𖠁𐂃𖠁

mengambil sebatang rokok dari dalam kotak bertuliskan marlboro filter black, seo changbin menyulut benda tersebut dan menghisapnya kuat-kuat.

entah sudah berapa banyak yang ia habiskan hari ini.

"hyung," sahut temannya yang sedang asyik menikmati sebotol minuman keras. padahal, saat ini mereka masih berada di lingkungan sekolah. "apakah kau akan mengikuti turnamen malam ini?"

"haruskah aku melakukannya?" balasnya malas.

"satu juta won bila kau menang melawan koo junhoe."

"uang yang ada di rekeningku sudah lebih dari cukup, hwang hyunjin."

"eh," laki-laki itu hanya tertawa kecil, sesekali mengusap lehernya canggung. "terkadang aku lupa, ayahmu pemilik sekolah ini. kalau begitu, mengapa kau masih mengikuti balapan liar?"

changbin menghela napas pasrah, asap putih menyublim di udara. "kesenangan pribadi — sesuatu yang tidak akan pernah aku dapatkan dengan uang."

menatap kearah langit yang mulai mendung, tanpa ia sadari, ia bertanya pada diri sendiri.

mungkinkah suatu saat aku memiliki kehidupan yang lebih baik?

bila dilihat dari sudut pandang orang lain, seo changbin adalah anak yang sangat beruntung. ayahnya adalah pemilik yayasan munhwa, salah satu sekolah yang terbaik dan termahal di korea selatan. sedangkan, ibunya adalah seorang desainer pakaian ternama yang sehari-hari bekerja baik untuk idol dan aktris ternama.

siapapun ingin menjadi dirinya,

kecuali dirinya sendiri.

sungguh, changbin menyayangi orangtuanya dengan sepenuh hati. namun, satu-satunya perhatian yang mereka berikan adalah sebuah black card dan belasan pelayan yang selalu siap memberikan apapun yang ia butuhkan.

mereka bahkan tidak menghubungiku selama seminggu belakangan, changbin tersenyum, berusaha untuk memusatkan pikirannya pada turnamen malam ini. siapa aku sebenarnya?

𖠁𐂃𖠁

next: hyunjin dan felix.