Chp 68. Kelas Merias (1)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

***IDOL PLAYER***

'Star Peak' sekali lagi membuatku dendam pada program survival idol ini. Tidak bisakah mereka mengadakan event yang normal? Atau tidak langsung ke misi grup saja? Kenapa kami disuruh berdandan?!

Kelas ini tidak masuk di akal. Apa aku boleh tidak mengikutinya? Kulirik trainee di sekitarku yang justru antusias. Mereka jelas tertarik dengan kelas ini karena kami bisa mendapatkan kosmetik gratis di akhir kelas. Brandnya bukan main-main.

"Syuting akan segera dimulai. Kalian boleh mengganti baju sekarang."

Aku mendesah pelan, pergi ke asrama dengan langkah berat seolah ada batu tersangkut di kakiku. Berdandan? Saat dirias oleh penata rias saja, ihhh aku super merinding. Amit-amit jabang bayi. Bagaimana cara aku melewati kelas ini?

Mungkinkah ini alasan mengapa GM sistem idol menyuruh Danyi memperhatikan penampilanku? Apa dia tahu ada Kelas Merias hari ini? Hebat juga si GM pelit itu.

"Bagaimana? Apa kakak kaget?" celetuk Jinyong, tahu-tahu berjalan di sebelahku.

"Kau ingin aku bereaksi kayak apa?"

Jinyong cemberut. "Kak Maehwa mah."

Apa yang dia harapkan? Apa Jinyong mau aku menyuruhnya memilih antara ditabok pakai sendal atau pedang? Sepertinya dia ingin kepalanya hilang olehku.

Seragam trainee kali ini kaus berlengan pendek dengan logo TSP di bagian dada. Aku melepaskan perekat pada papan namaku, menempelkannya ke perut.

"Wah, Ahram! Benda apa itu?"

Seruan Kyo Rim mengagetkanku. Apa dia tidak bisa berbicara dengan volume rendah? Kami kan satu kamar. Ahram pasti mendengarnya. Anak ini sangat enerjik dan jatuhnya menyebalkan. Aku sangat ingin menampolnya sejak dulu.

Ahram cengengesan, dia memamerkan lima buah merchandise handfan dengan tampilan wajah chibi. "W-waktu aku pergi ke Stasiun Konkuk sama Geonwoo, ada fans yang memberikannya. M-mereka minta titip kepadaku untuk memberikan punya kalian! I-ini milik Kangsan, lalu yang ini milik Jinyong. Ini milik Jun-oh. Lalu..."

Kami menatapnya prihatin. Oh Ahram, terlalu baik itu tidak bagus. Dia kan bukan penitipan barang. Aku malas dengan tipikal orang tak tegaan sepertinya.

"Y-yang ini milikmu, Maehwa..."

Aku menerimanya. Ini untuk kipas-kipas sate barbeque pasti mantap nih.

[Sungguh tak berotak sekali anda ini. Anda pikir berapa won yang penggemar anda keluarkan untuk membuatnya?]

Memang berapa, heh? Benda trivial begini pasti tak sampai 200 won. Awokawok. Aku tertawa garing dalam hati.

[*Haah* Anda tidak punya wibawa dan aura seorang idol sama sekali. Dahlah.]

[Danyi log out dari kontrol operasi sistem.]

Lho, kenapa dia ngambek? Memangnya aura seorang idol itu apa? Jelasin kek!

Para trainee masuk ke ruang 'Kelas Merias' begitu syutingnya dimulai. Mereka melambai-lambai ke kamera sambil menyunggingkan senyuman manisnya, lalu berseru kagum mendapati ada 30 meja beserta kursi di dalam ruangan.

Aku yang berada di barisan belakang, mengernyit melihat mereka heboh. Apa sih? Kenapa mereka bertingkah lebay? Kan hanya ada meja dan kursi di situ. Aku ingin menempeleng anak-anak alay ini.

Tidak, aku terlalu cepat menilai. Ada alasan mengapa mereka seperti itu. Trainee di barisan belakang akhirnya bergabung ke dalam, termasuk aku. Di sana tidak hanya ada 30 meja dan kursi, tetapi juga dengan kotak misterius di atasnya.

Tunggu dulu... Aku memicing membaca logo merek di kotak-kotak tersebut.

Ada beberapa brand make-up yang populer di kalangan artis. ALIC3, Beauty Marshmellow, PINKROSE, ME:Cherry, dan sebagainya. Lalu 30 kotak itu berlabel ALIC3. Lumayan juga sponsor acara ini.

Dengan cepat, para trainee menyebar mencari kursi, mulai membuka kotak itu. Ada juga yang menguncangkannya.

Aku sih mengambil kursi secara acak, yang penting jauh dari jangkauan kamera alias kursi barisan belakang. Sudah cukup aku dibuli oleh meme di episode 8. Aku harus dapat editan kalem di episode berikutnya.

Tapi ngomong-ngomong, kru produksi niat sekali. Mereka juga menyediakan cermin sekaligus bandana binatang di sebelah kotak ALIC3. Aku memegangnya.

Jangan katakan padaku kalau kami akan disuruh memakai benda menjijikan ini.

Aku mengusap wajah frustasi. Itu tidak benar, kan? Kumohon jangan sampai. Harga diri Im Rae yang sedang berusaha bangkit, akan kembali meleyot.

Seseorang duduk di sampingku.

"S-saya boleh duduk di sini, kan? Atau Kak Maehwa menunggu seorang teman?"

Anak ini sopan sekali. Dialeknya juga unik.

"Ah, tidak apa, Do Woo. Aku tidak menunggu siapa pun." Karena mereka sudah dapat pasangan masing-masing. Aku menatap datar meja di depanku. Ada Jun-oh dan Ahram sebagai partnernya. Di depannya lagi Jinyong bersama Kangsan.

Si Rambut Merah dan Si Rambut Hitam itu ke mana-mana selalu bersama seperti lem dan kertas. Padahal mereka beda agensi. Kayaknya mereka sudah akrab sejak awal acara dan saling support satu sama lain. Toh, mereka juga seumuran.

"Wah! Bungkusannya cantik sekali."

"Ini apa? Make-up? Apa boleh dibuka?"

"Hei, produk ini bagus banget. Warnanya cocok dengan warna kulitku."

"Lihat aku. Wajahku jadi tampan."

Kutatap anak-anak malang tak punya urat malu yang sudah mencobai alat make up-nya. Kenapa mereka bisa sepercaya diri itu? Apa hanya aku yang malu di sini?

Kapan aku mendapatkan poin stat lagi? Aku harus menaikkan mentalitasku yang serapuh kaca. Ini benar-benar menyiksa.

Aku pengen menyerah jadi idol.

Pintu terbuka. Seseorang menyelonong masuk tanpa salam. Para trainee menoleh, berseru tertahan kecuali aku. Mereka seketika berbisik-bisik dengan teman sebangkunya. Ada juga yang bangkit dari kursi, membungkuk menyapa sosok itu.

"Omo! Omo! Siapa dia??"

"Apa kau mengenalnya? Aku kayaknya pernah melihat wajahnya di newtube."

"Halo, selamat pagi." Wanita itu menyapa ramah. "Kalian semua tampan-tampan dan manis ya. Calon bintang memang begini."

"Selamat pagi," jawab para trainee kikuk.

Eh, rasanya aku pernah melihat wanita ini di suatu tempat. Lewat di fyp newtube-ku secara tidak sengaja. Kalau tak salah dia...

"Perkenalkan, saya Lavanya, pembuat konten kecantikan di Newtube. Saya juga aktif di Teentok dan YouWatch."

Trainee kembali berseru kolektif.

Kan! Apa kubilang! Aku pernah melihat kontennya sekilas di fyp-ku. Lavanya yang memiliki arti 'Kecantikan & Pesona' dengan 331 ribu subscriber. Dia juniorku. Apa yang dia lakukan di sini? The Star Peak mengundangnya? Jangan-jangan...

"Saya di sini untuk membantu peserta pelatihan meningkatkan pesona idola kalian. Mohon kerja samanya."

"Astaga! Sulit dipercaya!"

"Kakakku selalu menonton kontennya untuk belajar merias. Aku tak percaya aku bertemu langsung dengan orangnya."

Aku mengepalkan tangan. Dasar bodoh kau, Im Rae. Apalagi tujuan seorang master riasan datang ke tempat pelatihan trainee kalau bukan mengajari dandan.

Kelas ini sungguh kelas neraka.

Aku tak mau di sini. Aku pengen pulang!!!!

♩✧♪●♩○♬☆

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro