Chp 67. Sesi Hiburan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Repost, repost. Wattpad berulah. Notifnya gak mao muncul.

***IDOL PLAYER***

Hari senin, 6 Mei 2024.

Aku bermimpi indah di hari terakhir waktu bebasku. Mimpi yang menunjukkan masa kecilku di panti asuhan.

Anak laki-laki seusiaku bermain sepak bola di halaman, sedangkan anak perempuan bermain rumah-rumahan. Suasana adem dengan angin sepoi-sepoi berembus. Dan aku, duduk di ayunan menonton mereka.

Sendirian? Tidak, aku bersama Nona Kimi. Kepala Panti yang menyayangi anak-anak di sana. Dia juga cantik dan lembut.

Tidak ada anak yang tidak menyukainya. Nona Kimi dipanggil 'Ibu Kita Semua'. Dia sungguh populer di panti asuhan itu.

"Apa kau senang, Rae?"

"Lagi! Aku mau terbang lebih tinggi!"

Nona Kimi tertawa. "Kalau setinggi itu, Rae bisa sampai ke bintang lho."

"Nona Kimi menyukai bintang?"

Dia tersenyum hangat, berjalan memutar, jongkok di hadapanku. "Um! Aku sangattt menyukainya. Aku pernah bermimpi untuk menjadi bintang. Tetapi..., aku harus menyerah karena sayapku tidak cukup kuat untuk ke sana. Tempatnya terlalu tinggi, Rae. Aku harus kembali ke daratan untuk mengasuh kalian semua. Panti ini milik ibuku. Aku tidak boleh menutupnya."

Waktu itu aku masih 5 tahun, jadi aku tak mengerti kata-kata yang dia lontarkan dengan raut wajah terluka. Aku hanya menjawab polos, "Kalau begitu aku akan memetik bintang itu untukmu, Nona Kimi."

Nona Kimi tertawa renyah. "Oh, ya?"

Aku sungguh tidak tahu yang dia maksud adalah, dia ingin menjadi seorang idola. Bintang bersinar di atas panggung. Tapi dia harus menyerah akan mimpinya dan menjadi penerus panti Mujigae (pelangi).

Mimpi itu masih berlanjut sampai ke suatu malam. Entah hari apa, aku tidak tahu. Yang jelas latarnya malam hari. Aku ingin buang air kecil dan pergi ke toilet. Tapi, aku tidak sengaja melihat Nona Kimi berbicara dengan sosok misterius.

"Dia juga baik-baik saja hari ini, Nyonya. Anda tidak perlu setiap hari datang ke sini untuk menanyakan kabarnya."

"Maaf aku merepotkanmu, Kimi."

"Jika anda sebegitu khawatirnya, kenapa anda tidak menyapa Rae barang sekali? Rae pasti senang sekali, Nona Im-"

[BANGUN! SAYA BILANG BANGUN! ANDA BISA TELAT DATANG KE LOKASI SYUTING!]

Danyi menggunakan tangan hologramnya, memukul-mukul wajahku menggunakan bantal. Alur mimpiku terputus.

"Ya! Aku bangun! Aku bangun! Berhenti memukuliku, dasar sistem tak peka!"

Aku beranjak duduk, bengong beberapa detik. Aku jarang memimpikan masa kecilku. Yang tadi itu mimpi pertama sejak aku berada di tubuh Maehwa.

Siapa wanita yang mengobrol dengan Nona Kimi? Kenapa aku mengingatnya? Apa itu ingatan penting? Aku menggaruk kepala. Kurasa jiwaku dan tubuh Maehwa telah terhubung makanya aku bisa bermimpi soal masa lalu Im Rae.

Lagi pula, kasusku ini bukan transmigrasi murni. Maehwa adalah karakterku, bukan tubuh orang lain. Jadi ini tidak terhitung transmigrasi. Hmm, reinkarnasi mungkin? Tidak-tidak. Setengah transmigrasi.

[Hei! Kenapa anda malah melamun kayak orang tolol? Cepat mandi sana! Ini sudah mau pukul setengah sembilan. Saya akan menyiapkan pakaian anda.]

"Beraninya kau mengataiku tolol!"

Danyi tidak peduli, menendangku ke kamar mandi dan melempar handuk.

[Yang kinclong mandinya. Saya punya firasat buruk untuk hari ini.]

"Apa katamu?! Jangan menakutiku!"

Suasana di kamar motelku benar-benar heboh pagi itu. Aku kesal mimpiku terpotong karena dibangunkan Danyi, tapi aku juga tak bisa mengabaikan kalimatnya barusan. Tentang firasat buruk.

Aku mencolokkan kabel hairdryer.

Ngomong-ngomong berkat mimpi tadi, aku jadi kangen Nona Kimi. Bagaimana kabarnya ya, sekarang? Walau dia kini sudah nenek-nenek tua, aku akan tetap memanggilnya dengan honorer.

Yosh, sudah kuputuskan. Pada cuti berikutnya, aku akan pergi ke Mujigae. Mereka, para pegawai panti, mungkin tidak mengenaliku karena aku bukan lagi Im Rae. Tapi itu rumahku waktu kecil.

[Kenakan ini, ini, dan ini. Lalu ini juga.]

"Losion, vaseline lip, dan kolonye...? Danyi, kau ini sebenarnya mau aku ngapain sih."

[GM menyampaikan pesan, agar anda memperhatikan penampilan anda khusus hari ini. Sepertinya GM tahu event apa yang terjadi. Nurut saja sama atasan.]

Itu kan atasanmu, bukan atasanku!

Aku mencak-mencak, namun tetap melakukannya. "Kapan aku bisa bertemu GM lagi?" tanyaku sambil mengoleskan losion ke kulitku. "Aku punya pertanyaan untuknya, tentang petunjuk kematianku."

[Saat ini bos sibuk mempromosikan sistem idol di dunia kami. Psst, GM kita itu punya naluri pembisnis lho. Anda mungkin tidak tahu, tapi kita punya tester kedua.]

Pergerakan tanganku terhenti. "Eh?"

[Baru calon, calon. Jangan takut begitu. Anda tetap pelanggan pertama kami.]

"Siapa juga yang takut!" sanggahku, memakai kacamata bulat yang diberikan Danyi. "Aku hanya ingin kalian konsisten. Kalau kalian terburu-buru mencari tester kedua di saat tester pertama belum mencapai debutnya, kalian bisa kalang kabut nanti (berdasarkan pengalaman)."

[Anda khawatir kami jadi lalai merawat anda? Jangan tegang. GM telah merekrut dua karyawan baru di perusahaan kami. Mereka yang akan mengarahkan anda jika saya tidak muncul. Dipanggil GM misalnya.]

"Nyeh. Si paling anak emas bos."

Aku memakai hoodie putih dan melapisinya dengan jaket denim. Kuambil masker dan topi. Yosh. Aku sudah siap. Ayo kita pergi membakar Gedung Scarlett!

Salah! Maksudku, pergi ke pusat pelatihan.

"Yo! Pagi, Bulan Musim Dingin!"

Baru datang, Kyo Rim sudah mengajakku by one. Apa gerangan anda meledek hamba seperti itu, Sung Kyo Rim? Apa dia mau mencoba tamparan no jutsu-ku?

Jun-oh muncul di belakangku. "Kau benar-benar imut di episode 8, Maehwa! Hmm?" Dia mengerjap. "Wow, wangimu seperti wangi bunga plum. Ganti parfum? Maehwa sangat pandai memikat hati."

"Matamu baik-baik saja, Maehwa? Kenapa memakai kacamata? Jangan bilang kau begadang lagi semalam dan membuat lingkaran panda di kantung matamu..."

"Astaga! Jaga kesehatanmu dong."

Bacot sekali dua manusia ini. Aku ingin melempar kecoak ke wajah mereka berdua. Kenapa Jun-oh dan Kyo Rim gemar sekali menggodaku?

"Cepat terima kertas misimu, Kak Maehwa!" Jinyong nongol dari belakang Jun-oh. "Hehehe, kakak pasti bakal kaget."

Akhirnya aku bisa lepas dari mereka. Bikin mood pagiku buruk ae tuh bocah-bocah. Lihat saja. Jika aku dapat kecoak atau ulat, akan kumasukkan ke belakang baju mereka. Aku tertawa jahat dalam hati.

Aku datang ke tempat penitipan ponsel.

"S-silakan letakkan ponsel anda di sini..." kata staf, menyodorkan keranjang. Dia menunduk malu seolah enggan melihatku.

Aku mandi dengan bersih dan memakai parfum baru. Tapi dia tidak mau melihat wajah anakku yang tampan ini? Hatiku sebagai 'Ayah Maehwa' tersinggung.

Kutaruh ponselku dengan dingin, lantas pergi menerima surat misiku.

Staf lain memberikan apa yang kuinginkan. Dia menyerahkan sebuah amplop padaku. Misinya ada di dalam?

"Itu jadwal anda hari ini," katanya.

Aku membukanya, mengeluarkan kertas misi. Membaca dengan teliti.

The Star Peak; Sesi Hiburan
(Hal-hal yang dibutuhkan seorang idol)

1. Kelas Berdandan (11.00 - 13.00)
2. Kelas Olahraga Ceria (15.15 - 17.00)
3. Suprise Camera (19.00 - 21.00)

Aku meremukkan kertas tersebut dan melemparnya. "GOBLOK!"

Tentu itu hanya terjadi di khayalanku.

♩✧♪●♩○♬☆

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro