S e p u l u h

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

10. Beby sakit

______

Rios mengusap wajahnya kasar kala mendapati kabar, Beby sakit dan sekarang tengah berada di UKS.

Beby marah tadi pagi, bahkan gadis itu enggan pergi ke sekolah bersama Rios. Rios duduk samping brankar, tangannya terulur menggenggam tangan gadis itu yang terasa begitu panas. "Beby," panggil Rios pelan.

Gadis itu masih tertidur. Rios mengecup tangan Beby beberapa kali.
Bayangan wajah kecewa Beby tadi pagi masih terbayang di benaknya. Tangan Rios mengusap dahi gadis itu, sumpah demi apapun ini terasa sangat panas.

Beby yang merasakan ada sentuhan di dahinya, langsung membuka mata. Namun, saat mendapati Rios, Beby langsung membalik posisi tidurnya membelakangi Rios. "By," panggil Rios.

"Kenapa di sini?"

"By, lo sakit gue gak …."

"Hati gue lebih sakit, Yos."

Rios diam. Cowok itu menyentuh bahu Beby, namun Beby menepisnya. "Ke kelas sana," usirnya.

"By, jangan gini."

"Terus gimana?" tanya Beby.

Gadis itu menahan tangisnya. Ia masih merasa sangat sakit hati oleh Rios.

Gara-gara kemarin malam, Beby sakit. Rios hampir lupa jika Beby tak bisa terkena angin malam, gadis itu memaksakan membuat sarapan untuk Rios, dan Rios malah menolaknya.

"By, gue …."

"Lo berubah, Yos. Rios yang gue kenal tuh gak kaya gini," lirih Beby.

Rios membalikan tubuh Beby agar menghadap ke arahnya. "Gue gak berubah, By. Gue masih sama," ujar Rios.

"Waktu gue nunggu lo di rumah sampai sore, lo ke mana?"

"Waktu gue nunggu lo di halte, lo ke mana?"

"Waktu lo bilang gak bisa jemput gue ke sekolah, lo ke mana?"

"Waktu kemarin lo bilang cape, lo ke mana, Yos?"

Rios diam, apa Beby sudah tahu? Tapi, katanya … feeling seorang perempuan itu sangat kuat dan bisanya selalu tepat sasaran.

Rios merasa khawatir sekarang. Ia takut.

Takut Beby meninggalkannya.

Sekarang.

"Terus, kenapa tadi lo nolak masakan gue?"

"By, jangan gini. Gue sama sekali gak … oke … gue minta maaf. Gue janji …."

"Gue gak butuh janji lo, Rios."

Rios mengangkat tubuh Beby agar gadis itu duduk. Kemudian, ia memeluk tubuh gadis itu dengan erat. "By, badan lo panas banget."

"Mau pulang?"

Beby diam tak menjawab. Bahkan cowok itu mengalihkan percakapan mereka.

Rios melepas pelukannya, cowok itu berjongkok di depan Beby. "Ayo naik."

Bukannya naik ke atas punggung Rios, Beby memilih turun dari brankar dan pergi meninggalkan UKS.

Rios menatap nanar kepergian gadis itu.

Bersamaan dengan perginya Beby, Regita datang. Gadis itu menatap Rios kesal, "Ngapain di sini? Lo nyamperin Beby?"

"Iya."

"Kenapa? Lo …."

"Beby pacar gue!" jawab Rios cepat.

Regita tertawa pelan, gadis itu hendak pergi. Namun, Rios menahan pergelangan tangannya. "Re."

"Apa? Beby pacar lo kan? Terus lo anggap gue apa, Yos? Mau lo apa sih sebenernya?"

"Lo bilang mau putusin Beby buat gue," sambung Regita.

Rios melepas cengkalannya pada Regita. Cowok itu diam, tak bisa mengatakan apa-apa.

"Gue gak bisa, gue …."

"Putusin Beby, atau kita yang putus."

Rios menatap Regita dengan senyum miring. Cowok itu mengangguk, "Kita putus."

***

Rios menatap Beby yang sedaritadi diam di belakangnya. Di atas motor, Beby berkali-kali menghela napas.

Ingatannya pada kejadian di UKS tadi masih melekat. Beby ada di sana, ia melihatnya.

Rios memutuskan hubungannya dengan Regita. Bukankah itu artinya, Rios selingkuh?

Rios meraih tangan Beby agar melingkar pada perutnya. Cowok itu mengusapnya pelan, ada rasa khawatir saat melihat Beby diam tak seperti biasanya.

"Sore nanti … gue mau ke rumah Kak Hanin anter Mama, lo mau martabak?" tanya Rios lembut.

"Gak usah."

"Biasanya kalau sakit, lo sembuh kalau …."

"Gue gak mau."

Rios diam, cowok itu menghela napas dan memilih fokus ke arah jalanan.

Tak lama, keduanya sampai di depan rumah Beby. Rios menatap gadis itu yang baru saja turun.

Tangan Rios terulur mengusap kepala gadis itu dengan pelan. "Ganti baju, makan, jangan lupa minum obat, langsung tidur. Nanti gue ke sini sore, ya?"

Rios hendak mencium kening Beby. Namun, Beby menahannya. "Gue masuk ya?" kata Beby menghindar.

Rios menatap Beby, "Lo kenapa, By? Masih marah?"

"Gue … cape."

"By."

"Ah, gue masuk ya? Lo gak usah ke sini, gue …."

Rios berdiri, cowok itu menunduk menatap Beby. "Ada yang lo sembunyiin dari gue?" tanya Rios.

Bukankah pertanyaan itu seharusnya Beby yang mengatakan?

Beby tersenyum tipis, tangan Rios terulur mengusap pipi gadis itu pelan. "Gue sayang banget sama lo, By."

Kalau lo sayang, lo gak akan selingkuh dari gue.

Beby menahan air matanya yang hampir saja keluar. Gadis itu mengangguk, "Iya."

"Lo kenapa sih, By?" tanya Rios kesal.

Beby hendak pergi. Namun, Rios menahannya. "Kalau ada masalah tuh tuntasin dulu. Jangan lari kaya gini," kata Rios masih dengan nada nge-gasnya.

"Yos, sumpah gue cape banget."

"Lo ngehindar?"

"Lo marah gara-gara masakan lo gak gue makan? Ayolah, cuman masalah itu lo marah kaya gini? Ke kanakan tau gak!"

Beby mengelus rahang Rios dengan pelan. Gadis itu berjinjit, kemudian berbisik, "Let's break."

Tubuh Rios menegang. Sampai Beby kembali ke posisi semula, Rios masih diam tak berkutik.

"Tuntas, kan?" tanya Beby.

"Ya udah, kayanya udah selesai juga. Gue masuk, ya?" pamit Beby.

Gadis itu langsung berlari pergi meninggalkan Rios. Rios sendiri menatap nanar punggung yang mulai menjauh.

Tangannya terkepal. Menendang angin dengan perasaan kesal. "Brengsek!"

Rios langsung menaiki motornya dan melajukannya dengan cepat.

Hubungannya dengan Beby … kini berakhir.

Selesai

Eh kok selesai?

Tbc maksudnya:v

Puas gak Rios kehilangan dua duanya?

Ada yang ingin disampaikan untuk Rios

Beby

Regita

See you!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro