Chp 31. Safeeee!!!! (II)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

*

Si brengsek ini... Apa dia mau melampiaskan semua kesalahan pada kami kecuali dirinya dan Yihwan? Sejak kapan mereka kompak? Atau dia spesifik mengincar Ha Yoon?

Aku benar-benar ceroboh karena Hangang memperlihatkan sisi akrabnya dengan Ha Yoon dan mengenyahkan pemikiran 'dia sedang menutupi wajah aslinya'.

Lalu, bukannya dia sendiri yang bersikap enigmatis dengan memberikan saran labil? Dia memilih lagu kedua dan ketiga sekaligus, namun mengatakan keduanya bagus dengan kritikan yang masuk akal. Apa dia begitu karena sudah memperhitungkan lagu pilihan Yihwan? Mereka berdua kerja sama jadi troll? Ini membuat otakku sakit!

"Ha Yoon, apa yang kau pikirkan? Kau pikir jika kau melempar posisimu kepada orang lain karena beda tim merupakan perbuatan mulia? Lihatlah tim barumu sekarang. Karena leader yang kurang kompeten, kapal kalian mengarah tak menentu karena kompas yang menghilang. Tim ini mengecewakan."

"M-maafkan saya..." Ha Yoon dan Do Woo menundukkan kepala. Muram sekali.

[Sistem Warning! Sistem Warning! Mood para mentor menurun drastis. Penalti akan diberikan.]

Tunggu, tunggu, tunggu! Kenapa tiba-tiba aku dapat penalti? Aku tidak melakukan apa pun! Si Hangang biang keladinya! Bahkan kau tidak menurunkan quest untuk mencegahnya atau apalah.

Aku refleks memegang dada yang mulai nyut-nyutan. Sistem sialan ini tak bercanda.

K-kalau begini ceritanya, aku bisa muntah darah di depan mentor dan kamera yang lagi on. Ketika itu disiarkan, 'Seorang peserta mengalami sakit parah karena aktivitas berat program survival idol! Hal ini membuat pandangan agensi hiburan pada The Star Peak menjadi negatif dan dipaksa dihapus!'. Kira-kira seperti ini yang akan terjadi.

Para trainee rookie yang tidak puas akan menghujat: 'Kan dia yang sakit-sakitan! Kenapa sok-sokan ingin menjadi idol? The Star Peak tidak bersalah!'. Lalu mereka datang ke rumah sakit tempat aku diinap dengan melempar batu dan telur. Bahkan jika aku mati, mereka akan menyewa DJ kawakan di pemakamanku!

Membayangkan saja membuat wajahku gatal ingin marah. Menggelar pesta makan-makan meriah di pemakaman orang? Yang benar saja!

Aku harus mengatakan sesuatu yang bisa menaikkan kembali mood para mentor. Hangang, takkan kubiarkan kau mengambil alih alurnya. Ini bukan demi tim, tapi demi keuntunganku sendiri. Mari bersikap egois.

Keluar, Status Window. Beli item tukar stat. Pindahkan level stat Stellar ke Speak!

[Stellar 🔄 Speak ➡ A-]

"Go Ha Yoon memilih Gong Do Woo sebagai leader tim kami karena mau memberikan kesempatan pada anggotanya. Dia tidak mau melangkah maju sendirian dan ingin mengajak teman-teman barunya berada di 'panggung' yang sama dengannya."

Ha Yoon dan Do Woo melirikku. Ahram dan Jiho tersenyum senang. Berbeda dengan Hangang. Alisnya menukik tak senang.

Direktur Je Wool menopang dagu. "Bagus jika Ha Yoon ingin anggota lainnya berkembang. Tetapi, kalian sudah terlanjur kehilangan arah. Ini takkan terjadi jika dia ikut serta membantu Do Woo sejak pemilihan lagu, aransemen, sampai pembagian part."

"Menurut saya, Gong Do Woo bukan leader yang tidak kompeten melainkan kurang berpengalaman. Meski demikian, dia gigih dan adil dalam membagi part sesuai dengan kemampuan anggota. Go Ha Yoon sendiri memberikan satu dua masukan supaya tim kami tidak bertikai dan tetap kompak. Meski kompas kapal hilang, kita masih bisa memanfaatkan bintang-gemintang di langit untuk menunjukkan jalan yang buntu."

Ruangan itu hening sejenak.

Aku sudah mengatakan urutan fakta sehalus mungkin. Kuharap direktur kampret itu tidak tersinggung dan memperlebar masalah...

Oh! Emoticon senangnya menaik!

"Hahaha!" Mentor Ise tertawa renyah. "Ini pertama kalinya aku melihat Maehwa berbicara panjang lebar seperti itu. Baiklah. Kalian harus cepat-cepat memperbaiki lagu dan koreo kalian kalau tidak mau tertinggal oleh tim lain. Kami mengharapkan kalian ada perkembangan di rehearsal kedua nanti."

Kami membungkuk. "Baik! Terima kasih!"

Safeeeee!!!! pekikku dalam hati, melompat girang di taman bunga. Yeyeye! Selamat! Aku selamat! Pufft! Muehehehe! Kau kesal, Hangang? Kau kesal kan karena skenarionya melenceng? Ayo sini bertumbuk denganku. Akan ku-headshot kepala sombongmu itu.

"Kalian boleh istirahat."

~Idol Player~

Aku pergi ke toilet untuk membuka reward dari berdebat di ruang latihan dengan Direktur Je Wool. Yah, aku tidak yakin itu termasuk debat. Wanita itu saja yang menikmatinya. Aku yakin umur kami tidak terpaut jauh. Maksudku, umur asliku.

"Status Window! Buka kotak pesan."

Hehe, kira-kira hadiahnya apa ya? Karena ini kotak kejutan, pasti hadiahnya menarik, kan? Akan kupukul kau jika kau pelit lagi seperti terakhir kali, wahai sistem laknat.

[Selamat! Anda mendapatkan senjata bintang lima <Mikrofon Impian>!]

Aku dapat mendengar suara 'krak' dalam hatiku yang potek. Bukan poin stat, bukan item, bukan juga koin emas. Tetapi senjata untuk bertarung melawan pengguna sistem.

"Poin stat, sialan! Beri aku poin stat!" cecarku, menggoyang-goyangkan papan quest itu. "Kenapa kau selalu memberikan barang tak berguna?! Aku ingin menambah Vocal-ku!"

[Dasar lancang! Anda membutuhkan senjata. Bagaimana jika terjadi Virtual Room-Break lagi dan anda hanya bisa pelanga-pelongo seperti orang bodoh menunggu musuh membunuh anda?]

Aku mau komplain lagi, tapi kuurung. Benar juga. Waktu itu aku hampir menangis kesakitan karena serangan Hunter Player.

"Wah! Ternyata kau perhatian juga." Aku keluar dari bilik toilet. "Jadi, apa gunanya Mikrofon Impian ini—"

[Sistem mendeteksi kehadiran Lee Hangang.]

Apa?! Gawat kalau kami bertemu di sini setelah apa yang terjadi tadi. "Sistem! Beli skill Invisiblity dan langsung aktifkan!"

Tubuhku menghilang begitu Hangang masuk ke dalam toilet. Phew! Nyaris saja!

"BRENGSEK!" Jantungku mencelus dari tempat demi mendengar umpatan Hangang. Dia menyalakan kran air untuk meredam teriakannya. "Maehwa sialan! Padahal itu kesempatanku untuk menghancurkan citra Ha Yoon! Kenapa dia ikut campur sih?! Byun Yihwan juga tidak bisa diandalkan!"

Wow. Ini kalau kurekam dan kuberi ke staf, Hangang pasti akan dihajar siaran. Tapi...

Hati nurani vs keadilan hati. Ini agak sulit.

Hangang bergumam apalah itu, mematikan kran air, lalu keluar setelah meredam emosinya. Baguslah, dia tidak sadar aku ada di sini. Skill menghilang ini boleh juga.

Aku melangkah keluar dari toilet. Si Hangang itu tidak merencanakan hal buruk lagi, kan? Aku tidak bisa tidak khawatir—

"Permisi, Kak Han Maehwa."

Kaget! Aku menoleh. "Ya?" Do Woo, kau bikin jantung lemah om berdebar keras lho.

Dia membungkuk, malu berkata, "T-terima kasih sudah membela saya tadi. Saya hampir hilang semangat dan menyerah, tapi berkat kakak, saya kembali percaya diri. Terima kasih banyak!"

"Hmm, itu bukan apa-apa." Ayo pulihkan imej cold-ku yang dihancurkan oleh sistem.

"Saya rasa saya mulai paham mengapa Kak Ha Yoon memilih anda sebagai anggota pertamanya. Selain rasional, anda sangat tenang dan mementingkan team work."

Nah, ini aku tidak paham apa maksudnya. Aku? Sejak kapan aku orang yang tenang? Dia tidak tahu saja bagaimana aku aslinya. Sering mengumpat pada sistem.

"Ayo kembali ke ruang latihan! Kita harus segera memperbaiki kesalahan lagu kita!"

Hah. Apa aku berhalusinasi? Kenapa... kenapa aku melihat ekor dan telinga anjing dari preman tampan ini? Sepertinya aku terlalu memforsir diri di babak kedua.

Halusinasiku semakin parah karena melihat benda yang sama pada Ha Yoon, Ahram, dan Jiho. Bergoyang-goyang.

Apa aku butuh konsultasi psikiater?

~Idol Player~

Dua minggu lagi hari H evaluasi dilaksanakan dan tiga hari lagi final rehearsal diadakan.

Sementara itu tim SEVEN PRINCE'S masih stuck di latihan yang sia-sia. Masalah utamanya adalah koreografi. Bagaimana cara kami menghidupkan suasana yang megah? 

[Sistem sedang di luar operator.]

Si sistem sialan itu juga tidak bisa dimintai tolong. Maka tak ada pilihan selain mencari jalan keluarnya secara manual.

Ini sulit bagiku karena aku bukan trainee murni seperti mereka melainkan mantan progamer. Di ronde sebelumnya kebetulan aku dapat ide karena konsepnya tidak ditentukan, namun ronde kali ini berbeda.

Aku sudah berulang kali menonton MV-nya 'My Crown was Stolen'. Drama klasik tentang balas dendam putri yang ibunya dituduh bukan anak raja sebenarnya. Menurutku itu tidak ada sedih-sedihnya karena tidak masuk akal sang raja tidak mengenal putri kandungnya sendiri. Berhenti saja jadi raja.

Hmm? Aku mengerjap, tertegun.

Drama dan suasana sedih. Drama, sedih...?

"A-aku akan melakukannya sekali lagi," kata Ahram kelelahan. Jiho membantunya berdiri. "Maehwa, apa kau tidak latihan... Maehwa?"

Semua anggota yang capek habis menari, menoleh kepadaku. Mereka tersentak melihat sebuah bola lampu terang terbang keluar dari atas kepalaku. Itu! Lampu pencerahan!

Mereka berderap ke tempatku, kecuali Hangang dan Yihwan yang harga dirinya tinggi. "M-Maehwa! Kau dapat ide??"

Aku mengangguk. "Do Woo, kau belum menyerahkan aransemen terbaru, kan?"

Do Woo menggeleng cepat. "Aku masih mengirimkan demo-nya ke komposer."

"Aku ingin menambahkan beberapa lirik. Lalu, mari kita tambahkan unsur musikal dan musik ballad ke pertunjukan kita."

~To be continued~

Don't forget star dan comment aja, Interstellar yang budiman ( ̄∇ ̄)




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro