, itu tanda seperti dikendalikan, tetapi ia juga bagian dari pemberontak." Dia menjeda sebentar sembari membelakangiku.

"Kalau ia berniat menjadi raja, bukankah ia hanya perlu menjadi raja tanpa sampai membabibuta kerajaannya kan?" Kini Kael menghadapkan tubuhnya ke arah tempatku duduk dan aku mengangguk.

"Katamu, pangeran Ernest tewas di timur karena pemberontakan di timur, dan kita ansumsikan itu berkaitan dengan ledakan mana raja iblis ini dan kejadiannya cukup jauh dengan penyerangan di Istana."

Aku mengedikkan kepala menunggu kesimpulan yang sepertinya sebentar lagi terjadi.

"Itu artinya kak Johan mananya tercemar raja iblis! Oleh karena itu ia dikendalikan."

"Aku dengar kak Johan tidak memiliki mana. Bagaimana bisa mana-nya tercemar?" aku menanyakan hal yang menggangguku, bukankah kondisi mana tercemar itu ada karena sebelumnya memang sudah memiliki mana.

"Aku pikir, itu benar juga. Yang jelas kita hanya dapat menyimpulkan secara subjektif kalau kakakmu Johan dikendalikan kemungkinan besar bangsawan atau luar kerajaan. Dan lagipula pemberontakan itu dari fraksi bangsawan bukan?"

Aku mengangguk, ini sangat aneh sekali. Mengapa bangsawan masih tidak puas ketika pangeran Ernest saja sudah tiada dan ada kak Johan yang bisa menggantikan. Kenapa mereka repot-repot memberontak? dan sampai membuat kak Johan dikendalikan? Apakah benar orang dari luar kerajaan ini yang melakukannya?

"Minnie, aku merasa kedua kakakmu dalam bahaya."

Kali ini Kael menatapku serius. "Kau sudah belajar tentang mendeteksi mana yang tercemar raja iblis bukan?"

Aku mengangguk dengan cepat ketika ia tiba-tiba memegang wajahku.

"Kau harus melihat kakakmu Johan dan menunda selama mungkin pertunangan mereka dengan kerajaan sebelah atau membatalkan pertunangan mereka sampai aku kembali membawa kakakmu Willy."

Aku langsung melotot. Bagaimana mungkin kak Willy yang sekuat itu dikatakan dalam bahaya.

"Yang mereka incar di kerajaanmu ini bukanlah siapapun. Bukan tahta, atau kerajaan. Namun, kakakmu Willy, sebagai seseorang yang bertugas menjaga perisai sihir kerajaan yang tak pernah kemana pun. Kapan terakhir kali kau menerima pesannya?"

Aku teringat terakhir kali ia menghubungiku adalah bulan lalu, ketika ia menanyaiku tentang proses pembersihan di Timur dan tak ada balasan lagi setelahnya.

"Ini, apakah ada kaitannya dengan kebangkitan raja Iblis?" Rasanya air mataku meleleh, tetapi seperti yang diketahui kalau air mataku kering karena kutukan.

Dengan gemetar Kael mengangguk.

Dan itu membuatku tidak karu-karuan. Rasanya makin sesak karena tidak bisa menangis dan Kael tahu itu. Ia kemudian memelukku untuk menenangkanku yang masih dalam suasana emosi yang tertahan karena kutukan.

"Dugaanku raja iblis menginginkan kakakmu Willy sebagai wadah untuk kebangkitan, dan juga kakakmu Johan sebagai alatnya."

Aku membalas pelukan Kael.
"To-tolong, temukan kak Willy dan selamatkan ia."

"Ya, aku berjanji Minnie. Tenanglah."

Butuh waktu agak lama untukku tenang dan aku melepaskan pelukan terlebih dahulu. Rasanya memalukan. Untung aku tidak bisa menangis bisa-bisa aku sudah pasti membuat banyak banjir di lantai ruangan ini.

Setelah itu, besoknya Kael segera mengantarkanku pulang ke kerajaan dengan sihir teleportasinya. Lebih cepat dari sihir sewaktu aku naik kereta kuda. Dan kemunculanku membuat kaget pengawal istana.

Kael tidak mengantarkanku ke dalam, katanya ia akan segera pergi ke barat mencari kak Willy yang tidak pernah menyebutkan desa atau lokasi spesifik ia di mana. Ini menakutkanku.

Untuk pertama-tama aku menemui yang mulia raja dulu. Mengatakan kalau aku sedang mengambil cuti untuk pengabdian ke menara sihir sementara waktu.

Yang mulia raja menyayangiku tetapi juga tentu tidak sepeduli itu untuk menanyaiku alasannya. Bahkan beliau sendiri tidak tahu kalau aku di sana tinggal berdua saja dengan seorang laki-laki.

Ia mengizinkan dan memberitahuku sekali lagi pertunangan yang akan dilaksanakan minggu ini antara kak Johan dan Putri Isadora van Osria anak Duke dari kerajaan Elegor.

Kak Johan tentu dilarang pergi ke mana pun. Aku pun menemuinya di kamarnya.

"Oh, adikku tersayang."

Berbeda dengan kak Willy, template panggilannya berbeda. Kak Johan kerap kali memanggilku yang tersayang.

"Apakah kakak tidak ingin melaksanakan pertunangan ini?" tanyaku sembari melihat-lihat kondisinya. Aku tidak melihat tanda-tanda ada mana yang tercemar pada kak Johan.

"Bukannya tidak ingin, tetapi aku merasa belum siap. Bahkan kakak kita Ernest saja belum memilih putri mahkotanya. Sedangkan aku dituntut untuk bertunangan. Umurku saja masih 21 tahun."

Aku terdiam dengan umur seperti itu. Bukankah itu umur yang cukup bahkan untuk menikah. Namun, aku teringat dengan hal yang harus kulakukan.

"Mungkin kita bisa menundanya sampai bulan depan?" tawarku, dan itu membuat kak Johan bertanya-tanya padaku. Aku tidak bisa membatalkan pertunangan ini karena ini menyangkut kerajaan. Namun, untuk menunda itu masih bisa dilakukan sampai Kael bisa menemukan dan memastikan keamanan kakakku Willy.

"Mari kita lakukan liburan persaudaran."

"Eh?!"

~
1102 kata
ada plothole :( seperti sebelumnya kupanggil ia Juliana. tetapi kuganti jadi isadora.

dan lagi timeline kejadian kejadian di ingatan si minnie acakadut. hiks

nanti deh habis mwm kucek lagi

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro