25. Leo sayang Kak Hanin

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

BUGH!

Satu pukulan mendarat tepat di rahang milik Reno. Guntur--Pria itu menatap Reno begitu tajam. "Gue kira lo masih waras buat nggak nyakitin anak lo sendiri, Ren," tekan Guntur.

Reno pasrah. Pria dengan jas hitam itu memilih diam tak berniat menjawab ucapan sahabat SMAnya itu. "Malik baru aja kehilangan Mamanya. Itu karna siapa? Karna lo! Lo sadar nggak Mamanya Malik siapa? Istri lo, Ren. Istri lo!"

"Apa yang ada di fikiran lo sebenernya?" tanya Guntur lagi.

"Tur, Gue--"

"Bang Reno, gue tau niat lo cuman mau tanggung jawab. Tapi apa lo nggak fikirin perasaan Malik sama Leo? Mereka baru aja kehilangan Mama mereka, dan lo nggak ada di samping mereka waktu itu," ujar Anneth.

"Lo dateng terus bilang sama mereka lo mau nikah? Dimana fikiran lo? Jelas aja mereka marah. Dan lo malah tampar Malik sampai dia masuk rumah sakit sekarang."

Reno menunduk. Ia tak berani menatap Guntur maupun Anneth. Mereka benar, tak seharusnya Reno bertindak gegabah seperti tadi. "Setelah kehilangan Gina, lo mau kehilangan Malik juga? Ren, gue nggak jamin kalau Malik nggak selamat, Leo masih mau ketemu sama lo," ujar Guntur.

Reno menghela nafasnya pelan. "Gue harus gimana sekarang?"

"Gina udah pergi ninggalin gue, Neth, Tur. Itu karna gue, gue yang buat dia meninggal."

Tubuh Reno merosot di dinding. Guntur menghela nafasnya pelan. "Gu--"

"Om Guntur, Tante Anneth! Ngapain sama Papa? Ayo kita tungguin Abang!"

Anneth dan Guntur langsung mengalihkan pandangannya pada Leo dan juga Ara yang tengah berjalan dengan tangan mereka yang berpegangan.

Sorot mata Leo menyorot kebencian pada Reno. Astaga, bahkan pangeran kecilnya kini bersikap begitu pada Reno. "Leo, sayang, sini Papa--"

"Papa pergi aja. Papa ngapain di sini? Leo bisa jaga bang Malik."

"Leo nggak boleh gitu tau," ujar Ara.

Leo melirik Ara. Pria kecil itu menggeleng, "Ara, Papa Leo itu jahat."

Papa Leo itu jahat

Bagai ditusuk ribuan jarum, hati Reno begitu sakit mendengar penuturan dari Leo.

Apa selamanya Leo akan membencinya? Apa pria kecil itu akan berubah? Apa Leo tak akan mau lagi berdekatan dengan Reno?

Anneth memilih mengajak Leo dan juga Ara untuk pergi meninggalkan Guntur dan juga Reno.

Guntur menepuk pundak Reno. "No, lo liat, gara-gara kelakuan lo sendiri, Leo yang nggak ngerti apa-apa aja bisa sebenci itu sama lo."

"Jangan gegabah kalau bertindak, Ren," ujar Guntur.

"Anak gue, Tur. Anak gue!" Reno memejamkan matanya kuat.

***

Hanin menatap Malik yang masih memejamkan matanya. Kepala cowok itu di perban. Mengapa rasanya sakit? Ia belum pernah melihat Malik terdampar di rumah sakit seperti sekarang.

Apa ini yang Malik rasakan saat Hanin di rumah sakit dulu? Axel mengusap bahu Hanin pelan. "Nggak papa. Dia pasti selamat kok," ujar Axel.

Hanin hendak mengusap rambut milik Malik. Namun, ia dikejutkan dengan kehadiran Nayya yang tiba-tiba saja menepis tangan milik Hanin. "Jangan sentuh Bang Malik."

"Nay?"

Nayya menatap Hanin kesal. Gadis itu langsung menatap Malik nanar. Tangannya terulur mengusap pelan kepala milik Malik.

Hanin menatap Nayya tak percaya. Gadis itu beranjak. "Nay! Apaan sih?" tanya Hanin.

"Hanin, jangan gitu sama adiknya," ujar Anneth yang baru saja masuk.

Hanin beralih menatap Anneth. "Emang kenapa?" tanya Nayya menantang.

"Nayya--" ujar Anneth.

"Tante, Abang itu pacar Nayya!"

Deg

Hanin menggeleng tak percaya. Gadis itu tertawa sumbang. "Bercanda lo!" ujar Hanin.

"Nayya serius."

Hanin, Anneth, dan juga Axel terdiam. Benarkah? Secepat itu Malik melupakan Hanin?

Hanin menggeleng. "Bilang sama gue kalau lo bercanda, Nay."

"Nayya serius! Berapa kali Nayya harus bilang? Nayya serius!" ujar Nayya.

Plak

Nayya tersentak kala satu tamparan mendarat tepat pada pipi gadis itu. "Lo sadar nggak?! Malik itu--"

"Mantan kakak?" potong Nayya.

Hanin diam. Benar, Nayya benar. Malik adalah mantannya. Lantas, apa yang harus Hanin permasalahkan?

Bukankah ia sudah tidak mempunyai hak apapun untuk marah?

Tapi ... Kenapa harus Nayya?

Kenapa tidak orang lain saja yang tidak Hanin kenal? Hanin memejamkan matanya. "Sejak kapan lo suka sama Malik?" tanya Hanin.

"Heh Nenek sihir! Jangan teriak-teriak di depan Abangnya Leo!"

Nayya dan Hanin sontak mengalihkan pandangan mereka. Leo meletakan tangannya di pinggang. "Lo pacaran sama Malik kan? Ya udah, terserah. Gue juga nggak peduli." Hanin langsung menarik Axel pergi.

Anneth diam di ruangannya. Mengapa bisa Nayya berpacaran dengan Malik? Karna setahunya, Malik begitu mencintai Hanin--putrinya.

"Nay, Tante--"

"Tante mau belain kak Hanin? Tan, Kak Hanin sama Bang Malik itu masalalu," ujar Nayya.

Leo langsung berlari keluar mengejar Hanin. Pria kecil itu langsung memeluk pinggang milik Hanin saat mendapatkannya.

Hanin menghentikan langkahnya. Gadis itu menatap Leo, "Kenapa, Leo?" Hanin mensejajarkan tubuhnya dengan pria kecil itu.

Tangan kecil Leo beralih mengusap pipi milik Hanin. "Kakak jangan nangis. Leo benci lihat orang nangis. Leo nggak mau kehilangan Kakak kaya Leo kehilangan Mama sama Abang."

Hanin tersenyum. "Kakak nggak nangis, Leo," jawab Hanin.

"Leo sayang sama Kak Hanin. Kakak jangan pergi ninggalin Leo, ya?" pinta Leo.

Hanin tersenyum tipis. Gadis itu mengangguk. Leo langsung melingkarkan tangannya pada leher Hanin. Memeluk mantan kekasih abangnya itu dengan sangat erat.

***

Malam harinya, Leo ditemani oleh Devano, Hanin, Ivi, dan juga Dena untuk menunggu Malik. Leo tak henti-hentinya mengusap punggung tangan milik Malik sedaritadi.

Bahkan, pria kecil itu mengusap dahi milik Malik yang mengeuarkan keringat. "Bang Dev, Bang Malik bangun lagi, kan?" tanya Leo.

Devano tersenyum tipis. Cowok itu langsung mengangkat Leo agar duduk di pangangkuannya. "Abang Leo kan kuat."

"Kaya bang Devano?" tanya Leo.

"Masih kuatan bang Dev sih sebenernya," jawab Devano bercanda.

Leo menepuk pipi Malik berkali-kali dengan pelan. "Abang bangun dong," pinta Leo.

"Kasian Leo," bisik Dena.

Ivi mengangguk. "Iya, kalau gue ada di posisi dia, belum tentu gue sekuat dia," ujar Ivi.

"Lo kan lebay," jawab Dena.

Ivi melotot. "Bener-bener lo ya!"

Hanin berjalan menghampiri Devano dan juga Leo. Gadis itu duduk di kursi kosong lainnya. Tangannya terulur mengusap punggung tangan milik Malik. "Kakak sayang kan sama Abang?" tanya Leo.

Hanin terdiam. Gadis itu tersenyum tipis. "Nin," panggil Devano.

"Malik udah punya pacar, Bang," adu Hanin pelan.

Devano terkejut. Tentu saja, Sejak kapan Malik mau berpacaran dengan gadis selain Hanin?

"Hah?"

"Adik gue sendiri. Dia pacaran sama adik gue, Bang."

Devano terkejut. "Rios?!"

"Heh! Bukan! Masa iya Malik pacaran sama Rios. Ngadi-ngadi," sahut Ivi.

Dena menyenggol Ivi menyuruh gadis itu diam. "Siapa, Nin?" tanya Devano.

"Namanya Nayya. Dia baik, yang pasti dia pasti lebih baik dari gue," jawab Hanin.

"Nggak ada yang lebih baik daripada kamu, Nin."

Hanin, Devano, Dena, Ivi, dan Leo sontak mengalihkan pandangan mereka pada Malik.

Kelopak mata itu perlahan terbuka. Bibir pucatnya tersenyum menatap Hanin. "L-Lik--"

"Sini." Malik merentangkang tangannya.

Cowok itu langsung menarik Hanin ke dalam pelukannya. Sudut bibir milik Hanin perlahan tersenyum.

Rasanya masih sama. Jantungnya selalu berdetak jika ia berdekatan dengan Malik. Sesering apapun lelaki itu menyakitinya, rasanya akan lebih sakit jika mereka berjauhan layaknya orangasing.

"Gue nggak bisa, gue nggak tahan!" Devano beranjak. Lelaki itu langsung pergi meninggalkan ruangan.

Ivi dan Dena tertawa melihatnya. "Spesies manusia alay," bisik Dena.

Hanin seketika menjauhkan tubuhnya. Gadis itu membuang arah padangnya. "Lik, kamu--"

"Bang Malik?! Abang udah sadar?"

Nayya--gadis itu masuk ke dalam ruangan seraya berlari. Ia langsung memeluk Malik.

Hanin terpaku melihatnya. Bahkan, lelaki itu tak melontarkan protesan sama sekali pada Nayya.

Dena hendak maju. Namun, Ivi menahannya. "Tahan emosi, gedekeun kawani. Yok Hajar! Gasekeun!" ujar Ivi.

Hanin menggeleng. Dena dan Ivi sontak menurut dan diam di tempat mereka. "Lik, kan udah ada Nayya. Aku pulang ya?"

"Iya."

TBC

Hallo! Gimana kesan pertama setelah baca part ini?

Ada yang ingin di sampaikan untuk

Hanin

Malik

Reno

Leo

Ivi

Dena

Nayya

See u guys!

Barang kali ada yang mau masuk grup DHUM (Hanin dan Malik) bisa langsung dm aku lewat wp ya!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro