chapter 10

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Baiklah, Tobi. Sekarang berpikir. Bagaimana cara aku mengembalikan nama akunku ke semula? Bisa gawat kalau kepergok yang lain aku main nih game.

Kapten bilang item "Change Name" hanya diberikan sekali saja sebagai hadiah naik level. Bodohnya aku memakai kesempatan itu untuk mengubah akunku jadi nama asli. Northa henar, seharusnya aku tanya-tanya dulu. Ini menyebalkan.

Dan yang lebih menyebalkan adalah manusia di sampingku ini tidak mau berhenti mengoceh! Siapa lagi kalau bukan si Erol.

"Kau dengar kan, Tobi? Sebenarnya kutu rambut punya sayap lho. Coba masukkan ke plastik yang sudah ditiup dan biarkan semalaman, maka ia sudah mengambang."

Ini menguras kesabaran. Aku berhenti melangkah. "Aku tahu, jangan bicara lagi."

"Kau sudah tahu?! Bagaimana—"

"Apa kau tahu kenapa matahari ketika pagi terasa sejuk ketika siang menjadi panas?"

Erol menatapku tanda tanya. "Kenapa?"

"Ada dua hal menyebabkan hal itu terjadi, yaitu arah datang sinar matahari dan lapisan atmosfer yang dilaluinya. Matahari pagi datang dengan arah miring yang membuatnya harus melewati lapisan atmosfer lebih tebal dari pada arah datang matahari siang hari yang vertikal. Karena melewati atmosfer tebal, energi matahari yang lolos berjumlah sedikit sehingga suhu pagi hari jadi adem. Kalau siang hari, cahaya matahari melewati atmosfer lebih tipis, sehingga energi yang lolos banyak dan membuat suhunya panas. Lalu mengapa sore hari lebih panas dari pagi hari? Itu karena bumi telah menyimpan energi matahari sejak pagi." Aku menjelaskan panjang lebar.

Erol terdiam lama. Oh? Dia tidak menjawab lagi nih? Ya sudah. Pintu lift terbuka, aku segera keluar meninggalkan Erol.

"Apa kau membenciku?" cetus Erol.

Dua kali langkahku terhenti. 

"Hanya kau satu-satunya yang menyingkir setiap aku menyapa. Katakan padaku, apa aku punya salah padamu? Aku ingin berteman dengan semua murid di kelasku. Entah kenapa, kau sulit untuk didekati."

Aku mengepalkan tangan. "Kalau kau paham artinya maka baguslah. Kau tak perlu repot-repot akrab denganku. Itu tak ada gunanya," ujarku akhirnya menuju kamar.

"Tunggu, Tobi!"

Kau takkan mengerti jika kau berada di posisiku, Erol. Secara tidak langsung kau menyakiti hatiku. Berteman katamu? Setelah yang kau lakukan? Ah, benar. Kau kan tidak tahu apa yang sudah kau perbuat. Yang salah adalah aku karena drama dan lebay, hahaha.

Tak sengaja aku menyenggol bahu seseorang dari simpang koridor.

"Ah, maaf." Aku membungkukkan badan tanpa melihat wajah orang yang kusenggol. Pikiranku kemelut saat ini. Lebih baik mencairkan pikiran dengan main game.

"Ck, perhatikan langkahmu."

Ng? Aku tertegun. Orang itu sudah melewatiku beberapa langkah bersama beberapa pengawal. Lho, kok, suaranya macam pernah dengar? Aku sering mendengar suara ini di guild.

Aku menoleh ke orang barusan. Dia sedang bercakap-cakap dengan para pengawalnya.

"Tidak apa, Tuan Muda Northa. Masalah Anona Guri di-handle oleh anggota kita."

"Oh, ya? Bukankah semua agen sibuk?"

"Ah iya, Anda tidak tahu. Dia adalah bodyguard baru di agensi kita. Anaknya masih remaja seperti Tuan Muda lho."

"Baguslah. Jika kita berhasil memuaskan permintaan ayahnya, maka Guri Security  bisa menjadi pengayom besar. Kita akan diuntungkan. Jadi, tolong bilang pada agen muda itu untuk melakukan tugasnya dengan benar."

"Siap, Tuan Muda."

Astaga. Aku menelan ludah. Percakapan macam apa yang kudengar ini? N-northa, si Sniper Jagoan Marmoris, seorang bos? Di usia semuda itu?

Dan dia bos dari Guardiola Security?! Tidak boleh. Northa tidak boleh sampai tahu.

"Ah, itu dia." Batang hidung Sanju tampak di ujung lorong, melambaikan tangan. "Tobi! Aku mencarimu dari tadi!" serunya kencang.

Ya Tuhan! Sanju bego! Aku bisa mendengar langkah kaki Northa bersama pengawal-pengawalnya berhenti.

"Tobi! Kau dengar tidak?"

Aku secepat kilat menghampirinya, membekap mulutnya. "Iya! Iya! Aku dengar. Kau mau tahu di mana kamarku, kan? Mari sini aku kasih tahu." Lalu aku pun menyeret Sanju menjauh dari sana. Ini kebetulan yang mengerikan. Aku bertemu dengan Northa.

Di sisi lain, Northa menoleh, terdiam sejenak.

"Tobi?" []







Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro