D u a p u l u h s a t u

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

21. Beby juga

___

Beby dan Rios saat ini tengah sibuk lomba memasak dengan Anneth dan Guntur yang menjadi juri.

Kedua remaja itu sibuk saling dorong, bahkan sesekali mereka menuangkan bumbu pada masakan lawannya.

"Apaan tuh, masa nasi goreng item banget!" cibir Beby.

Rios mengambil garam, cowok itu hendak menuangkannya pada masakan Beby, namun Beby dengan cepat menahannya. "Jangan dong!"

"Boleh dong!" jawab Rios.

Beby menahan dada Rios dengan kepalanya agar cowok itu menjauh.

Namun, Rios bersih keras hendak menuangkannya.

Setelah pulang dari restoran tadi, Beby memilih datang ke rumah Rios dengan alasan kangen Anneth.

"Rios! Gak lucu sana!"

"Lo sekarang beralih jadi tukang sundul?" tanya Rios kesal.

Beby mendongak, gadis itu mengambil alih garam kemudian menuangkannya pada masakan Rios. "Makan tuh garem!" kata Beby.

"Lo ngeselin banget sih!"

Beby memilih mematikan kompor, kemudian ia menuangkan masakannya pada piring. "Gue jamin masakan gue lebih enak."

"Iyalah, lo mainnya curang. Segala lo masukin ke masakan gue, dasar ngeselin!"

Beby tertawa, gadis itu meraih sendok dan mengambil nasi goreng di piringnya. "Cobain deh," kata Beby.

Rios menerima suapan Beby, "Enak," kata Rios.

"Buat gue aja!" Rios mengambil piringnya kemudian berlari meninggalkan Beby.

Beby menatap kompor Rios yang masih menyala, mematikannya kemudian berlari mengejar cowok itu. "MAMA!" teriak Beby tidak terima.

"Rios, kasian Bebynya," tegur Anneth yang melihat Rios berlari hingga naik ke atas kursi demi menghindari Beby.

"Iya tuh, Ma. Rios gitu sama Beby," adu Beby.

Rios duduk di kursinya dengan piring yang ia letakkan di depannya. "Mau gak?" tanya Rios.

Beby langsung duduk di samping Rios. Gadis itu merebut sendok di tangan Rios kemudian memakannya.

"Katanya Mama sama Papa yang jadi juri. Kenapa malah kalian yang makan?" tanya Guntur.

Beby dan Rios tertawa. Benar juga.

"Ma, ayo berangkat," ajak Guntur.

"Loh, mau ke mana?" tanya Beby.

"Mau ke rumah Kak Hanin, ngidam pengen bikin rujak sama Mama katanya." Guntur tertawa pelan.

Rios mengangguk. "Ya udah sana-sana, bilang sama Kak Hanin. Kalau ngidam gak usah ngerepotin."

"Heh!" Beby memukul bibir Rios dengan perasaan kesalnya.

Guntur mengacak rambut Putranya. Setelahnya, ia dan Anneth pamit pergi.

Beby menatap Rios, "Rios, gue cantik gak?"

"Cantik."

"Makasih …."

"Kalau gak jelek."

Beby mendengkus kesal. Rios tetap saja menyebalkan. "Lo sama cowok kemarin gimana?" tanya Rios.

"Gimana apanya?"

"Pacaran?"

Beby menggeleng. Selera makannya tiba-tiba saja berkurang saat mengingat Abay yang tadi pagi menghindar darinya. "Kenapa? Padahal gue liat kalian … akrab banget."

"Lo cemburu?" tanya Beby.

"Gak lah. Geer lo."

Rios menahan kekesalannya. Tentu saja ia cemburu, tapi Rios juga sadar diri. Jika memang benar Beby sudah mulai suka pada cowok kemarin, anggap saja itu karma dan juga pelajaran bagi Rios. Karna, ia sudah menyia-nyiakan orang yang benar-benar tulus padanya.

"Kirain."

"Emang kenapa? Lo mau gue cemburuin?" tanya Rios.

Beby menggeleng, "Nggak. Lo rese kalau cemburu. Sukanya marah-marah, serem."

Rios tertawa, tangannya terulur mengampit leher Beby dari samping. "Itu artinya gue sayang sama lo."

"Kalau sayang lo gak akan selingkuh."

***

Esok harinya di hari senin, Beby mengobrak abrik isi tasnya di koridor. Sial sekali dirinya, sudah kesiangan lupa bawa topi pula.

Ia melirik lapangan yang sudah mulai dipenuhi oleh siswa dan siswi SMK Andromeda.

Sebuah topi tiba-tiba saja terpasang di kepalanya. Gadis itu mendongak, "B-Bay?"

"Pake aja." Abay langsung berlalu pergi meninggalkan Beby sendirian.

Wajah cowok itu terlihat datar. Tak ada senyum, atau tak ada basa-basi sedikit pun yang keluar dari bibirnya.

"Beby! Kenapa masih di sini? Ayo ke lapang!"

Teriakan guru kesiswaan, sontak membuat Beby mengangguk. "Saya nyimpen tas dulu, Pak."

Beby berlari masuk ke dalam kelasnya. Menyimpan tas, kemudian berlari ke lapangan dan bergabung dengan teman-teman kelasnya.

"Tumben siang," ujar Alya.

"Kesiangan bangun."

Beby melirik ke arah belakang. Di sana, Abay berdiri dengan beberapa orang yang melanggar peraturan.

Harusnya Beby yang berdiri di sana, tapi … mengapa Abay harus melakukan ini pada Beby?

Menit demi menit berlalu, upacara dibubarkan. Namun, Beby tidak langsung pergi.

Ia melihat beberapa orang digiring untuk pindah ke tengah lapang.

"By, ayo bentar lagi masuk," kata Alya.

"Eh? Ayo."

***

Jam istirahat, Beby berdiri di depan kelasnya. Biasanya, Abay akan lewat bersama rombongan kelas cowok itu.

Beby mengembangkan senyumnya saat apa yang ditunggunya akhirnya tiba.

Gadis itu berjalan menghampiri Abay. "Bay, topi."

Abay mengambilnya. "Makasih."

"Hari ini lo ada waktu? Gue …."

"Gue sibuk. Gue duluan, ya."

Abay lagi dan lagi pergi meninggalkannya di koridor. Ada apa dengan Abay sebenarnya?

Beby menghela napasnya pelan.

Apa hobi lelaki memang begitu? Membuat nyaman, lalu meninggalkan?

"Bengong terus sampe kesambet setan badak."

Beby menoleh. Gadis itu langsung menarik dasi yang dikenakan oleh Rios yang baru saja datang. "Ayo ke kantin."

"Woi! Kecekek!" Rios memukul tangan Beby kesal.

Keduanya berjalan terus sampai tiba di kantin. Duduk bersama Alya, Bimo, dan Dicky, mereka menatap Rios dan Beby heran. "Kalian balikan?" tanya Alya.

"Baikan," koreksi Beby.

"Harusnya lo jauhin dia lebih lama, By. Biar tau rasa, muka pas-pasan hobinya kok selingkuh," ujar Dicky.

Rios menatap Dicky tajam, "Muka lo tuh di bawah kata pas-pasan. Ancur."

"Manusia julit emang pantes sama manusia modelan kaya Mak lampir, Regita misalnya," ujar Bimo.

Alya berdiri, gadis itu menyelinap di antara Rios dan Beby. "Gue masih gedek ya sama lo, Yos!" ujar Alya.

"Bagus, Yang. Panggang aja dia di penggorengan!" sahut Bimo.

"Jadi mau di panggang atau di goreng?" tanya Dicky.

"Direbus."

"Yos, Regita sakit."

Rios, Beby, Dicky, dan Bimo mendongak. Di sana, Anne berdiri seraya menatap ke arah Rios. "Urusan gue?"

"Masuk rumah sakit."

"Dia gak mau makan dari kemarin. Katanya dia pengen ketemu sama lo," ujar Anne.

Beby melirik ke arah Rios yang juga menatapnya. "Boleh?" tanya Rios.

"Dia juga pengen ketemu Beby."

TBC

Tadinya gak akan post, tapi … makasih banget buat kalian yang udah semangatin akuT_T

Gimana kesan setelah baca part ini?

Ada yang ingin disampaikan untuk Beby

Rios

Abay

See you!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro