Chp 116. Ditendang Dari Tim

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

P. S. Jangan terlalu marah dengan Dong-Moon ya, manteman. Berkat dia (meski agak jahat), Maehwa kita bisa tampil di konsep seksi. Awokawokawok!!!

Maehwa tahu ini sebuah kompetensi, tapi bukankah terlalu kurang ajar tiba-tiba mengganti anggota tim setelah dia berlatih sangat keras untuk menghafal lirik serta koreografi lagu?

Terlebih kenapa harus di APONA? Tim yang kinerjanya sangat kacau balau dan dirumorkan akan menjadi tim flop di evaluasi kali ini. Sepertinya Dong-Moon menginginkan Maehwa gagal.

"Sebentar...," Ise menyergah. "Kita tidak bisa mengeluarkan Maehwa begitu saja dari timnya. Interstellar menempatkan Maehwa di lagu ELESIS. Apa jadinya jika dia mendadak dipindahkan?

"Tapi itu masuk akal," ucap Gallagher, menyetujui usul Dong-Moon. "Maehwa saat ini tidak sedang dalam kondisi primanya untuk membawakan lagu The Day I Got My Goals yang rumit. Produser ELESIS bisa kecewa jika lagunya berakhir menjadi tawaan penonton."

Oh, coba lihat ini. Mereka secara tidak langsung ingin bilang Maehwa adalah batu penghalang kesuksesan tim ini.

Haedal mengangkat tangan. "Tapi, Mentor, jika Maehwa keluar kami harus berlatih ulang untuk mengganti semua bagiannya. Terlebih Maehwa vokalis utama kami. Itu akan membuang banyak waktu."

"Sepertinya kalian harus mengubah peran itu," kata Chan-Ri datar. "Suara Maehwa tidak memungkinkannya untuk menanggung beban vokalis utama."

Ados mengembuskan napas berat. "Aku tahu ini berat, tapi ini demi kebaikan kalian semua. Kami peduli pada kesehatan Maehwa, kami juga peduli pada perfomance kalian, tim ELESIS. Mungkin ini pilihan terbaik yang kita punya."

Haedal ingin menyanggah lagi, namun Kyo rim dan Eugeum menggeleng. Para mentor telah menetapkan keputusan.

Demi kebaikan tim, demi kebaikan Maehwa. Sebenarnya apa arti 'demi kebaikan' bagi mereka? Tangan Maehwa terkepal dari tadi, berusaha menahan kegeramannya melihat Dong-Moon senyam-senyum karena para mentor menyetujui dengan mudah pendapatnya. Memang yah, yang terpenting itu adalah HASIL bukan latihan.

Ise menatap tak percaya Chan-Ri, Gallagher, dan Ados secara bergantian. Sungguh, apa hanya dia seorang yang merasa Maehwa diperlakukan tidak adil di sini? Apa karena dia trainee individu tidak ada yang banyak berharap Maehwa menjadi kandidat anggota tim debut?

Padahal kepopuleran Maehwa melebihi kepopuleran Star Peak itu sendiri. Ise jadi sakit kepala akan tingkah rekannya. Mereka pasti didoktrin oleh Caterina agar apa pun yang terjadi, utamakan rating! Tak peduli harus menyakiti mental trainee.

Ise tahu, menjadi idol bukanlah perkara mudah. Butuh mental baja untuk bertahan di acara sampah ini. Tapi... Ise melirik Maehwa yang hanya diam.

Tetap saja dia tidak tega melihat Maehwa dibeginikan! Maehwa pasti sangat sedih. Ise juga tahu kalau Maehwa menyukai lagu ini sampai rela mendatanginya.

"Kalau begitu saya permisi dulu," kata Maehwa membungkuk sopan. "Saya dipindahkan ke tim APONA, kan?"

Topangan tangan Dong-Moon terlepas dari dagunya, mengerjap. Hah? Kenapa anak itu tidak bereaksi apa pun?! Apa karena banyak kamera menyorot? Dong-Moon menyeringai. Kuat juga mental bocah itu.

"Iya. Selamat berjuang!" kata Dong-Moon, menyemangati yang mana itu gimik untuk menutup isi hatinya dari kamera.

Haedal menoleh ke Maehwa yang bersiap keluar dari ruang latihan. "Tunggu, Maehwa. Apa kau baik-baik saja dengan ini? Hari pertunjukan lima hari lagi dan besok adalah hari perekaman. Kau—"

"Tidak apa. Semakin cepat aku pergi ke tim baruku, semakin cepat juga aku latihan," sela Maehwa dingin membuat Haedal sedikit merinding. "Lanjutkan evaluasi sementara kalian, tim ELESIS."

Bang Wool dan Jiyan saling tatap tak tega.

Eugeum mengepalkan tangan. Sekarang, dia lah yang menjadi vokalis utama sekaligus center. Seharusnya dia senang, tapi kenapa hatinya terasa tak tenang?

Ados bersedekap. "Ternyata Maehwa menerimanya dengan cepat, kupikir dia akan protes. Anak itu sedikit unik."

Gallagher mengangkat bahu. "Kurasa dia sadar diri jika dia hanya akan jadi pengganggu di tim ini."

Grak! Ise bangkit dari kursi, melangkah sebal ke pintu yang berbeda. Dia tidak tahan berada di ruangan itu. Dia merasa sesak dengan ketidakpedulian rekannya terhadap Maehwa. Serendah itukah derajat seorang trainee independen hingga mereka bersikap semena-mena?

"Lho, Ise? Mau ke mana? Selanjutnya kita harus mengevaluasi tim ENCORE."

"Aku haus. Aku butuh air dingin."

Sementara itu Maehwa, dia tidak benar-benar langsung pergi ke ruang latihan tim APONA. Duduk jongkok menyandarkan tubuh ke pintu, menatap datar langit-langit gedung pelatihan.

Kenapa tidak ada satu pun yang berjalan sesuai keinginannya?

Padahal akhirnya setelah sekian lama dia mendapatkan tim yang benar-benar tim. Padahal akhirnya dia bertemu anggota tim yang waras, jauh dari perselisihan dan iri dengki. Padahal akhirnya dia berhasil meraih lagu yang cukup dia sukai...

Kenapa ujung-ujungnya begini juga? Seakan Maehwa dilarang menikmati apa pun yang terjadi di acara ini.

Maehwa tahu ini menyakitkan, ini menyedihkan. Dia dicurangi, tapi kenapa hati Maehwa terasa kosong? Tidak ada yang benar-benar mendukungnya selain Ise. Mereka hanya peduli pada rating.

Maehwa mengusap wajahnya. "Baiklah, kita lihat saja nanti, Dong-Moon dan para mentor oportunis itu. Akan kuberikan panggung yang panas ke mereka."

"Keluar, Danyi," panggil Maehwa saat hendak menuruni tangga keramik. "Akan kukerjakan questmu itu—"

"Aku bisa membuatmu bertahan di tim ini," celetuk seseorang membuat Maehwa batal menyentuh layar sistem.

Adalah Horus.

Si brengsek ini dalang dari pengendalian Dong-Moon. Maehwa rasa dia juga yang menyuruh Dong-Moon mengusirnya dari tim ELESIS untuk memicu pertemuan ini.

"Apa sebenarnya yang kau inginkan dariku?" Maehwa pura-pura tak mengerti.

"Kau tahu, aku sangat tertarik dengan sesuatu yang tidak bisa diterima oleh sains. Maaf jika aku lancang menyuruh si dungu Dong-Moon untuk mengambil darahmu. Soalnya aku rasa penasaranku tak terbendung lagi, makanya aku nekat."

Maehwa terkekeh masam. "Jadi, apa yang kau dapatkan dari darahku?"

"Sesuatu yang luar biasa! Tidak ada nama yang keluar dari sampel darah itu. Bukankah itu menarik sekaligus mengerikan? Setiap darah manusia mempunyai kode DNA, tapi milikmu tidak."

Horus mendekati Maehwa dengan pandangan berbinar. "Kau... bukan manusia biasa, kan? Beritahu aku siapa dirimu sebenarnya dan aku bisa membuatmu menetap di lagu kesukaanmu."

Maehwa takkan tenang di pusat pelatihan Scarlett jika manusia ini masih ada.

Mata Maehwa menggelap. Tersenyum.

"Jika kau begitu penasaran, ikutlah denganku nanti malam. Aku akan mengenalkanmu dengan seseorang."

*

Rumah sakit Sungin-dong.

"Dokter Cheon, anda terlalu banyak memakai fasilitas rumah sakit untuk mengobati pasien tak beridentitas!"

"Meski kita belum mendapatkan identitas pasien, dia datang kemari dengan hemisfer kiri-kanan yang berdarah! Apa anda mau saya membiarkan ICH-nya bertumpuk di kepalanya? Pasien bisa meninggal karena kehabisan darah."

[Note. ICH (intracranial hemorrhage), pendarahan dalam tengkorak kepala.]

"Segera injeksikan remifentanil padanya, Dokter Cheon. Dia harus segera bangun untuk membayar administrasi. Keluarkan dia dari ruang ICU. Kau pikir biaya kamar dan alat medis itu murah, heh?"

"Tapi mengeluarkan pasien—"

"Tidak ada tapi-tapian. Ini perintah, Dokter Cheon. Lakukan apa yang disuruh."

Dan pertemuan itu berakhir.

Dain keluar dari ruang rapat dengan emosi yang membuncah di dada. Dia memukul dinding putih di lorong.

"Apa mereka hanya peduli dengan uang?! Dokter macam apa yang memindahkan pasiennya yang masih tahap pemulihan ke ruangan pemeriksaan umum?! Ada banyak bakteri di udara! Dasar mata duitan!"

Di tengah-tengah kejengkelannya, pintu kantor Dain terbuka sebelum dia meraih gerendel pintu. Ya, Maehwa datang.

Dain mengernyit. "Maehwa? Apa yang kau lakukan di sini malam-malam?"

Pria itu menepuk-nepuk pundak Dain, berbisik, "Sepertinya nasib kita sama. Sama-sama dalam tekanan orang yang berkuasa. Maka dari itu aku membawakan samsak manusia untukmu."

Wajah stress Dain perlahan mengendur. "Mantap, kawanku! Nice timing!"

Dan itu adalah hari terakhir Horus mengingat tentang Maehwa sebelum ingatannya hilang oleh Dain.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro