FAT

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Fat
By FikiVidia_21
🍑🍑🍑


Hai, namaku Deolinda. Memang namaku cantik berbanding terbalik dengan

Fisikku yang bisa dibilang fat. Membuatku selalu menjadi bahan olokkan orang. Entah itu tetangga, teman, bahkan keluargaku sendiri. Aku selalu bertanya-tanya, apa salahnya gendut? Apa salahnya? Apa semua orang harus good loocking? Tuhan tak pernah memandang hambanya dari fisik bukan? Dan bodohnya lagi, aku termakan bualan sialan mereka! Aku makin tertekan ketika memasuki masa remajaku, masa SMA.

"Hoy, Gendut! Sini!" teriakkan nyaring Diandra, salah satu murid tercantik di sekolahku dan salah satu orang yang sangat suka membully- ku. Dengan paarah aku menghampirinya. Walaupun aku tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Pesenin gue makan! Cepetan!" suruhnya sambil mendorongku yang ada dihadapannya. Tak ingin mencari masalah lagi, aku segera memesankan makan siang untuknya. Setelah memesankannya,aku mengantarnya ke meja.

"Apa-apaan nih! Gue nggak minta bakso! Gue mintanya nasi goreng!" protes Dyandra. Hah? Lucu sekali! Kapan dia meminta itu? Pintar sekali mencari celah. Dengan seenaknya ia menumpahkan kuah bakso ke rok abu-abuku. Rasanya pana tapi tak semenyakitkan kata-katanya," Sekolah elit kaya gini kenapa ada cewek jelek kaya lo gendut lagi!"

Rasa sakit menjalar ke ulu hati, apakah orang sepertiku tak pantas dihargai? Tak pantas mendapatkan apa yang orang lain dapatkan? Itu adalah salah satu hal yang membuat mentalku down. Dan dilain sisi aku juga semakin depresi dengan paksaan keluargaku untuk diet, diet dan diet! Aku bahkan berangkat sekolah jalan kaki walaupun jaraknya lebih dari 2 km. Dan setiap pulang ke rumah aku hanya dibolehkan makan buah atau salad. Tidak boleh yanh berkarbohidrat.

Bolehkah aku menyerah? Hatiku kembali sesak ketika keluargaku sendiri menghinaku. Mengakatakan kalimat keramat yang cukup membuatku makin depresi. Kadang aku bertanya kenapa mempertahankanku di dunia jika tak diinginkan? Apa mereka hanya ingin melihatku tersiksa.

"Dek, kamu kenapa makin hari makin gendut sih! Kamu nggak ikutin peraturannya mama ya? Lihat kakakmu Winda, tubuhnya tetap sama saja walaupun sudah melahirkan!" hatiku makin tersayat, apakah Mama tak memikirkan perkataannya itu? Apakah ia tau bahwa hatiku yang terluka semakin terluka karena ucapan sederhananya?

Tapi aku tak ingin mengakhiri hidupku hanya karena hal konyol ini, tuhan menyayangiku. Tuhan tak akan memberi cobaan melampaui batas kemampuanku. Aku yakin itu!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro