Apple and Rival

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Prompt; Apakah ini sebuah apel biasa? Aku mendengar di cerita-cerita kalau ada satu gadis yang mati setelah memakannya.

Genre: Fantasi

***


Sudah biasa bagiku untuk menjadi sesosok yang sempurna, karena ambisi ayahku yang ingin melebihi seseorang itu ... aku selalu menjadi boneka yang sempurna untuknya.

Akan tetapi, semua itu berubah ketika aku melihat dia. Tatap sedihnya akan sebuah pengakuan dari seseorang yang besar membuatku menjadi tersenyum, hatiku berdebar dan aku merasa sangat bahagia.

Lia, kau adalah rivalku. Aku tidak membencimu, kamu hanya membuatku merasa bahagia. Anggap saja aku gila.

.
.
.

"Lia, kau sudah tahu?" aku menoleh dan mendapati Cia di depan kamar asrama kami sembari menjinjing keranjang yang penuh dengan buah apel.

"Wah, banyak sekali apelnya! Minta satu, ya." Aku mengambil apel itu tanpa permisi dan ditatap tajam oleh si empu, "Ada apa memangnya?" Cia langsung menarik tanganku dan mengajak aku untuk ikut dengannya.

Cia menuturkan sebuah cerita, di dalam ceritanya ada seorang wanita yang sangat mencintai pria. Wanita itu seorang bangsawan, sedangkan si pria hanya warga biasa.

Karena wanita itu sudah jatuh hati pada si pria, mereka mulai berhubungan hingga si wanita hamil. Namun, si pria malah meninggalkan si wanita dengan rasa sakit yang sangat membekas.

Karena rasa yang tak tertahan, wanita itu megutuk semua benda hingga salah satu mantra sihir beracun terucap pada pohon apel. Hal ini menyebabkan buah dari pohon beracun. "Nah, ini yang ingin aku tunjukkan. Bagaimana bisa pohon secantik ini bisa memiliki cerita seseram itu?"

Aku mengangguk setuju, pohon ini sangat rimbun dan cukup tinggi serta tebal batang pohonnya. Daun-daun itu berkilau ketika sinar matahari berusaha menembus ke bawah pohon, ah memang indah sekali! "Buahnya juga manis, iya 'kan?" Aku mengernyit heran dan menatap setengah buah apel yang telah kumakan.

"Hey, jangan bilang?" Cia mengangguk, wah memang benar anak ini! Tapi, perlu kuakui memang apel ini sangat manis.

"Ya ... sayangnya memang ada seorang putri yang mati akibat buah ini, hehe." Dia tersenyum meledek, meninggalkan aku dengan wajah terkejut sekali. Sontak saja apel yang kupegang terjatuh dan menampakkan wujud apel busuk.

Kepalaku pusing, dadaku sesak, dan perutku mual. Apa yang terjadi? Rasa sakit ini menjalar keseluruh tubuh tanpa henti, anak ini benar-benar mengerjaiku!

"Lia!" Tiba-tiba Stella datang menghampiri, aku melihatnya membuka sebuah segel simbol dan merapalkan mantra sebelum aku sepenuhnya kehilangan kesadaran.

.
.
.

"Kamu tidak apa?" telingaku langsung tersapa suara lembut dari Stella, kutatap lamat-lamat seseorang yang kukira membenciku itu.

"Aku baik-baik saja, umm apa yang terjadi?" Dia tersenyum dan tangannya menepuk tempat di sebelahnya, aku yang mengerti lalu duduk di sana tanpa rasa curiga.

Wanita berambut hijau itu terlihat sangat berbeda dari biasanya ... "Kau hanya salah memakan apel." Aku kembali heran, apa yang dia maksud?

"Pohon ini disebut pohon ramuan, apakah kamu membayangkan hal-hal yang kamu rasakan setelah mendengar cerita dari Felicia?" Aku mengangguk, ah aku mengerti. Memang banyak hal yang berbahaya berada dalam akademi.

"Omong-omong, kamu sendiri kenapa?" tanyaku padanya, sorot matanya tampak sedih jika kulihat, ia terasa sangat kesepian.

"Tidak apa ...."

Aku tersenyum, tanganku terulur menggenggam tangannya, "Hey, tidak perlu menyembunyikan apapun. Kita juga 'kan teman?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro