RAMALAN VOODOO

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Usai Pablo keluar dari kamarnya, Carlos bangkit dari tidurnya hanya untuk duduk dan merenungi mimpi buruknya yang selalu datang setiap malam, bahkan semenjak bertahun-tahun yang lalu. Laki-laki itu mengusap wajahnya yang berkeringat dengan pikiran kalut. Bayangan Putri Sarah yang berlumuran darah kembali menghantui pikirannya.

Kesal dengan hidupnya, Carlos bangkit untuk mengambil minuman di sebuah lemari kecil dan tinggi yang berdiri di sudut ruang tidurnya yang luas itu. Mengambil salah satu botol yang berisi minuman anggur yang usianya mungkin seusia dengan dirinya, mungkin juga lebih tua. Carlos mengamatinya dan senyum ironi terbit di bibirnya yang seksi yang dulu begitu digilai banyak perempuan di era mudanya.

Muda?

Haruskah Carlos menertawakan dirinya sendiri ketika dia merasa muda? Bahkan Carlos sering merasa benci ketika dia menyadari bahwa dia sudah berkali-kali berganti kartu identitas hanya demi menghilangkan kecurigaan orang atas ketidaknormalan yang ada pada dirinya tersebab kutukan sialan itu.

Tidak hanya kartu identitas, Carlos bahkan harus berpindah-pindah tempat tinggal, dari distrik yang satu ke distrik yang lain hanya untuk menghilangkan jejak bahwa dia bukan manusia normal. Sepintas lalu memang dia normal dan baik-baik saja. Dia hidup dengan makan dan beraktifitas sebagaimana manusia lainnya. Bahkan dia juga bekerja sebagai seorang direktur yang bergerak di bidang akuntansi.

Ya, Carlos yang sejujurnya memang berotak briliian itu telah mendirikan sebuah perusahaan yang menyediakan jasa audit keuangan perusahaan-perusahaan besar. Dia memiliki banyak akuntan yang handal yang bekerja dengan efektif dan cermat dalam mengaudit keuangan sebuah perusahaan.

Sebagai seorang pria yang hidupnya mapan, tentu saja dia sangat memikat dengan ketampanan aristokrat yang anggun dan elegan. Karir dan kekayaan yang memadai membuat Carlos menjadi incaran banyak perempuan, terutama para eksekutif muda bahkan perempuan-perempuan sosialita yang terbiasa melepaskan banyak uang hanya untuk kesenangan ragawi.

Tapi siapa yang sangka bahwa dia tak bisa menua? Usianya terhenti pada angka tiga puluh tahun. Angka usia yang membuat seorang laki-laki begitu maksimal dalam pesonanya. Bahkan semua laki-laki akan merasa berjaya pada udia demikian. Tapi tidak dengan Carlos. Dia sudah jenuh dengan segala macam kejayaan dan keindahan dunia. Bahkan sudah berpuluh-puluh kali dia berusaha membunuh dirinya sendiri hanya demi menghilangkan kutukan sialan yang dilontarkan Putri Sarah, ratusan tahun silam itu.

Tapi Carlos harus kecewa ketika usahanya tak menuai hasil sama sekali. Bahkan setelah dia menembak kepalanya sendiri, di penghujung kesadarannya Carlos tersenyum dan mengejek Putri Sarah —yang sudah tewas di tangannya dulu— bahwa kutukan perempuan puri semata wayang Raja Fargon itu tidak berlaku untuknya. Dunia Carlos pasti akan berakhir ketika kepalanya tertembus timah panas hasil ledakan senjatanya sendiri.

Tapi ejekan Carlos hanya berlaku beberapa jam saja, karena di saat berikutnya, seluruh sel dalam tubuh Carlos membaik dan menyembuhkan sendiri apapun luka yang terjadi dan kembali utuh sebagaimana semula. Yang menyedihkan, bahkan Carlos seperti terlahir kembali setelah kematian yang dia usahakan sendiri itu. Carlos membuka matanya dengan kondisi yang jauh lebih baik, bahkan tak ada satupun bekas luka bekas tembakan yang dia lakukan sebelumnya.

Carlos lantas murka pada takdir, murka pada putri Sarah yang telah mengutuk dirinya, menyesali keangkuhannya dulu sehingga harus membunuh putri Sarah hanya karena perempuan itu lebih memilih Alfonso —pengawal pribadinya— untuk dicintai daripada memilih dirinya yang putra raja Ignis —meski hanya putra dari seorang selir— dan kesal pada hidupnya yang tak pernah berakhir dengan sebuah kematian. Kehidupan abadi yang sangat Carlos benci karena setiap malam yang Carlos lalui, semuanya berisi bayangan putri Sarah yang menghantuinya tanpa henti. Seperti halnya malam ini.

Carlos lantas mengambil sebuah gelas tinggi yang diisinya dengan bongkahan kecil es batu yang berasal dari kulkas portabel, kemudian menuang anggur berusia ratusan tahun itu bersama es batu. Lantas, dengan langkah pelan, laki-laki tampan itu menuju ke pintu yang terhubung dengan balkon kamarnya yang lumayan luas. Langkahnya menuju ke kursi santai yang selalu terpasang di teras balkonnya.

Sejuknya udara malam sedikit menghilangkan keringat yang tadi membasahi tubuhnya. Tapi tidak berhasil menghilangkan rasa cemas yang selalu hadir setiap kali bermimpi tentang putri Sarah. Carlos duduk di kursi besi warna putih itu kemudian menenggak minuman anggur yang manisnya begitu pekat namun mengoda itu.

"Maaf, Tuan Carlos. Saya melihat aura di sekeliling anda begitu pekat. Saya tak bisa menembusnya dengan baik. Namun sehubungan dengan kutukan yang anda tanggung ini, saya mendapat satu petunjuk," Carlos masih teringat jelas bahwa itu adalah kalimat yang dia dengar dari seorang penganut voodoo yang dia temui demi bisa menjadi manusia normal sebagaimana yang lainnya.

"Petunjuk? Dan apakah itu?" tanya Carlos tak sabar ingin menjadi normal.

"Gadis. Seorang gadis," perempuan penganut voodoo yang berambut panjang, dengan garis mata yang tercetak jelas, mengenakan berbagai asesoris aneh itu menatap Carlos dengan tatapan tajam.

Tentu perempuan penganut voodoo yang ditemuinya kali ini jelas bukan satu-satunya paranormal yang telah Carlos datangi, mengingat dia sejujurnya tak percaya dengan hal-hal mistis seperti itu. Tapi kali ini dia akan mempercayainya.

"Seorang gadis? Bisakah anda menjelaskannya secara gamblang, Nyonya?" Carlos seperti orang yang tak sabar.

Si nyonya penganut voodoo itu tersenyum. "Sepanjang usia saya menjadi penganut voodoo, hanya anda satu-satunya manusia yang ingin mati dengan cara apapun."

Carlos tersenyum miris. "Anda tahu yang sebenarnya, Nyonya. Jadi saya berharap anda menjalankan tugas anda untuk mencari tahu bagaimana menghilangkan kutukan ini, dan bukan mengomentari kehidupan saya," Carlos berujar kesal karena si perempuan voodoo malah mengomentari kehidupannya.

"Yang saya lihat, anda akan mendapatkan penawar kutukan itu jika anda bertemu dengan perempuan yang membuat anda jatuh cinta. Hanya dengannya kutukan anda akan hilang."

Carlos tertawa. "Usia saya sudah dua ratus tahun, Nyonya. Dan sudah banyak perempuan di sekitar saya, yang datang dan pergi silih berganti. Bahkan sampai para perempuan itu menua dan mati, anda lihat kan? Saya masih berada di usia ini."

"Anda salah menganalisa kalimat saya, Tuan Carlos. Mereka, para perempuan itu bukan perempuan yang berhasil membuat anda jatuh cinta, tapi mereka yang jatuh cinta dan tergila-gila dengan anda. Apakah ucapan saya salah?" si perempuan penganut voodoo menatap Carlos tajam.

Meski gengsi, tapi laki-laki tampan itu mengangguk karena tahu bahwa perempuan itu benar adanya. Bukan Carlos yang jatuh cinta pada para perempuan itu, tapi mereka yang tergila-gila dengan Carlos.

"Kutukan anda akan hilang dengan darah perawan gadis ini, Tuan Carlos," kata si perempuan voodoo dengan nada misterius.

"Darah? Perawan? Bagaimana mungkin saya bisa mengambil darah perempuan yang hanya dengannya saya nanti akan jatuh cinta? Apakah saya harus membunuhnya? Bagaimana mungkin saya bisa membunuhnya kalau memang saya mencintainya? Bahkan tanpa saya membunuhpun, dua perempuan yang dulu saya cintai tewas dengan sendirinya," Carlos mendesak dengan kalimat penyanggahan.

Namun sayangnya, si perempuan penganut voodoo hanya menggeleng, tak memberi penjelasan dengan gamblang. Bahkan menyunggingkan senyum penuh misteri. "Hanya sebatas itu yang saya lihat, Tuan Carlos. Selebihnya? Seperti yang saya katakan tadi bahwa aura di sekitar anda terlalu pekat, sehingga sulit saya terawang dengan baik."

Percakapan dengan paranormal perempuan penganut voodoo itu telah berlangsung seratus tahun yang lalu. Dan lihatlah, usia Carlos sudah tiga ratus tahun kini. Tapi dia belum menemukan tanda-tanda akan ada perempuan yang membuatnya jatuh cinta.

Malam semakin larut, dan Carlos bahkan sudah menenggak bergelas-gelas anggur purbanya. Tapi kantuknya tak juga datang. Carlos yakin, dia akan terjaga hingga pagi.

Adakah kehidupan yang lebih menyedihkan dari hidup yang Carlos jalani? Hidup dan berhenti tanpa ada tanda-tanda hendak menua, apalagi mati?

* * *


Notes :

Selamat senja, Pembaca .. kali ini saya hadir kembali mengusung Carlos. Kemungkinan saya akan update dua hari sekali, karena saya juga harus menyelesaikan novel DIANTARA NODA DAN CINTA PRASASTI di pf CERIACA. yang suka, silakan berkunjung ke ceriaca.

Carlos akan hadir dengan jumlah kata sekitar 1000 kata (kurang lebihnya), mudah-mudahan bisa menghibur pembaca.

Terakhir, saya tunggu like, komentar berupa kritik dan saran yang membuat saya bisa menuis lebih baik lagi. Jika ada cacat logika, silahkan kritik saja. Saya menerima setiap kritik yang membangun.

Terakhir, terima kasih sudah berkenan singgah...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro