👑11👑

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Jangan pedulikan aku, aku bisa mengurus diriku sendiri."

Kata-kata yang ratusan kali kukatakan bahkan pada kedua orang tuaku, aku tau itu menyakitkan, tapi entah sejak kapan aku merasa muak dengan segalanya. Kematian Rina, kondisi keluarga yang kacau karena masalah ekonomi, kehidupan sekolah yang tidak menyengakan. Aku tidak punya teman untuk berbagi, bahkan tidak mempercayai keluargaku sendiri. Diriku merasa seperti hidup dalam dunia yang berbeda dengan mereka. Semakin lama kondisi emosiku tidak stabil, aku senang dan sedih dalam waktu yang tidak tepat. Dan ratusan kali berfikir untuk mengakhiri semuanya.

Walaupun begitu aku ingin kembali, karena ada sedikit kepercayaan, aku bisa bahagia jika lebih menguatkan diriku sendiri. Sifat burukku adalah melihat orang lain bukan sebagai manusia, namun alat untukku jadikan tanjakan agar bisa lebih naik. Memang salah, sangat salah, tapi ... aku sudah tidak bisa mempercayai siapa-siapa. Dan saat ini ketika aku masuk ke dalam tubuh Real, rasa percaya pada seseorang hampir tidak. Semua bisa menusukku kapanpun, dan menjatuhkanku ke lubang yang sama seperti cerita Real.

###

Pesta Carina Cane berlangsung tanpa hambatan, hanya saja tamu yang mereka harapkan tidak datang. Kedatangan Grand Duke ke pesta itu sendirian membenarkan hubungannya dengan Lady Real Deana sudah berakhir. Walaupun begitu Duke nampak biasa saja, memang seperti itu dia, ada atau tanpa Real.

Sampai kiriman hadiah dari Real datang, Carina tuan rumah pesta merasa takjub dengan hadiah spesial dari lady Deana. Semua orang pun berfikiran sama dengan Carina. Bersama informasi bahwa hadiah ini berasal dari bisnis kecil Real, dan dia tidak bisa datang karena sedang sakit. Sontak semua berfikir lady Real sakit karena sibuk mengurus bisnisnya. Dan rumor yang sengaja kubuat langsung menyebar dari sana. Seketika gunjingan yang ingin mereka lemparkan kepada Real berganti dengan kata prihatin dan merasa khawatir pada lady Deana.

Aku sengaja tidak keluar dari rumah seminggu penuh, setelah dan sebelum pesta lady Cena. Surat berdatangan setelah itu yang semuanya berisi pernyataan khawatir dan berharap kesehatanku kelak membaik bersama dengan hadiah. Sayang sekali semua hadiah yang tidak kugunakan berencana kujual lagi di pasar gelap.

Lalu hal yang paling kuharapkan tiba. Beberapa dari mereka menyakan bisnis yang sedang kujalankan, mereka juga memesan pahatan untuk hadiah spesial bagi orang lain dan ada pula yang untuk dirinya mereka. Untuk pesanan ku serahkan pada Dhara yang memang sangat kompeten masalah uang. Pesanan demi pesanan datang, sampai Sam mengajak beberapa rekannya datang dan membantu membuat pahatan. Lady Carina punya banya koneksi dan sangat populer di kalangan bangsawan, sekali ia kagum dengan sesuatu, orang lain akan berusaha memiliki hal yang sama.

Uang yang di dapat dari penjualan pahatan kayu kuputar membeli bangunan lagi. Bangunan yang saat itu ku tunjuk saat ini sudah berhasil menjadi milikku. Beberapa bangunan di sekitarnya juga sudah kudapatkan. Berkat Xi aku bisa dengan cepat meluaskan aset dan memutar uang. Dhara semakin melekat padaku, karena butiran koin yang ia dapat semakin banyak.

Selama suksesnya bisnis ini Sam ku minta untuk tidak menceritakan pekerjaannya pada siapapun, bahkan pada istrinya. Dia juga tahu bahwa bisnis yang dijalankan seorang lady biasa dikerjakan diam-diam. Sam tidak ingin kehilangan pekerjaan yang sangat menguntungkan baginya, sehingga menerima mentah-mentah ucapanku.

Ada seseorang yang membuat bisnis ini berjalan lancar dan sangat cepat naik. Aku berpura-pura tidak tahu, dan masih berpegangan pada prinsipku. Aku sejak awal tidak suka Seseorang mengurus urusanku, dan terkadang masih melihat orang lain sebagai sebuah alat. Namun saat ini aku tidak akan membiarkannya begitu saja.

Pelabuhan tua yang sudah lama di tinggali. Hanya ada sisa-sisa kayu lapuk dan besi berkarat yang tidak layak pakai. Namun di malam hari transaksi gelap berlangsung di sini, mengeluarkannya barang-barang dan masuk ke dalam gorong-gorong bawah istana.

Seseorang berdiri di ujung pelabuhan, menginjak kayu lapuk tanpa khawatir pijakannya hancur dan dia masuk ke dalam air laut yang asin. Bola mata yang seperti batu ruby yang di asah halus, menatap lurus ke garis cakrawala laut. Orang itu masih menutpi rambutnya dengan kain, dan memakai baju bahan kasar seperti rakyat jelata.

Aku sudah tahu, Silas yang membuaku menang lotre waktu itu. Dia juga yang membantuku mencari bangunan bagus di pusat kota. Bisnis kayu ku pun ramai karena dia sempat memasukkan ke dalam pasar gelap, dan di kirim keluar kerajaan Cinder. Aku sempat heran, kenapa dia tertarik pada seseorang sepertiku. Real bukan lagi tunangan Duke, musuhnya, namun dia seperti itu padaku.

Sebenarnya aku tidak sekali tahu tentang kesimpulan yang kubuat itu, aku berfikir panjang dan memasukan beberapa variabel dan kemungkinan, kenapa semua berjalan begitu sempurna. Jawabnya ada seseorang yang diam-diam menjadi pijakanku, dan yang bisa melakukan semua itu adalah Silas. Sejak tahu Silas masuk ke kedai tempat aku membeli lotre, aku sudah tahu Xi bekerja padanya. Dia adalag salah satu dari 3 orang berbahaya dalam listku.

"Jika nona melihatku seperti itu, aku akan jatuh cinta padamu," dia bahkan menyadari keberadaanku dengan cepat.

Sebagai penulis, aku tahu tempat yang sering ia kunjungi. "Aku tersesat saat ingin pulang,dan ternyata menemukan kau berdiri di sini. Apa tuan pengembara rindu rumahnya?"

"Lucu sekali, aku hanya menantikan matahari terbenam."

"Ini tengah hari, senja masih lama."

Dia terkekeh, dan membalikan badannya lalu mendekatiku. "Katakan saja mengapa nona ke sini? Walau kau pendatang, harusnya kau tahu tidak ada apa-apa di sini selain pelabuhan tua."

Basa basi tidak berlaku padanya. "Kudengar ada kapal pemasok barang yang ke sini."

"Kau sudah punya bisnis, dan masih merasa kurang."

Aku menyengir dan menyipitkan mata. "Entahlah, aku masih perlu banyak uang."

Silas menatapku dengan tatapan setajam elang sambil tersenyum yang membuatku tidak nyaman. "Dengan wajah secantik itu, kau bisa menikah dengan bangsawan kaya raya, misalnya seperti seorang Duke?" dia sedang ingin menyudutkanku. Tapi itu tidak berlaku, karena aku bukan Real.

"Sudah ku katakan, kecantikan ini bukan milikku. Dan lagi jika aku menikah, aku tidak ingin hanya mencintai, namun di cintai. Siapapun pasanganku nanti tidak masalah, asal dia mengerti diriku dan mencintaimu secara tulus." lagipula setelah aku cukup punya uang, aku akan melepas kebangsawananku, dan hidup tenang sebagai rakyat biasa yang kaya.

Silas mendekatiku, dia mengulurkan tangan dan menyelipkan helai rambut berwarna putih yang keluar dari dalam wig ke belakang telinga. Wig ini sama sekali tidak berguna saat ini. Dia hanya mbantuku keluar dengan aman dari Mansion. Aku menariknya, dan melihatkan rambut panjang seputih salju yang tertiup angin laut. Silas sempat bengong melihatku, sebelum tersenyum dan ikut menarik serban yang selama ini menutupi rambutnya. Dia mengulurkan tangan padaku.

"Mari kita berbisnis lady Real Deana," dia tersenyum iblis, menampakan sosok dirinya yang sebenarnya.

"Dengan senang hati yang mulia." aku megenggam tangannya.

Saat itu aku merasa seperti ada rantai yang mengikatku bersamaan dengan bisikan ular yang terulur dari Silas. Tapi sudah terlambat untuk berbalik dan mundur. Mari masuk ke dalam sarang ular setelah terlepas dari kandang harimau. Kali ini lembar baru tentang Real Deana akan di tulis ulang.


###

Silas Apolyus

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro