Chp 159. Katakanlah Dengan Sejujurnya

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Mari kita susun rangkaian kejadian ini.

Kyo Rim meminta kameramen untuk mencuri ponsel Haedal supaya Haedal tidak bisa menghubungi Maehwa membicarakan lagu mereka. Kecuali Maehwa, rekan timnya yang lain telah mendengarkan lagu buatan Kyo Rim.

Kenapa dia didiskriminasi begini? Apa Kyo Rim kesal karena hobi Maehwa keluyuran? Jika dia punya unek-unek, seharusnya dia langsung speak up  di depan muka Maehwa karena Maehwa juga sadar kalau kemarin itu dia terlalu disibukkan dengan masalah pribadinya.

Tapi kalau dia kesal, yang lain harusnya juga kesal dong. Kyo Rim terlihat tidak ingin bertemu dengan Maehwa dan mengulur waktu. Apa Maehwa tidak diperbolehkan mendengar lagu itu sebelum momen tertentu?

"Serius sekali mukamu. Mungkin secangkir teh bisa menjernihkan kepalamu."

Maehwa menatap Danyi yang menyajikan teh kepadanya. Lagaknya seperti pelayan istana. Dia mendalami perannya. Tapi baiklah, Maehwa akan meminumnya. Tidak sopan menyentuh sesuatu yang disuguhkan untuk kita.

"Aku benar-benar bingung soal Kyo Rim. Ada sebagian diriku yang menolak dia karakter troll. Dia seolah terpaksa melakukan ini."

"Selagi dia merugikan, dia bukan teman."

Sudah hampir pukul enam sore, tapi batang hidung Kyo Rim tak kunjung tampak. Ke mana dia pergi sampai memakan waktu selama ini? Apa dia sebegitunya menghindari Maehwa? Sikapnya benar-benar tidak bisa dibiarkan.

Lihat, Haedal sepertinya juga setuju dengan Maehwa. Tim lain sudah mulai membuat koreo, tapi mereka tertahan karena Kyo Rim belum kembali. Dia gregetan menunggu.

"Mereka sebenarnya ke mana sih?" Itu kesekian kalinya Haedal mengeluh, menoleh ke Maehwa yang santai menikmati teh. Mengernyit. "Dari mana kau dapat teh itu, Maeh?"

"Aku sedang menebak-nebak apa yang dilakukan Kyo Rim. Teh ini membuatku tenang."

"Jadi? Apa yang kau pikirkan?"

"Ini bukan fitnah, hanya asumsi. Kyo Rim tidak mau aku mendengarkan lagu buatannya dan menunggu atau membuat situasi dimana aku harus terpaksa menyukai lagu itu."

Melihat Haedal diam membuat Maehwa gugup. Apa dia mengira Maehwa berpikir jahat pada anggota timnya sendiri? Salah kaprah nih.

"Kau memikirkan hal sama denganku."

Plot twist! Haedal mendukung gagasannya!

"Ada yang tidak biasa dari sikap Kyo Rim selepas kau pergi seharian kemarin. Dia lega karena kau tidak ada atau mungkin memang mengharapkan kau pergi jalan-jalan. Lalu satu jam kemudian, dia berkata bahwa lagunya sudah selesai. Aku bahkan curiga dia membuat proposal untuk menjauhkanmu dari tim."

"Kau menyadari hal aneh, tapi kau tidak bertindak. Lihat apa yang terjadi."

Haedal cengengesan. "A-aku melakukan sesuatu kok! Sama sepertimu, aku tidak ingin memfitnah Kyo Rim dan memastikan dugaanku lebih dulu. Jangan marah dong, Maeh. Mana kita sangka kan Kyo Rim berani melakukan ini."

Maehwa hanya mencibir, tidak menjawab.

"Tunggu dulu..." Haedal menelan ludah, menyadari sesuatu dari kalimat Maehwa. "Jika Kyo Rim hendak menciptakan keadaan dimana kau tidak bisa menolak lagunya, itu berarti..."

Maehwa berpikir cepat. "Mungkinkah sekarang dia berada di gedung instruktur?"

Jika Kyo Rim sudah memberikan file lagunya, maka mau tidak mau Maehwa harus menuruti keinginannya. Dia tidak bisa komplain karena lagu itu telah di-acc oleh para mentor.

***

Jadwal mentor itu sibuk karena acara mereka tidak hanya di Star Peak saja. Mereka baru bisa meluangkan waktu pada menjelang malam. Melihat Ise dan Chan-ri datang membuat Kyo Rim langsung bangkit dari kursi selagi Dowoo dan Lantern tertidur karena capek menunggu. Dia tanpa basa-basi menyusul mereka.

"Mentor! Tunggu, Mentor!"

Chan-ri menoleh, tersenyum ramah. "Ada apa?"

Ise mengelus dagu. Karena Kyo Rim satu tim dengan Maehwa, berarti ada Maehwa di sini? Wanita itu sigap celingak-celinguk. Di menit berikutnya, Ise cemberut. Sepertinya Maehwa tidak datang bersama Kyo Rim.

"Tim kami telah menyelesaikan lagunya, Mentor. Bisakah kalian memberi pendapat?"

Apa! Ise dan Chan-ri terkejut. Ini baru dua hari, tapi mereka sudah menyelesaikannya?? Menarik sekali. Tim empat adalah tim pertama yang memberikan lagunya. Kelihatannya kerja sama tim satu itu sangat bagus.

Hmm-hmm! Ise manggut-manggut bangga. Sesuai yang diharapkan dari tim Maehwa. Mereka melakukan yang terbaik. Ise ingin dengar! Dia ingin tahu bagaimana bunyi lagu yang dibuat trainee kesukaannya.

Dan sebelum Kyo Rim memberikan flashdisk, terdengar suara Haedal yang mencegah mentor menerima benda tersebut. Kyo Rim spontan menoleh. Matanya membulat melihat Haedal datang... dengan Maehwa.

Kenapa mereka ada di sini? Sial! Apa akhirnya dia dikhianati oleh kameramen itu?! Kyo Rim menggigit bibir. Padahal tinggal sedikit lagi dia bisa mengendalikan Maehwa.

"Kau tampak tidak senang." Maehwa tersenyum miring melihat kegelisahan Kyo Rim.

"Hahaha. Bicara apa sih?"

Ise tersenyum sumringah melihat Maehwa bergabung ke sana, kemudian mengernyit enek oleh bau tak sedap menyelimuti tubuh pria itu. Apa yang terjadi dengan biasnya?!

"Maaf membuat kalian tidak nyaman, Mentor. Tadi saya terpeleset ke selokan."

Maehwa menyingkirkan kulit pisang di kepala. Tadi untuk sesaat, Maehwa pikir Haedal adalah komplotan Kyo Rim. Jika dia pergi mandi, Haedal bisa saja memberitahu Kyo Rim bahwa dia telah kembali agar Kyo Rim pergi mengulur waktu lagi. Maehwa minta maaf dari lubuk hati terdalam karena salah menilai karakternya.

Ise menggeleng cepat, degdegan. Malahan Maehwa yang kotor kumal justru terlihat lebih erotis dibanding penampilannya di Evaluasi Konsep. Sial, Ise memikirkan apa sih?!

Haedal merangkul bahu Kyo Rim. Tersenyum lebar. "Kami harus memperbaiki beberapa detail lagu kami, mentor. Ketika Kyo Rim semangat ingin menyerahkan lagunya pada kalian untuk diperiksa, aku dan Maeh menemukan adanya melodi yang sumbang."

"Maka dari itu..." Saat giliran Maehwa yang berbicara, dia menekan bahu Kyo Rim sedikit kuat. "Kami harus berdiskusi lagi. Maaf sudah mengganggu waktunya, mentor."

Kyo Rim merinding merasakan tekanan Maehwa. Apalagi saat dia berbisik dingin;

"Ada banyak yang harus kau jelaskan."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro