III. | Yang Akan Datang

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Setelah reuni mereka dan datangnya tugas dari Instruktur Bathory, beliau sengaja menyewa sebuah rumah kosong untuk mereka bermalam di kota Folia hari itu.

Instruktur Bathory bilang andaikan mereka ingin memperpanjang sewa tempat itu bila dibutuhkan, tetapi mereka menanggapi secara serentak kalau mereka tidak ingin merepotkan guru mereka yang seperti biasa sudah berbaik hati itu.

Perang Megah Para Peri - istilah itu membuat mereka semua tercenung dan tercengang. Perang itu akan terjadi karena turbulensi sihir terjadi lagi di Endia pada tahun Y.1344 setelah ratusan tahun berlalu dalam era sejarah Endia yang dinamakan sebagai Era Kekuatan.

'Turbulensi sihir' adalah kondisi dimana konsentrasi energi di garis ley - tempat dimana segala energi alam terkumpul - mencapai titik tertingginya.

Pada Era Kekuatan, konsentrasi sihir dikatakan sangat kuat sehingga mengakibatkan penggunaan sihir yang masif dan energi yang besar berkumpul di beberapa titik. Manusia yang tidak mampu menahan energi yang kacau itu perlahan berubah, entah dikuasai oleh energi yang besar ini, bahkan menjadi gila.

Perkembangan pesat terjadi di era itu bagi sebagian kontinen, sementara sebagian kontinen berkembang menuju kehancuran mereka karena pertempuran antara mereka yang merasa punya kepentingan untuk menguasai sihir.

Di Angia, sejarah perang terlampau banyak dilewati oleh kontinen yang terkenal dengan militernya kini. Perang Seratus Hari yang terjadi saat itu antara Sylph dan manusia Angia pun menjadikan kontinen ini terpecah. Sylph dikisahkan 'pergi' dari Angia setelah itu dan Angia memasuki Era Senja dan mengalami stagnasi.

Tepat setelah mereka semua selesai menikmati makan malam bersama mereka di hari reuni ini, dengan tentu Muriel di dapur bersama beberapa yang bersedia membantu memasak, mereka duduk di meja tengah dengan tatapan serius.

Layaknya biasa ketika mereka berkumpul, sekedar dengan kemeja dan celana seragam, mereka semua tampak berbeda setelah dua tahun menjalani wajib militer. Mereka tidak berbeda dengan sosok-sosok yang aktif di kemiliteran, rapi, tertata ... tahu kapan untuk santai, tapi bila dibutuhkan, mereka akan bersiaga.

Ketua kelas mereka, Alena Valerian, seperti biasa juga sudah siap membuka 'rapat' mereka dengan layar besar melayang di tengah-tengah meja dan dia memastikan semua fokus ke Cincin Peri masing-masing bila butuh mencari informasi yang mereka butuhkan, yang sudah Val rangkum untuk mereka dalam sebuah folder.

Sang ketua kelas yang semula masih terlihat khas bangsawan dengan perangainya yang luwes kini terlihat lebih berwibawa. Dia juga tidak keberatan tetap dipanggil ketua kelas padahal kelas mereka sudah dibubarkan. Pemilik rambut hitam berkacamata itu memotong rambutnya sehingga hanya panjang sedikit melewati bahu. Dia juga mengenakan kacamata dengan tali karet, katanya biar tidak gampang lepas.

Perbincangan intens mereka sebenarnya sudah dimulai sejak makan malam, tapi rapat ini bisa dibilang adalah 'menu utamanya', perekapan yang digagas oleh mereka semua untuk mengetahui situasi Angia pasca perang sipil, saat status agresi berlaku hingga dicabut, juga tentang Progenitor.

"Karena kita sudah kenyang ..." mulai Val. Dia menatap tajam Alicia yang sepertinya mau mulai ngelawak, tapi yang lain sudah keburu tertawa sebelum Alicia sempat berkata apa-apa. "Yah, kayaknya kalau serius banget juga salah, sih, walau ini adalah pembicaraan serius."

"Jadi maunya yang mana, ketua kelas? Serius apa nggak, nih?" Blair terkekeh.

"Intinya!" Val menaikkan nadanya lagi. "Aku akan membacakan rangkuman seputar dua tahun ini dulu, ya. Terus kita bakal langsung ngomongin soal tugas kita masing-masing sesuai skuadron."

Fiore menahan dagunya dengan kepalan tangan. Dia ditunjuk oleh Instruktur Bathory sebagai kepala skuadron Glacialis, skuadron yang nantinya akan bertolak ke Aira. Bersama dengan Fiore, Val akan bertindak sebagai komandan, lalu ada juga Alicia dan Karen. Fiore masih tidak menyangka dia akan dipilih sebagai kepala skuadron, yang artinya dia adalah 'wajah' dan pelaksana keputusan utama di skuadron ini. Sudah merupakan suatu hal yang lumrah bagi mereka yang cakap dengan sihir dipilih, dan kepemimpinan Val akan membantu mereka dalam urusan administrasi di Aira tentunya, juga soal 'status khusus' Alicia.

Skuadron lainnya terlihat dipilih oleh sang Instruktur berdasarkan kemampuan terbaik mereka. Skuadron Ignis yang berangkat ke Kaldera berkaitan erat dengan teknologi, terutama Gloria. Kemungkinan Instruktur Morgana Lysander juga jadi salah satu yang menentukan Gloria ada di Ignis. Skuadron Lumis, yang nantinya menjalankan kontrak diplomasi dengan Pusara dalam jangka waktu panjang yang tidak ditentukan, dipimpin oleh Eris. Posisinya sebagai ratu Bluebeard akan menjadi batu loncatan proses diplomasi, walau menurut Matron Thalia tetap akan memakan waktu karena Pusara sangat tertutup, belum lagi Angia yang kemungkinan masih kurang dipercaya oleh kontinen lain selepas status agresi.

"... Fiore,"

Karen yang duduk di samping Fiore, menyenggol lengan Fiore seraya ia berbisik. "Apa kamu hendak menjelaskan Muspell Counter saat ini?"

"Tentu, ini adalah saat yang tepat," Fiore mengerjap. "Tidak ada yang ingin kamu sembunyikan, 'kan?"

"Nggak ada, sih." dia lalu melirik ke arah Alicia yang bersandar dalam di kursinya. "Aku lebih penasaran dengan fakta bahwa ternyata dia ada keturunan Aira."

"Hei, hei, jangan skeptis begitu, Karen~" mantan narapidana itu nyengir. "Aku juga kaget pas diberitahu Kepala Sipir kalau ternyata wanita yang melahirkanku di sel tahanan itu dari Aira."

Alicia Curtis, sesuai dengan surat pernyataan asli dari Helga Ainswald Curtis si Kepala Sipir Pulau Penjara, diakui adalah keturunan Aira. Tidak ada informasi jelas tentang ibu kandung Alicia selain buku catatan yang ditinggalkan beliau dan sebuah lencana dengan lambang yang sudah pudar. Menurut kepala sipir, ibu kandung Alicia dipindah tahanan dari Aira ke Angia karena alasan tertentu yang tidak pernah didokumentasikan di Angia. Beliau juga berada di bawah pengaruh sihir segel pengamanan yang dibuat dan hanya bisa dibuka oleh Cosmo Ostina sehingga beliau tidak membeberkan apa-apa ke siapa pun.

"Tahanan politik Aira ..." Fiore mengernyit. "Aku nggak habis pikir kalau ini akan relevan di masa depan—sekarang ini maksudnya."

"Aku juga sama kok, Fio," Alicia terbahak. "Aku bahkan nggak bisa tahu dia salah apa, aku cuma tahu dia tahanan politik, dan aku mewarisi hukumannya setelah dia meninggal."

Fiore tertegun, "Kamu ... tidak menyebutnya sebagai ibu?"

Alicia sekedar mengedikkan bahu, nadanya ringan, "Aku tidak pernah tahu seperti apa dia. Semua pengetahuanku datang dari hidup sebagai napi dan bersama napi, jadi aku malah menganggap Kepala Sipir sebagai ibuku."

Karen tidak berkomentar, begitu juga Fiore. Mereka kembali fokus ke Val yang tengah menjawab pertanyaan Lucia seputar kejadian di Norma dan Bluebeard setelah status agresi dicabut.

"... Oke, sekarang kita ke soal pembagian tugas ..." Val melempar pandangan ke Fiore. "Bagaimana kalau kamu duluan, kepala skuadron Glacialis? Kita paling banyak yang harus dijelaskan, 'kan?"

Muriel bertepuk tangan, Alicia pun jadinya ikut bertepuk tangan. "Wah, Fiore-ku sudah jadi kepala skuadron!"

"Riel apaan sih!" Fiore tersipu, setengah penghuni ruangan itu terbahak.

"Udah ketawanya itu ketua skuadron mau ngomong~" Alicia mengimbuh.

"Alicia!"

Setelah beberapa saat, ruangan itu kembali diam. Val tersenyum menanggapi Fiore yang sudah siap untuk menjelaskan perihal anggota skuadron Glacialis terlebih dahulu sebelum membahas tugas yang diberikan Instruktur Bathory di Aira untuk mereka.

"Baik, seperti yang kalian ketahui, beberapa anggota Glacialis berkebutuhan sangat luar biasa—" Alicia dan Karen menatap Fiore tajam. "—kenapa sih? Aku nggak boleh bercanda?"

"Ampun, Fio!" seru Hana di ujung meja.

"Aku akan menjelaskan soal sirkuit sihir Karen terlebih dulu, Muspell Counter. Ini juga kebetulan nama yang dipakai untuk lingkaran segel untuk membantu regulasi sihirnya."

Fiore menjelaskan Muspell Counter sesuai dengan bagaimana dia menerangkannya pada Lucia di kereta, tapi Fiore sengaja menjelaskannya perlahan, sambil sesekali dia akan melihat ke arah Gloria dan Karen. Fiore meminta Karen mendemonstrasikannya agar semua juga paham.

"Lalu soal Karen yang disinyalir merupakan anggota E8," Fiore kembali menatap Karen. Pemilik rambut perak itu menggeleng sekali. "Karen mengakui dia tidak pernah menerima perintah apa pun lagi dari E8 semenjak Perang Sipil Angia meletus. Aku yakin kalian semua percaya dengan Karen, atau mungkin kalian sangsi, tapi sebagai kepala skuadron, aku percaya akan keputusan Karen."

Alicia bersiul. Yang lain mengangguk puas, tidak ada yang terlihat mengucilkan Karen atau mempertanyakan kredibilitasnya, Fiore pun melanjutkan.

"Berikutnya soal ... Alicia yang sangat mengejutkan," Blair sampai terbahak lagi ketika Alicia terbatuk. "Menurut pernyataan tertulis yang dibuat berdasarkan sumpah Kepala Sipir Pulau Penjara, status penghukuman ibu kandung Alicia adalah misteri. Alicia juga tidak menunjukkan adanya tanda-tanda dia mampu menggunakan sihir secara mumpuni padahal dia turunan Aira."

Tawa di antara mereka pecah lagi selama beberapa lama. Fiore mengambil momentum berikutnya setelah beberapa saat.

"Instruktur Bathory menjelaskan bahwa keberadaan Alicia sebagai bagian Glacialis mungkin akan menjadi vital, jadi dengan sangat terpaksa, aku menerima—"

"Jangan gitu, dong, kepala skuadron!"

Fiore menuntaskan penjelasannya soal latar belakang Alicia dengan hampir seluruh anggota di ruangan itu tertawa sampai menitikkan air mata.

"Tugas kami sebagai skuadron Glacialis adalah menjadi asisten pengajar di Cosmo Ostina dan mengawasi pemegang Kitab Aira."

"Interupsi," Lucia mengangkat tangan. "Asisten pengajar?"

Fiore belum membaca seluruh dokumen yang diberikan oleh Instruktur Bathory mengenai Cosmo Ostina, jadi dia hanya bisa menjawab secara umum. "Kami tidak akan mengajar di tempat itu. Menurut Instruktur Bathory, kami seperti mendampingi sebuah kelompok studi yang diampu oleh sang pemegang Kitab Aira."

Hilde menjadi yang berikutnya bertanya, "Pendamping? Apakah nanti status kalian akan dipertanyakan karena kalian berasal dari luar Aira dan bukan pengguna sihir yang statusnya mahir? Bukan maksudku merendahkan kemampuan Alicia dan Valerian, ya."

"Itu masih menjadi pertanyaan bagiku, nanti aku akan menanyakan soal ini ke Instruktur Bathory saat briefing sebelum keberangkatan." jelas Fiore.

Eris menghela napas panjang, "Sekalinya ngelepas Alicia, dia udah ngeloyor ke kontinen lain, ampun."

"Ih, putri jangan ikutan deh! Putri 'kan udah tahu duluan dari Kepala Sipir soal ini!"

Alicia dan Eris pun mulai berantem (tenang, mereka bercanda), tapi Fiore menunggui mereka berdua agar suasana lebih cair dulu, karena skuadron Glacialis seperti mengeluarkan bom informasi satu demi satu.

"Aira adalah kontinen yang angkuh ketimbang tiga lainnya, dan mereka dekat dengan Sang Peri," ucap Fiore. "Sesungguhnya aku tidak yakin segalanya akan berjalan mulus bagi kami, tapi ... ah, semoga kita semua bisa pulang lagi dengan selamat dan—dan berkumpul seperti ini. Sama Ann juga."

Ruangan itu sempurna sunyi setelah Fiore mengucapkan hal itu. Mereka saling bertatapan dalam hening. Mata Gloria seperti sudah berkaca-kaca, tapi dia tidak menangis. Hana awalnya tersenyum sedih, tapi dia cepat kembali nyengir lebar. Saat Muriel bertepuk tangan lagi, semua di ruangan itu pun turut, seakan Fiore telah menyampaikan sebuah pidato yang luar biasa.

Ya, mereka mungkin mengambil jalan melingkar, mereka mungkin akan butuh waktu lebih lama sebelum menemukan jawaban yang hendak mereka cari.

Tapi pada akhirnya, mereka hanya ingin kembali dengan aman—dan kembali menjadi dua belas anggota Kelas Sembilan yang utuh. Bila mereka tidak bisa mencari jawaban di sini, mereka akan mencari segala kemungkinan dan kesempatan.

Apa mereka akan bisa menemukan jawaban mereka dengan cara seperti ini? Mengapa segalanya tidak bisa lebih mudah, lebih praktis?

Keputusan mereka sudah bulat. Kalau menurut Instruktur Bathory dan Kitab Kejayaan Hampa mereka bisa menemukan secercah harap dengan menyatukan empat Kitab, atau menemukan cara untuk mengakses teknologi peri yang telah hilang, mereka akan tetap berusaha.

Fiore duduk kembali setelah gema tepuk tangan itu perlahan sirna, ia menyentuh kalung yang selalu dikenakannya sejak hari itu.

Untuk Ann—untuk kita semua.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro