Who is She?(b)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pesona langit gelap yang ditaburi bintang membuat Keana enggan kembali ke kamar. Lagi pula, Glenn masih sibuk di ruang kerja. Tak ada gunanya perempuan itu berdiam sendiri di kamar.

“Nyonya, jus alpukatmu.”

Meilda meletakkan segelas jus di meja. Keana yang berdiri di sisi birai rooftop, berjalan mendekati wanita yang sudah menampakkan keriput.

“Terima kasih, Bibi. Apa kau masih ada pekerjaan?” Meilda menggeleng. “Kalau begitu, tolong temani aku di sini sebentar. Glenn masih sibuk di bawah.”

Keana lantas duduk di kursi begitupun Meilda setelah diberi izin. Perempuan yang tengah memakai rok selutut itu meraih jus dan meminumnya sedikit. Sementara, Meilda diam-diam mengamati kecantikan Keana. Glenn memang tidak salah memilih istri.

“Apa kau sudah lama bekerja untuk Glenn?”

“Tentu saja Nyonya. Aku sudah bekerja untuk keluarga Abhivandya sejak Tuan Glenn masih kecil.”

Mengangguk-angguk, Keana sekali lagi meminum jusnya. Lalu menyadarkan tubuh dan menyilang kaki. Tiba-tiba dia teringat pada nama Christie. Seorang model yang wajahnya terpampang di majalah baru milik Keana tadi siang.

Mungkinkah dia Christie yang sama dengan hari itu?

Bibi, apa Glenn dulu pernah membawa seorang perempuan kemari? Seperti perempuan istimewa.”

“Tidak, Nyonya. Kau adalah perempuan pertama yang Tuan Glenn ajak kemari.”

Tanpa sadar Keana tersenyum. Lalu mengizinkan Meilda untuk turun. Keana lalu membayangkan bahwa dirinya termasuk istimewa dalam hidup Glenn. Berpikir bahwa Keana satu-satunya perempuan yang Glenn ajak ke rumah. Hanya saja, kalau keana bertanya, ‘Apa Glenn pernah sangat mencintai seseorang?’ bisa jadi hati perempuan itu terluka di setiap sudutnya.

“Kau tidak kedinginan?”

Wajah Keana berpaling ke arah sumber suara. Seorang laki-laki bercelana selutut dengan kaus hitam berdiri di ambang pintu rooftop. Senyum Keana tersungging kala Glenn mengecup keningnya.

“Aku kedinginan. Apa kau bisa menghangatkanku?” Keana berbisik sembari melingkarkan tangan di leher Glenn. Membuat laki-laki itu tetap di posisi sedikit merunduk.

Jantung Glenn kembali terpacu mendengar godaan Keana. Darahnya berdesir hebat setiap kali Keana menyentuhnya. Glenn ingin melumat dalam bibir istrinya, lalu membuka dengan kasar pakaian Keana. Namun, malam ini Glenn terlalu lelah untuk bercinta. Jadi, dia hanya mengecup bibir ranum istrinya sebelum melepas lingkaran tangan Keana.

“Aku agak lelah, Keana. Bisakah kita tidur biasa saja malam ini?”

Pekerjaan Glenn menumpuk  dan dia terus bekerja setelah makan siang sampai jam pulang. Tidak ada waktu untuknya bersantai hari ini. Bahkan setelah di rumah pun dia masih harus memeriksa beberapa laporan penting.

Desahan kecewa lolos dari mulut Keana. Bibirnya mengerucut saat menatap Glenn. Yang ditatap menaikkan satu alisnya, bingung. Lalu, dengan kuat Glenn menarik tangan Keana, hingga perempuan itu berdiri. Direngkuhnya perempuan itu.

“Ada apa, Sayang? Kenapa kau malah cemberut?” tanya Glenn pelan.

Keana tidak suka Glenn menolaknya seperti tadi. Pikiran perempuan itu jadi tidak terkendali. Membayangkan kalau-kalau Glenn ternyata bercinta dengan yang lain. Sampai akhirnya enggan bercinta lagi di rumah dengan Keana.

“Siapa dia?”

Glenn sedikit menjauhkan diri dari Keana. Memberi jarak agar bisa bertatapan. Karena laki-laki itu tidak mengerti akan maksud istrinya.

“Maksudmu?” Glenn balik bertanya.

“Siapa yang sudah bercinta denganmu sampai-sampai kau tidak mau menyentuhku malam ini?!”

Untuk beberapa saat, Glenn membeku. Sebelum akhirnya senyum itu perlahan tersungging. Tawanya hampir pecah, tapi dia tahan agar tak menyinggung Keana.

“Aku tidak bercinta dengan siapa pun, Keana. Aku hanya lelah. Suamimu bukan pengangguran, Sayang. Percayalah.”

Kekesalan Keana luluh saat Glenn menggendongnya seperti pengantin baru. Dia memang harus percaya, kalau tidak mau batinnya tersiksa sendiri. Keana harus berhasil membuat seorang Glenn bertekuk lutut atas nama cinta, jika ingin jadi pemilik satu-satunya Glenn.

“Glenn, bagaimana tentang penawaran Samantha?”

Glenn yang sedang melangkah menuruni anak tangga dengan Keana dalam gendongannya, tidak langsung menjawab. Sekilas diliriknya Keana, lalu kembali fokus pada langkahnya.

“Sayang,” desis Keana sembari mengetatkan rangkulannya di leher Glenn.

Mata Glenn terpejam. Keana sangat pandai menaikkan adrenalin laki-laki itu. Hanya dipanggil dan disentuh itu saja sudah berhasil membuat Glenn bersemangat. Niatnya untuk istirahat total malam ini sepertinya gagal.

Mereka sampai di kamar dan Glenn langsung menutup pintu kamar mereka. Dia membawa Keana ke ranjang dan langsung menindih perempuan itu. Keana ... sudah berhasil membuat Glenn ingin bercinta.

“Aku akan mengizinkanmu untuk menjadi desainer di butik Samantha.”

Kebebasan, Keana juga perlu itu. Dan Glenn akan memberikannya. Bekerja di luar sana dalam lingkungan yang masih bisa Glenn kontrol, bukanlah masalah. Apalagi, saat ini Glenn bisa melihat jelas kebahagiaan di sorot mata Keana.

“Tapi ada syaratnya, Sayang.”

“Apa, Glenn?” tanya Keana semangat.

“Kau harus bercinta denganku malam ini.”

Keana tersenyum. Bukan masalah jika harus bercinta dengan Glenn.

“Tadi kau bilang lelah, Glenn.”

“Sekarang tidak lagi.” Dikecupnya bibir Keana. “Bercinta sampai pagi, Keana.”

Bola mata Keana serasa hendak jatuh. Bercinta sampai pagi? Yang benar saja! Bisa-bisa Keana mengalami patah tulang pinggang.

“Glenn, pinggangku bisa patah jika harus bercinta sampai pagi.”

Tangan Glenn yang sudah mulai menyentuh istrinya, bergerak lebih semangat. Dia berkali-kali mengecup dada Keana yang blouse-nya sudah Glenn naikkan seleher. Gundukan itu hanya masih tertutup bra saja.

“Tenang saja, Keana. Aku punya banyak uang untuk membawamu ke dokter ahli tulang.”

“Glennn!”

🍂🍂🍂

Tidak ada yang lebih membuat Keana senang selain Glenn mempercayainya. Seperti saat ini. Dia bisa mulai bekerja tanpa harus terkungkung setiap hari di rumah. Malam pembukaan butik milik Samantha jadi awal baru untuk Keana.

Perempuan itu melirik jam di pergelangan tangan kirinya. Dia merasa gelisah, karena Glenn belum juga datang. Namun, Samantha meyakinkan bahwa Glenn tengah terjebak macet.

Mendesah pasrah, Keana akhirnya naik ke panggung. Dia sudah berjanji pada Samantha untuk menyumbang sebuah pertunjukan. Bukan sesuatu yang begitu mewah, tapi sejujurnya Keana ingin menunjukkan pada Glenn bahwa dirinya bisa bermain piano dan bernyanyi.

Tepuk tangan begitu meriah menyambut kaki Keana yang telah berpijak pada panggung. Perempuan bergaun hitam panjang dengan model tanpa bahu tersebut tersenyum ramah. Leher jenjangnya terekspos tanpa halangan karena rambut yang digulung. Keana sempurna malam ini dan berharap semakin sempurna saat Glenn ada di sini.

Namun, hatinya bagai retak saat melihat Glenn yang baru saja datang dengan seorang perempuan yang bergelayut manja di lengannya. Jantung Keana berdentam-dentam. Dia terduduk dengan lemas, menahan air mata agar tak tumpah. Apalagi, saat matanya dan Glenn bersirobok. Akan tetapi, terkutuknya Glenn tidak juga melepas rangkulan perempuan itu.

Siapakah dia, Glenn? Perempuan bernama Christie yang sebenarnya sangat kau cinta? Begitukah, Glenn? Sampai kau tanpa kasihan membawanya ke hadapanku.

Dengan hati yang pedih, Keana mulai menekan-nekan tuts. Lalu suaranya mulai terdengar.

When you hold me in the street
And you kiss me on the dance floor
I wish that it could be like that
Why can't we be like that?
‘Cause i'm yours”

Tepuk tangan meriah tertuju untuk Keana. Semua merasa kagum dengan perempuan muda cantik bertalenta di depan sana. Semua, tanpa terkecuali Glenn. Hanya saja dia tak bisa menunjukkannya saat ini. Ada Christie di sisinya, sedangkan Keana tengah berjuang menahan rintihan hatinya.

TBC

Nah, lhoo. Setelah happy, Keana sedih lagi. Wkwkwk. Maappp. Jangan marahin author, ya.😆

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro