第十七章 Bab 17

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Now playing: You Are Very Love Her 你那么爱她

Sejak sistem website diperbaiki beberapa hari lalu, penjualan produk di BeLook meningkat drastis. Tampilan website yang segar dan responsif serta banyaknya Promo Spesial Peluncuran Webiste Baru yang ditawarkan menarik banyak perhatian orang. Semua direktur dan pemegang saham sangat gembira dengan kabar ini, termasuk Bos Yao.

Pagi itu, Bos Yao mengirim pesan ke grup WeChat untuk mengundang timnya makan malam bersama dan memesan KTV VIP Room. Semua orang sangat bersemangat menyambut undangan itu.

Dengan senang hati, Chen Ai membantu memesan meja untuk lima belas orang di Dongchang Restaurant dan ruang VIP di Haoledi Karaoke. Setelah itu, ia menelepon Zhao Nan melalui telepon kantor dan menyampaikan pesan Bos Yao untuk mengajak pria itu bersenang-senang bersama.

"Ooo ... begitu. OK, jam segitu, ya? Baiklah, sudah kucatat. Terima kasih undangannya. Aku akan datang," ujar Zhao Nan ringan.

"OK," sahut Chen Ai singkat.

"Omong-omong, mengapa menelepon dengan telepon kantor? Kau bukannya sudah menyimpan kontak WeChat-ku?"

"Karena ini urusan kantor. Aku hanya akan menghubungimu lewat WeChat kalau aku punya urusan pribadi denganmu. Sudah, ya. Bye. Aku mau lanjut bekerja," ujar Chen Ai cepat, lalu menutup telepon. Setelah itu, ia menyunggingkan senyum tipis. Entah mengapa, akhir-akhir ini berbicara dengan Zhao Nan selalu dapat memperbaiki suasana hati Chen Ai.

Sepulang kerja, Bos Yao dan timnya langsung berangkat ke kawasan Pudong dekat Shanghai Tower untuk makan malam terlebih dahulu. Kebanyakan dari mereka naik taksi bersama, tetapi sebagian lainnya naik membawa mobil pribadi. Chen Ai sebenarnya ingin bergabung di taksi dengan rekan-rekannya kali ini, tetapi ternyata Luo Wang naik mobilnya sendiri. Chen Ai biasanya selalu ikut dengan Luo Wang. Jika ia tidak ingin naik mobil bersama Luo Wang, takutnya pria itu akan berprasangka yang aneh-aneh. Akhirnya, Chen Ai memutuskan untuk ikut saja dengan Luo Wang.

Perjalanan dari BeLook ke Area Pudong hanya memakan waktu sekitar dua puluh menit. Langit sudah agak gelap saat itu dan bulan mulai terlihat samar-samar. Mobil-mobil karyawan BeLook parkir bersebelahan, sementara taksi-taksi langsung melesat melewati Area Pudong.

Chen Ai melihat ke sekeliling untuk mencari Zhao Nan. Ia sebenarnya di mana? Sudah sampai atau belum? Chen Ai buru-buru menyalakan handphone-nya dan mengecek WeChat. Kemudian, ia mengirimkan pesan pada Zhao Nan.

Chen Ai: Kau di mana? Sudah sampai di Area Pudong? Kami sudah sampai. Kita akan makan di Dongchang Restaurant, jangan tersesat.

Chen Ai mematikan handphone kembali, lalu memasukkannya ke dalam tas. Namun, sebelum ia benar-benar meletakkan handphone, benda itu bergetar lagi. Ia pun mengeceknya sebentar.

Zhao Nan: Aku baru sampai. Kalian yang sedang berkumpul di lapangan parkir itu, ya?

Chen Ai segera mendongak dan menoleh untuk mencari mobil abu-abu milik Zhao Nan. Beberapa saat kemudian, sudut matanya menangkap puncak kepala Zhao Nan menyembul dari jendela sebuah mobil. Pria itu melambai dengan riang ke arahnya. Chen Ai menyunggingkan senyum tipis.

Chen Ai ingin langsung menghampiri Zhao Nan, tetapi sepertinya ia tidak bisa pergi begitu saja. Ia melihat orang-orang di sekelilingnya yang sedang mendiskusikan letak persis Dongchang Restaurant dengan GPS. Ia akhirnya menepuk lengan Luo Wang, lalu berkata cepat, "Aku izin ke sana sebentar, ya. Setelah itu aku akan kembali."

"Chen Ai, kita sudah mau jalan. Kau mau pergi berapa ... lama?" Luo Wang melihat Chen Ai yang sepertinya tidak mendengarkannya tadi sudah berlari menjauh.

"Semuanya, ayo jalan ke Dongchang!" ujar Bos Yao bersemangat.

"Rekan-rekan, kalian jalan saja dulu. Aku mau menunggu Chen Ai sebentar," ucap Luo Wang cepat.

"Nona Chen pergi ke mana?" tanya seorang rekan.

"Aku tidak tahu. Aku akan menyusulnya dulu. Kalian jalan dulu saja." Setelah itu, Luo Wang berlari kecil mengikuti Chen Ai.

***

Chen Ai berjalan menghampiri mobil Zhao Nan. Ia segera berdiri di samping pintu mobil Zhao Nan setelah pria itu selesai memarkirkan mobil.

"Ayo, cepat sedikit! Kami sudah mau jalan ke Dongchang," ujar Chen Ai dari balik jendela mobil Zhao Nan.

Zhao Nan menurunkan kaca jendelanya dulu, lalu tersenyum. "Kau kelihatannya bersemangat sekali menyambutku. Sampai menyusul ke sini segala."

Chen Ai menggigit bibir bawah. Wajahnya menghangat dan bersemu. Untungnya saat itu hari sudah gelap, jadi Zhao Nan tidak bisa melihat warna wajah Chen Ai dengan jelas. "Aku tidak begitu, kok. Aku memang ... ehm ... disuruh Bos Yao untuk menjemput tamu. Aku public relation, kau tahu itu," elaknya. Chen Ai berdecak ketika menyadari kalimatnya cukup kacau dan terbata-bata.

Tiba-tiba, ia teringat sesuatu. "Oh, ya. Apa kau mengajak Zhang Huan?" Ia melihat bagian dalam mobil Zhao Nan melalui lubang di jendela mobil. Dalam lubuk hatinya, Chen Ai tidak ingin Zhang Huan menyaksikan interaksinya yang sangat canggung tadi dengan Zhao Nan.

"Aku tidak mengajaknya. Kenapa? Memangnya kalian mengundang ia juga?"

Chen Ai mengembuskan napas lega. "Kalau begitu baguslah."

Zhao Nan tersenyum, lalu menaikkan kembali kaca mobil dan keluar. Ia memasukkan tangannya ke saku celana sambil berjalan santai di samping Chen Ai.

"Kau kelihatannya lega sekali tadi. Memang kenapa kalau Zhang Huan tidak ikut? Jangan-jangan kau sekarang gugup jika bertemu dengannya, ya? Ia muda, berbakat, tampan pula," goda Zhao Nan.

Chen Ai berhenti, lalu menatap Zhao Nan dengan tajam. "Mana ada? Kau terlalu mengada-ada. Memangnya aku suka berondong?"

"Oh ... tidak suka berondong, ya? Kalau begitu, kau suka pria yang seperti apa?" Zhao Nan setengah bercanda setengah serius ketika menanyakan hal ini. Jika Chen Ai menjawabnya dengan benar, maka Zhao Nan ... ia ingin berusaha menjadi seperti pria yang disukai Chen Ai. Namun, jika Chen Ai tidak mau menjawab, maka ia menganggap pertanyaan tadi hanya lelucon.

"Apa hubungannya denganmu!" Chen Ai berkacak pinggang, lalu lanjut berjalan.

Zhao Nan menaikkan kedua alis tinggi-tinggi. Jawabanmu tidak harus sejutek itu. Ia menyusul Chen Ai lalu berkata santai, "Baiklah. Aku tidak akan mengganggumu lagi." Zhao Nan mengulurkan jari telunjuknya untuk menggelitik dagu Chen Ai.

Chen Ai memalingkan wajah supaya jari Zhao Nan menyingkir, lalu mendengkus sambil bersedekap. "Menyebalkan!" Setelah itu, ia mempercepat langkah dan membiarkan Zhao Nan berjalan di belakangnya.

Zhao Nan memasukkan kedua tangannya ke saku celana kembali sambil tertawa pelan. Setelah itu, ia pandangannya kembali fokus ke arah Chen Ai dan menjaga wanita itu dari belakang.

***

Luo Wang berlari kecil menyusul Chen Ai. Ia tidak tahu apa yang hendak wanita itu lakukan, tetapi setidaknya ia melihat arah jalan Chen Ai tadi. Luo Wang menghentikan langkah ketika ia melihat Chen Ai sedang berbicara dengan seseorang yang masih duduk di dalam mobil.

Siapa itu? Luo Wang menyipitkan mata. Ia tidak bisa melihat wajah orang di dalam mobil itu dengan jelas, tetapi ia ingat itu adalah mobil yang mengantarkan Chen Ai ke kantor seusai jam makan siang beberapa waktu lalu.

Beberapa saat kemudian, pria itu keluar dari mobil. Luo Wang perlahan-lahan mundur beberapa langkah. Ia tidak dapat mendengar percakapan Chen Ai dan pria itu dengan jelas karena terbawa angin malam. Kemudian, ia melihat pria itu menggelitik dagu Chen Ai sambil tertawa, lalu Chen Ai berjalan cepat meninggalkannya.

Luo Wang segera meninggalkan tempat itu dan memutuskan untuk menyusul bergabung rekan-rekan lain yang belum berjalan terlalu jauh. Pikirannya kacau dan hatinya berkecamuk. Manis sekali. Jadi, Chen Ai sekarang sudah akrab dengannya. Berarti aku pihak keberapa sekarang? Setelah semua yang kulakukan tujuh tahun terakhir ini, sepertinya itu tidak berarti apa pun di mata Chen Ai karena sekarang ia sudah menyukai pria lain.

Luo Wang tidak ingin menjadi orang ketiga. Ia tidak ingin menjadi pria jahat yang menghancurkan kebahagiaan wanita yang dicintainya. Namun, menerima kenyataan seperti ini bukan perkara mudah. Apakah ia sudah menyia-nyiakan tujuh tahun hidupnya untuk mencintai wanita yang tidak mencintainya? Tujuh tahun itu bukan waktu yang singkat. Tapi jika dipikir-pikir, sepertinya ....

"Eh ... Manajer Luo? Kau tidak jadi menunggu Chen Ai?" Suara Yun Xiang terdengar tiba-tiba. Luo Wang mendongak. Rupanya ia sudah menyusul dan bergabung dengan rekan-rekan lainnya.

"Chen Ai sebenarnya hanya mengurus hal kecil tadi. Ia akan langsung menyusul ke sini begitu selesai," jawab Luo Wang cepat.

Mulut Yun Xiang membulat membentuk huruf O, setelah itu ia mengangguk dan tidak bertanya lebih lanjut.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro