Festival Days

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Prompt; Aku jadi terlalu sering melamun--sibuk merancang masa depan, dengan imajinasi tentang kehidupan berdua.

Genre: Romance

***

"Oke, jadi kalian sudah paham dengan tugasnya bukan? Maka dari itu, segera lakukan dan kumpulkan sebelum festival ramuan." Yash, hari yang kutunggu akan tiba!

Perayaan yang di mana-mana akan ada makanan, ah betapa enaknya itu! Apalagi aku akan terbebas dari kelas ramuan selama satu Minggu. Aku benar-benar harus merayakan ini bukan? Aku tertawa kecil lalu berdiri.

Netraku mendapati Cia sedang duduk melamun sambil memandang ke arah luar jendela, ia memandang sesuatu di tengah luasnya lapangan hijau itu. "Kenapa ini? Apa dia memikirkan lelaki itu lagi? Astaga," gumamku, mengomentari kebiasaan buruknya itu.

"Apa yang kau lakukan Cia?" Stella bertanya sambil menyenggolku, ah aku ingat. Aku sekarang berteman baik dengan Stella, yah walau kebiasaan sombong dan jahilnya itu kadang terlalu berlebihan.

"Dia pasti memikirkan lelaki itu lagi," bisikku sambil tertawa. Cia yang sadar terlihat gelagapan dan tertawa canggung, aku saling tatap dengan Stella dan menanggapinya lucu.

"Hentikan itu!" Cia berseru dengan wajah yang memerah, ia kesal? Wah, lucu sekali menggoda tomat satu ini. "Baiklah-baiklah, tapi kamu ingat tugas 'kan? Ayo kita kumpulkan bahan cepat!"

.
.
.

"Wah, lihat dirimu! Sangat cantik. Apakah ini pakaian festival atau berkencan, ya?" Aku kembali menggoda Cia, karena dia sangat lucu saat malu-malu. "Yak! Kau harus hentikan itu, aku sangat malu. Kumohon?" Lihat mata memohonnya, aku tersenyum dan mengangguk singkat.

Hari yang ditunggu hampir semua murid pun tiba, festival ramuan diadakan satu tahun sekali. Selain itu hari yang dipilih juga pasti sangat spesial, seperti tahun ini. Hari yang dipilih adalah hari di mana angin berwarna akan bertiup dan menggenangi danau Trium.

"Stella, apakah kau membawanya?" Cia bertanya pada Stella yang baru keluar dari kamar asramanya, aku sedikit kaget saat melihat botol itu. "Hey, kau seperti melihat hantu!"

"Bukankah itu?" Aku bertanya dengan penasaran, apa yang mereka rencanakan? "Tenanglah, aku hanya ingin menukar ini dengan semangkuk biji teratai yang enak itu! Kau tahu Sio dari kelas sebelah? Dia menjualnya, jadi aku ingin bertukar ramuan ini.

Aku mengangguk mengerti, "Kenapa kau bertanya?" Aku beralih menatap Cia, kami sambil berjalan menuju arah festival, di mana banyak tenda-tenda yang kebanyakan menjual sesuatu seperti souvenir, makanan, ramuan, dan berbagai hal lainnya.

"Aku hanya ingin meminta biji teratai itu dan akan memberikannya pada Asgard." Cia tersenyum setelah mengatakan itu, aish temanku sudah dewasa. Apa dia akan mempunyai bayi yang lucu lebih dulu dibanding aku?

"Baiklah. Tetapi kau harus ingat, jika lelaki itu menyakitimu biarkan aku yang menendang kemaluannya!"

"Kau terlalu keras padanya Lia! Astaga, aku tidak mengerti kenapa bisa berteman dengan seorang barbar."

***

Aku memegang bungkus kertas ini dengan gugup, di mana Asgard? Apa dia akan datang? Um, aku tidak bisa tenang. Aku sedang menunggu Asgard setelah pamit pada Lia dan Stella, kami berjanji akan bertemu dan menghabiskan waktu di festival ini.

Dia terlambat, Apa yang terjadi padanya ya? Aku mulai khawatir. Aku berdiri dan berjalan, mencoba menghilangkan rasa yang tidak mengenakkan ini.

Kakiku menuntunku untuk berdiri di pinggir jembatan danau Trium, di sini banyak sekali pasangan yang melepaskan kapal kertas. Aku tersenyum lagi.

Pikiranku melayang jauh, membayangkan bagaimana aku hidup bahagia dengan Asgard, ugh aku pasti sudah gila! Ayo kembali, mungkin Asgard sudah menungguku.

Saat aku membalikkan diriku, aku melihat lelaki dengan rambut yang basah akibat keringat berlari ke arahku dengan tergesa-gesa. "Ma-maafkan aku!"

.
.
.

"Itu bukan salahmu ... terima kasih!" Ada apa ini? Kenapa dia menjadi sangat manis? Bahkan ia terlambat karena mencari hadiah ini untukku? Perhatian sekali.

Aku harap kamu tidak akan berubah! "Omong-omong, apa itu ... di tanganmu." Aku melihat tanganku dan mendapati bungkus kertas yang berasal dari Stella.

"Ini untukmu, aku pikir kamu akan menyukainya." Aku menyerahkan bungkus biji teratai itu, dia tersenyum sembari mengambilnya. Aku juga membalas senyumnya, apa kami pantas untuk bersama? Aku dan dia ....

"Apakah Cia ingin melepas kapal kertas? Bersamaku." Aku mengangguk, kami berjalan mendekati danau Trium yang airnya menampakkan angin berwarna, sangat indah.

Tangannya terulur mengeluarkan kapal kertas dari kantongnya dan ia meraih tanganku untuk memegangnya juga. Kami melepaskan kapal itu bersamaan, aku harap cinta kami akan selalu bersemi di tiap musim!

Kami berjalan bersama setelahnya, bermain dari tenda ke tenda lain hingga dua bulan pun terlihat, aku memandang binar matanya yang sangat indah itu dan kembali terkagum padanya.

"Apa harapanmu?" Aku menatap netranya lekat, ia pun membalas demikian dan memegang kedua tanganku lalu meraih pipiku. "Aku ingin bersamamu selamanya."

Keinginanku dan keinginanmu ... semoga bisa tergapai, di tengah keramaian dan keindahan hari ini. Kuharap Dewa Xyergi selalu memberkahi kami.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro