[5] chungha - gotta go

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng



𖠁𐂃𖠁


who am i, nama itu terus terngiang dalam benak seorang jeon somi. siapa yang membocorkan rahasia yang telah ia simpan rapat-rapat sejak beberapa tahun belakangan?

ya, perempuan itu mengakui bahwa tindakan yang diambilnya bukanlah hal yang terpuji. dan jika ia dapat memutar waktu, bila tidak berada dalam situasi yang memaksa, mungkin ia tidak akan pernah menerima tawaran tersebut.

ayahnya adalah seorang tentara yang gugur di medan perang, sedangkan sang ibu memilih untuk meluapkan kesedihannya pada alkohol dan penelantaran.

namun, hal itu berubah ketika dirinya bertemu dengan kim namjoon — seorang mahasiswa pendidikan matematika sekaligus anak dari pemilik studio tempatnya tinggal, yang kala itu dapat menjadi tiketnya untuk keluar dari jeratan kemiskinan.

laki-laki itu sangat pintar. lulusan universitas ternama yang langsung mendapat pekerjaan untuk mengajar pada sekolah terbaik di korea selatan. siapa yang tidak akan tergiur dengan perjanjian yang ditawarkan?

aku dapat memberikanmu kehidupan yang layak dan masa depan yang cerah, somi masih ingat betul setiap kata dari perjanjian itu. bahkan, kau tak perlu bersusah payah mendapatkannya. kau ingin menjadi cantik? aku akan memberikanmu perawatan yang terbaik. atau kau ingin menjadi pintar? aku juga akan mengajarimu setiap hal yang ingin kau pelajari. syaratnya hanya satu: jadilah mainanku.

kata demi kata,

buaian demi buaian,

itu semua somi lakukan untuk masa depan yang lebih baik. apa itu cinta? panggil dirinya jalang, perempuan yang menyedihkan, apapun itu — ia benar-benar tidak peduli. jeon somi hanya ingin terus berlari dan memulai hidup yang baru.

hidup baru yang bisa ia banggakan, yang lebih baik dari apa yang kedua orangtuanya dapat berikan, dan yang pasti dapat memberikannya posisi tetap di puncak tangga sosial.

hingga seseorang yang tidak dikenal datang untuk menghancurkan seluruh rencana yang telah ia susun matang-matang.











"oppa! tolong aku," bisik perempuan itu dengan suara parau. "apa yang harus kulakukan?"

dari ujung sambungan, terdengar suara ketukan pulpennya pada permukaan meja. sang lelaki masih berusaha mencari perbendaharaan kata yang tepat.

"aku akan melacak keberadaan penulis artikel tersebut. situasi ini terlalu sulit. untuk sementara waktu, hiraukan pertanyaan teman-temanmu dan tetaplah menjadi seorang jeon somi yang polos dan tidak bersalah. aku yakin, ia memiliki motif lain yang jauh lebih kompleks dari apa yang ia perbuat saat ini."

memastikan seluruh ruangan kelas tak berpenghuni, somi segera mengunci pintu dan mengacak rambutnya kesal.

"lalu, apa yang harus aku katakan bila mereka masih mendesakku?!"

"tetaplah pada pendirianmu!" balas laki-laki itu sambil mengusap wajahnya kasar. "aku tahu apa yang kulakukan, sayang. lagipula, kau adalah bagian dari high society. tidak ada seorangpun yang berani mengusikmu. di mata mereka, kau hanyalah satu dari lima belas orang-orang yang harus mereka musuhi. satu-satunya hal yang dapat kita lakukan saat ini adalah menemukan keparat itu dan mengamati permainannya."

"aish, terserah lah!" teriaknya frustasi sambil mengcengkram meja belajarnya kuat-kuat.











dan ya, apa yang kim namjoon katakan memang benar adanya.

this is just the beginning.

alih-alih menjadi sasaran utama, pada akhirnya, mereka hanyalah satu dari sekian variabel dalam sebuah rencana besar yang melibatkan seluruh anggota high society.












kembali pada rutinitas semula, seorang siswa teladan yang telah beberapa hari membiarkan kursinya tak berpenghuni kini kembali.

"kim woojin," panggil zhou jieqiong yang lebih dulu sampai. "apakah kau baik-baik saja?"

"bukan urusanmu," balas laki-laki itu dingin sambil mengeluarkan beberapa buku latihan soal dari dalam tas.

sejak kejadian hari itu, tak sekalipun woojin berniat untuk membuka hatinya untuk perempuan yang hanya mencintainya demi mengikuti perintah sang ayah.

baginya, semua orang yang ada di sekelilingnya terlalu palsu, dan ia muak akan itu.

"hei, jangan terlalu keras pada pacarmu," sindir kim seungmin yang sedang bersender di depan pintu ruang kelas.

sepertinya, laki-laki itu memang sengaja menunggu kepulangan woojin dari rumah sakit hanya untuk mengusiknya kembali, entah untuk kesenangan pribadi atau memuaskan ego kedua orangtuanya.

benar-benar seorang psikopat.

"jieqiong-noona hanya menanyakan kabarmu," lanjutnya santai. "bukankah itu hal yang wajar bagi sepasang kekasih?"

"tutup mulutmu, kim seungmin."

menggelengkan kepalanya puas, seungmin berjalan kembali ke dalam kelasnya sebelum berkata, "aku hanya akan menutup mulut bila
kau mampu merebut peringkat pertamaku di high society!"











"semuanya akan baik-baik saja, jieqiong-ah," perempuan berparas oriental itu menggigit bibirnya, sebelum menatap kearah kaca dan mengamati setiap fitur wajahnya sendiri.

suaranya bergetar dan ia merasa tak berdaya, seakan-akan ia adaah perempuan paling bodoh sedunia. beruntung, waktu menunjukkan pukul 6:45, sehingga seluruh area kamar mandi masih menjadi miliknya.

seandainya kim woojin tahu bahwa perasaan perempuan itu benar-benar tulus sejak hari pertama mereka memperkenalkan diri . . .

mungkin semuanya tidak akan serumit ini.











hari itu berjalan seperti biasa.

seluruh anggota high society memiliki beberapa kelas dan aktivitas yang mereka lakukan dalam waktu yang bersamaan, seperti jam pelajaran olahraga, kesenian, atau seperti yang saat ini sedang mereka lakukan — membuat karya tulis ilmiah.

lima belas siswa kini duduk secara diagonal di dalam laboratorium komputer bersama seorang tutor yang bersifat sebagai fasilitator. ada yang sibuk menulis esai, mencari referensi di internet dan menghitung validitas data.

semuanya berjalan dengan aman dan tentram, hingga sebuah notifikasi dari laman sekolah muncul di layar komputer, memaksa mereka untuk berhenti sejenak dan membuka tautan yang telah disediakan.

"dua artikel baru?" felix lee menaikkan alisnya.


papan pengumuman
sekolah menengah akhir munhwa

[ picture attached ]

high society . . . apakah komunitas ini beranggotakan murid-murid berprestasi,
atau hanya mengandalkan kekayaan orang tua? jika tidak, maka dapatkah kalian menjelaskan ini?


seorang siswa berparas oriental terlihat sedang bersandar pada mobil sports-nya. tangan kirinya terulur angkuh, memberikan sebuah amplop tebal kepada salah satu tutor high society yang kini berdiri di antara mereka.

"lai guanlin," sahut seo changbin dari salah satu bilik. seluruh mata kini tertuju padanya. "selama ini kau . . . menyogok guru yoon untuk mendapat nilai tambahan?"

mencengkram mouse-nya kuat, guanlin terpaku pada layar komputer, tidak mampu membantah tuduhan yang dilayangkan.

"bukan hanya itu!" pekik hwang yeji. "teman-teman, lihat artikel selanjutnya."

"wah, hwang hyunjin dan yang jeongin. . . aku benar-benar tidak menyangka—"

mengalihkan pandangan, mereka semua kini berfokus pada dua laki-laki yang sedang duduk bersebrangan; dua saudara yang sedarah, namun berpura-pura seperti orang asing saat berada di luar rumah.


[ picture attached ]

siswa teladan munhwa tidak seperti yang
kalian pikir. bila ia benar-benar memiliki pribadi yang baik, mana mungkin ia melakukan ini pada adik tirinya sendiri?



seorang siswa teladan terlihat mengendarai mobilnya. tepat di depan pagar pintu masuk perumahan, dengan sengaja ia mencipratkan genangan air pada seorang siswa lain yang sedang berjalan kaki, hingga seluruh pakaian yang dikenakan basah dan kotor.

"—kalian memiliki hubungan saudara," lanjut kim seungmin.











"siapapun penulisnya, ia sangat hebat. setelah jeon somi, lai guanlin, hwang hyunjin dan yang jeongin," celetuk kyla massie sinis. "siapa yang akan menjadi target berikutnya?"

menggulir kusornya ke bawah, felix sudah tidak sabar melihat tulisan who am i? tertera di akhir artikel. namun, yang ia temukan justru,

written by: i am not.











mereka terus berlari,

berpacu dengan waktu untuk dapat bertahan hidup.

namun, terkadang mereka lupa, bahwa berlari tidak selalu menyelesaikan masalah.


𖠁𐂃𖠁


terima kasih untuk 500 votes-nya! aku nulis
buku ini bener-bener iseng, gak berekspektasi sama sekali bakal banyak yang suka. selalu seneng baca komen kalian di chapter-chapter sebelumnya! semoga pada betah baca high
society yah 💖

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro