Bab 7 - Wallpaper

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Nyaris setiap saat Deon menyusuri foto-foto milik Asya di Instagram pribadi perempuan itu. Ada banyak pula yang menandai dia di instagramnya sehingga Deon sibuk menyusuri foto-foto tersebut. Menurutnya, Asya begitu cantik di setiap foto yang ada.

Ketika tengah asyik memperhatikan beberapa foto Asya bersama teman-temannya. Tiba-tiba saja Rexa datang dan membuat Deon tanpa sadar menekan tombol mengikuti.

Pria itu kemudian menatap tajam ke arah Rexa yang kini tengah tersenyum menatapnya.

"Kenapa?" tanya Rexa dengan wajah super polos.

Deon menghela nafasnya karena malas bertengkar dengan teman sebangkunya itu. Deon kemudian kembali membuka instagramnya dan terkejutnya dia saat melihat bahwa Asya mengikutinya balik.

Deon mengguncang tubuh Rexa dengan cukup kuat. Namun, pria itu segera menghentikannya.

"Heh, apa-apaan sih lo!" bentak Rexa yang tak membuat Deon takut.

Pria itu bahkan kini tengah tersenyum bahagia sembari menatap layar ponselnya. Deon masih tidak percaya bahwa dia berteman dengan Asya di Instagram dan mungkin jika tidak ada kejadian sebelumnya. Deon hanya menjadi penikmat foto-foto cantik milik perempuan itu.

"Rex, Rex, Asya follback instagram gue," seru Deon dengan semangat sembari memperlihatkan layar ponsel miliknya.

Rexa memperhatikan dengan saksama ponsel teman sebangkunya itu dan benar saja bahwa Asya mengikuti balik instagram milik Deon.

"Eh, beneran?"

"Iya!"

***

Seharian perasaan Deon begitu semangat karena Asya mengikuti baliknya di Instagram. Walau hanya sebatas itu. Namun, hal tersebut adalah sebuah langkah besat baginya.

Deon merasa energinya semakin bertambah dan dia semakin yakin untuk mendekati Asya.

Malam harinya, Deon tidak bisa tidur karena terus kepikiran Asya. Di sampingnya, Rexa sudah tidur nyenyak bahkan mengorok. Entah sudah berapa hari pria itu bermalam di rumahnya.

Suara yang keluar dari mulut Rexa berhasil membuat Deon pusing, pria itu kemudian mengambil earphone dan langsung dia gunakan.

Deon mencari-cari lagu yang menarik dan langsung dia putar. Sembari mendengar lagu, Deon kemudian kembali melihat-lihat foto Asya.

Ada sebuah foto yang membuat menurutnya begitu menarik sehingga Deon memutuskan untuk mengambil foto tersebut dan menjadikannya sebagai wallpaper.

Sebenarnya Deon malu melakukan hal itu. Namun, setidaknya dia bisa melihat wajah Asya setiap saat jika mau dengan membuka ponselnya.

Tanpa sadar, Deon tertidur dengan earphone yang menyala di telinganya. Tiba-tiba saja dia mengantuk dan berpindah tempat ke alam mimpi.

***

Keesokan harinya, Deon telat bangun karena tidur telalu malam. Rexa pun ikutan telat bangun. Pria itu terbiasa dibangunkan oleh Deon sehingga saat Deon telat, Rexa pun ikut telat.

Mata Deon melotot setelah melihat jam dinding yang sudah nyaris menujukan pukul delapan. Dengan cepat pria itu mengguncang tubuh Rexa agar bangun.

"Rex, ayo bangun. Udah mau jam delapan. Ntar kita telat."

Deon beranjak dari kasurnya. Namun, Rexa hanya tak kunjung bangun. Pria itu hanya berpindah posisi dengan mata yang masih tertutup.

"Gue masih ngantuk," lirih Rexa yang berhasil membuatnya mendapatkan lemparan buku dari Deon.

"Kita telat, bego!"

Dengan cepat, Rexa terbangun dari tidurnya. Deon yang sebelumnya tengah mandi, dikagetkan dengan Rexa yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar mandi juga.

"Lama kalau nungguin lo, ayo mandi bareng."

Keduanya akhirnya mandi bersama, tanpa adanya pertikaian karena mereka tau akan telat sebentar lagi.

Deon berlari tanpa menggunakan alas kaki menuju mobil miliknya. Begitu pula dengan Rexa yang bahkan belum mengancing bajunya.

"Tungguin!" teriak Rexa di belakang Deon.

Keduanya kemudian pergi ke sekolah dengan cepat. Namun sayang, keduanya harus harus telat hari ini.

Ada beberapa siswa-siswi yang sama seperti mereka, telat datang ke sekolah. Mereka semua kemudian memohon kepada satpam sekolah agar membukakan pintu untuk mereka.

"Yaelah, Pak. Saya baru sekali ini telat, Pak," bela Rexa agar bisa dibukakan gerbang.

"Saya nggak peduli. Mau sekali kek, dua kali kek. Tetep aja, kalian telat. Sekarang, kalian tunggu Pak Hari buat ngehukum kalian semua."

Bapak satpam itu kemudian masuk ke ruangannya dan memperhatikan kami dari sana. Pria paruh bayah dengan tubuh berisi itu kemudian menyeruput kopi hitam di sebuah gelas kecil sembari menunggu Pak Hari datang.

Pak Hari adalah guru BK di sekolah kami, beliau dikenal galak juga tegas pada semua siswa-siswi tanpa terkecuali.

Deon menghela nafasnya karena tau akan dihukum sebentar lagi. Namun, perasaan sedihnya itu berganti bahagia karena tiba-tiba saja Asya datang dengan motor matic miliknya.

"Yaelah, telat lagi," gerutunya kesal yang dapat didengar oleh Deon.

Deon melirik sekilas ke arah Asya yang masih duduk di atas motor, wajahnya terlihat kesal. Namun, tetap terlihat cantik.

Dibukanya helm yang dia gunakan dan tak lama kemudian Pak Hari datang. Beliau menyuruh kami untuk masuk dan khusus bagi yang membawa motor, mereka harus mendorong motornya sampai di parkiran.

Dengan sekuat tenaga Asya mendorong motornya. Deon yang merasa kasian kemudian membantu perempuan itu dengan cara mendorong motor Asya dari belakang.

Asya yang merasa bahwa motornya menjadi ringan, langsung menoleh ke belakang dan menemukan Deon tengah membantunya.

"Eh, nggak usah," tolak Asya dengan lembut.

Deon tersenyum sembari terus mendorong, "nggak papa kok, gue dorongin sampe parkiran."

Tanpa penolakan, Asya membiarkan Deon untuk membantunya. Sesampai di parkiran, perempuan itu mengunci motornya dan mengait helmnya digantungan motor tersebut.

Asya tersenyum sembari menatap ke arah Deon. Senyumannya begitu manis sehingga berhasil membuat Deon ikut tersenyum.

"Makasih ya," ucap Asya pada Deon.

Deon mengangguk pelan, "Iya, sama-sama."

Tak lama kemudian, Pak Hari berteriak memanggil semua yang telat agar berkumpul di lapangan. Asya dan Deon kemudian berlari pergi ke lapangan sesuai dengan intruksi yang diberikan guru BK nya tersebut.

"Ayo, buruan ke sini. Kumpul di sini!"

Setelah semuanya berkumpul, Pak Hari memberikan hukuman membersihkan lapangan untuk siswa-siswi yang telat dan tanpa basa basi mereka melakukan.

Ada yang langsung mengambil tong sampah, ada juga yang mengambil sapu dan beberapa lainnya langsung mengambil dedaunan kering dengan tangan kosong.

Mereka secepatnya harus membersihkan lapangan tersebut karena Pak Hari hanya memberi waktu 30 menit. Jika dalam waktu yang diberikan lapangan itu belum juga bersih, mereka akan diberi hukuman lain lagi.

Ada cukup banyak siswa-siswi yang dihukum pagi ini sehingga pekerjaan mereka menjadi lebih mudah. Nyaris 30 menit, mereka akhirnya selesai membersihkan lapangan yang biasa dijadikan sebagai tempat olahraga juga upacara itu.

Lapangannya cukup luas dan ada banyak pohon yang mengelilinginya. Tentu akan ada banyak sampah seperti dedaunan kering di sini.

"Nah, gitu dong, cepet bersih kan kalau gini. Kapan-kapan telat lagi ya kalian," oceh Pak Hari sembari bercanda.

Siswa-siswi yang telat hanya dapat memberi senyuman kikuknya tanpa berani menyela ucapan guru BK tersebut.

"Ya sudah, kalian balik ke kelas masing-masing sana," perintah Pak Hari yang langsung membuat siswa-siswi telat tersebut berhamburan pergi ke kelasnya masing-masing.

Beberapa di antaranya berlari dan menabrak tubuh Deon sehingga membuat ponsel pria itu jatuh. Sebelumnya Deon memang tengah bermain ponsel, membaca beberapa pesan yang ada dan belum pria itu baca.

Deon menatap sedih ponselnya yang jatuh. Namun, belum sempat dia mengambil ponsel tersebut. Tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang mendahului dirinya mengambil ponsel itu.

Perlahan mata Deon naik untuk melihat orang itu dan terkejutnya dia saat melihat Asya tengah memperhatikan ponsel Deon.

"Nih, ponsel kamu," ucap Asya sembari menyodorkan ponsel Deon kepada pemiliknya.

Deon mematung karena takut Asya melihat wallpaper-nya. Di sisi lain, Asya bingung saat melihat Deon yang tidak bereaksi apa-apa.

Asya kemudian menaruh ponsel tersebut di saku Deon dan pamit untuk pergi ke kelasnya.

"Nih ponsel lo, gue ke kelas dulu ya."

***

Aw, udah bab 7 aja nih.

Kira-kira Asya ngeliat wallpaper ponselnya Deon nggak ya?

Yuk, ikutin cerita selanjutnya🥰

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro