MIMPI BURUK

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Malam terasa sangat sunyi ketika Carlos terengah dalam lelapnya. Laki-laki itu tertidur dengan gelisah. Wajahnya bahkan telah berkeringat meskipun AC ruang pribadinya ini sudah sangat sejuk untuk ukuran normal. Wajahnya terlihat sesekali mengerut dan terdengar rintihan lirih penuh rasa kesakitan dan nelangsa yang kental.

Sementara di dunianya yang jauh tak terjangkau ...

Carlos berusaha terus berlari dari kejaran perempuan dengan baju putih yang di bagian depannya terlumur noda darah yang masih sangat baru. Perempuan itu menatap Carlos dengan penuh kebencian. Carlos berlari dan terus berlari, meninggalkan perempuan itu yang sialnya terus membuntutinya kemanapun Carlos pergi.

Hingga sebuah akar kayu yang melintang di jalan tersandung oleh kaki Carlos, lelaki itu terjatur, terjerembab dalam kubangan rasa takut yang membuatnya berkeringat dingin. Dan ketika hendak bangkit, sorot mata penuh kebencian itu kembali menghunjam mata Carlos, membuat laki-laki itu seperti terpaku pada bumi, hingga membuatnya tak bisa bergerak dan beranjak meninggalkan tempat itu.

Perempuan itu tertawa di hadapan Carlos.

"Mengapa kamu ketakutan, Carlos? Apakah kamu takut denganku? Bukankah ini yang telah kamu lakukan padaku? Kamu membunuh Alfonso, kekasihku yang kucintai," nada perempuan itu terdengar lirih ketika menyebut nama Alfonso.

Sebuah rasa sakit yang terlalu dalam terasa nyeri dia rasakan.

"Ma...maafkan aku, Sarah. Maafkan aku! Tapi jangan bunuh aku, aku mohon," Carlos menangis tergugu oleh rasa takut yang terlalu.

Terdengar perempuan itu tertawa membahana.

"Apakah kau mengampuni nyawaku dan nyawa Alfonso ketika dulu kamu membunuh kami?" suara pertanyaan tajam dan menukik itu membuat Carlos terpaku.

Perempuan ini benar. Dia telah mengabaikan permohonan dan tangis sepasang kekasih itu ketika nafsu angkara murka menguasai jiwanya. Mendominasi akal sehatnya yang tak pernah waras karena memang Carlos berasal dari sebuah pernikahan tersembunyi antara Raja Ignis  dan Putri Hayle, adik ipar Raja Ignis.

"Sekarang, aku akan melihatmu menjadi manusia terkutuk yang akan terus melihat orang-orang yang kamu cintai satu demi satu meninggalkanmu dalam rasa sakit seperti yang kurasakan, Carlos. Kamu akan terkutuk selamanya!"

"Tidaaakkk!!!!" Carlos berteriak, menepis apapun yang bisa dia tepis untuk menghindar, ketika kemudian sebuah tangan mengguncangnya agar bangun.

Carlos tergagap dan terbangun paksa dari mimpi buruknya yang selalu hadir setiap malam, selama berpuluh-[uluh tahun lamanya.

"Anda bermimpi buruk lagi, Tuan?" Pablo, Kepala rumah tangga mansion D'Carlos House ini mengangsurkan segelas air putih yang teko kristalnya selalu tersaji di nakas, dekat ranjang Carlos.

Masih dengan tubuh basah keringat dan tangan yang gemetar, Carlos menerima gelas itu dan menenggak isinya hingga tandas. Kemudian menyerahkan kembali kepada Pablo. Laki-laki itu kemudian mengusap rambutnya untuk menenangkan dirinya.

"Maaf mengganggu tidurmu, Pablo," ujar laki-laki tampan itu tanpa menatap Pablo yang masih berdiri di samping ranjangnya.

Pablo tersenyum bijak.

"Sudah menjadi pekerjaan saya, Tuan."

Carlos mengangguk. Ini bukan hanya sekali saja Carlos membuat Pablo terbanun tengah malam hanya demi membangunkan Carlos yang berteriak panik dalam tidurnya yang selalu mengalami mimpi buruk itu.

"Kembalilah, Pablo. Aku akan tidur setelah tenang."

"Anda butuh obat penenang, Tuan?"

Carlos menggeleng tegas. "Tidak, Pablo. Aku sudah sangat bergantung pada obat itu. Tidurlah kembali. Aku akan tenang sebentar lagi."

Pablo mengangguk kemudian membungkuk sebelum akhirnya meninggalkan Carlos yang masih gemetar ketakutan oleh mimpi buruknya.

Dengan kesal, Carlos membanting tubuhnya ke ranjang. Ini sudah sangat lama, bahkan hampir dua abad lamanya semenjak kejadian malam itu, tapi nyatanya Carlos tak bisa menghindar dari kejaran mimpi buruknya.

"Sarah... Maafkan aku," gumam Carlos lirih.

Dan Carlos tahu, bahwa dia tak akan bisa terpejam, hingga pagi menjelang nanti.

* * *

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro