👑12👑

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Grand Duke Ryan, menjadi Duke di usia yang sangat muda setelah kematin Duke sebelum. Walaupun begitu dia berhasil mempertahankan kekuasaan dan posisi tinggi Duchy Lote yang sudah berdiri ratusan tahun. Sebagai seorang Duke, dia punya tanggung jawab, dan hal-hal yang harus dia lakukan. Dan salah satunya dalam memilih pendamping.

Duke sebelumnya sudah mewasiatkan agar putri dari Count Deana menjadi pasangan politik Ryan. Pernikahan bangsawan tidak pernah berlandaskan cinta, mereka hanya sebatas hubungan untuk mempersatukan 2 keluarga dan meneruskan keturunan. Banyak para bangsawan yang memiliki kekasih gelap, dan itu di lazimkan selama pernikahan Mereka tidak putus, dan memiliki keturunan.

Hubungan formal antara lady Deana dan Duke Lote berjalan lancar. Walaupun yang dilihat duke bukan lagi gadis yang akan ia nikahi, namun wanita lain yang sudah memiliki suami. Dia tidak yakin sampai kapan bisa menahan semua ini.

Lalu suatu hari, surat dari Real datang, dan menyatakan jelas dia ingin memutuskan pertunangan. Awalnya Ryan menganggap itu ocehan belaka seseorang yang baru bangun dari demam tinggi. Namun surat kedua berisi hal sama datang. Dan bahkan sampai mereka berdua bertatap muka, Real nampak sangat yakin dengan keputusannya memutuskan hubungan mereka.

Entah perasaan Ryan atau bagaimana, Real saat itu nampak sangat berbeda. Penampilan, cara dia berbicara, berjalan, bahkan menatap Ryan, seperti orang asing. Bagaimana orang bisa berubah 180° hanya karena demam tinggi. Dan setelah pemutusan pertunangan, kabar tentang kesehatan lady Deana yang memburuk menyebar, lalu tentang bisnis kecil yang ia buat. Sejak itu, Ryan mulai merasa terusik dengan mantan tunangannya itu.

"Seseorang sudah membeli semua bangunan di jalan distrik X, dekat dengan pusat kota," lapor pria berjubah hitam yang berlutut di depan Ryan.

"Dalam satu bulan, semua terbeli? Apa kau sudah dapat info siapa orang itu?"

"Sulit menemukannya, karena ada yang sengaja menyembunyikan dia. Namun saya mendapat sebuah nama, Parisa."

"Jelas itu nama bayangan. Itu berarti dia seorang lady. Lalu apa kau sudah menyelidiki yang ku minta?"

"Sudah yang mulia. Lady Deana tidak nampak keluar dari Mansion satu bulan belakang. Semua pelayan yang bekerja mengatakan lady nampak pucat dan lebih banyak menghabiskan waktu sendiri di kamar."

"Bagaimana dengan bisnisnya?"

"Dia mempekerjakan beberapa tukang kayu dan mereka bekerja di bengkel belakang mansion. Bisnis diawasi oleh dayang pribadi Lady Deana."

Ryan merengutkan alis, sebelum dia melempar kantung uang di depan pria itu. "Cari sosok asli Parisa, dan sudahi mengawasi lady Deana."

"Baik yang mulia."

Pria itu pergi keluar dari jendela, seperti kucing hitam yang langsung menghilang di tengah kegelapan. Ryan menghela nafas, dia berdiri dan menutup jendela ruangan kerjanya. Dia luar terasa dingin, dengan angin kencang yang bertanda hujan pertama di musim panas akan segera datang.

Lady Real Deana yang dikenang sebagai ratu pesta, kini tidak lagi pernah terlihat muncul di pesta manapun. Biasanya dia memaksakan diri memakai gaun mewah, berdansa dengan riasan tebal, walau badannya terasa panas. Jangankan pesta, dia bahkan tidak lagi datang ke perkumpulan sosialita. Bahkan saat dia tahu, semua orang akan menggunjingnya, namun dia tetap menginginkan pemutusan pertunangan.

"Ini benar-benar menggangguku," gumam Ryan. Dia tidak harus bersembunyi seperti ini dan memaksa meminta putusnya pertuangan ini. Ini lebih mengganggu dari seorang pebisnis baru yang tiba-tiba muncul dan membeli seluruh banguan sepanjang jalan dekat pusat kota. "Apa yang harus kulakukan?" tanyanya pada diri sendiri.

###

Sebulan berlalu sejak aku menjalin mitra dengan Silas, profit yang kudapatkan lebih besar dua kali lipat dalam waktu singkat. Aku mengurung diri di dalam Mansion sebulan terakhir, dan semua pekerjaan dilakukan oleh Dhara, juga Xi yang sesekali bertukar surat denganku. Pekerjaku di dalam kamar juga semakin banyak karena harus menandatangani dan membalas banyak surat berhubungan dengan bisnis.

Aku tidak lagi bertemu Silas setelah di pelabuhan. Namun hari ini dia mengirim sesuatu bersama sepucuk surat. Kalung Lazuardi di masukan ke dalam kotak yang diikat pita kuning, dua barang yang pernah di rebut dariku. Lalu surat yang bercap segel lambang Putra mahkota.

"Anda di undang ke istana oleh Putra mahkota?" Dhara bahkan sudah tahu apa isinya sebelum aku membukanya.

"Menurutmu ini bertanda baik apa buruk?"

"Jika anda dekat dengan yang mulai putra mahkota, kemarahan Count akan turun."

Setelah sekian lama akhirnya aku mendapat surat dari ayah Real, Count Loren Deana. Dalam surat itu hal pertama yang di sampaikan adalah peringatan tentang kabar pemutusan pertunangan dengan Duke Ryan. Sepertinya Duke sampai sekarang belum memberi kepastian tentang kami yang sudah putus. Pantas saja count tidak datang ke sini. Duke pasti tidak enak setelah mendengar kabarku yang sedang tidak sehat. Iya dia sebenarnya baik, sebelumnya semuanya buta karena Layla.

"Dia hanya mitra bisnis yang menguntungkan." Aku tidak berniat masuk ke dalam istana. Saat ini aku belum yakin bisa mengubah alur Silas apa tidak. Karena Silas bunuh diri tidak hanya karena Layla, melainkan tekanan masyarakat yang tidak lagi percaya dia akan menjadi Raja yang baik. "Lalu bagaimana kabar anak itu?"

"Keturunan budak yang anda minta awasi?"

"Kau jahat sekali mengatakan itu."

"Kondisi kesehatannya sedang memburuk akhir-akhir ini. Kurasa dia tidak akan kuat jika dibiarkan lebih lama."

Dia akan tetap hidup sampai dewasa, namun dengan kebencian. Di mulai ketika Anais melihat kakaknya mati karena di tikam oleh Duke. Dengan sekuat tenaga di berusaha untuk sehat, dan suatu hari akan membalas dendam. Namun bagian itu hanyalah ekstra dari novel 'Love Rose' yang tidak sempat ku publis. Jika bab itu di terbitkan, akan mengubah alur happy ending dalam kisah novel romansa.

"Aku ingin kau melakukan sesuatu."

"Saya tahu apa yang anda fikiran. Namun kali ini saya ingin bertanya. Apa keuntungan anda mengobati anak itu?"

Sebenarnya tidak ada, aku hanya ingin membuat Beatrix berutang dan menjadi bawahanku. Jika Beatrix tidak mati, Anais tidak akan menghancurkan Grand Duke Ryan. "Kau akan tahu nanti," aku tersenyum pada Dhara. Dia menghela nafas berat.

"Jelas bukan cuma-cuma kan?"

"Aku ingin kakaknya membayar biaya pengobatan adiknya dengan bekerja di sini. Percayalah dia akan sangat berguna." aku akan membuatnya berutang banyak, sehingga ia rela membayar bahkan dengan nyawanya.

"Baiklah saya akan melakukannya. Lalu kapan anda akan ke istana? Jika anda keluar, kabar anda yang sedang sakit akan menghilang."

"Biarkan saja, malah aneh jika aku terus menerus sakit. Dan lagi, seperti yang kau katakan, kemarahan Count akan hilang jika aku dekat dengan calon Raja masa depan. Walau hubungan yang dia harapkan sangat berbeda," jelaskku.

"Lalu untuk gaun, apa anda akan memakai itu?"

Tidak hanya surat dan sebuah batu, Silas juga memberiku gaun yang seperti dia ingin aku pakai saat ke istana. Sebgaia pemilik pasar gelap dia tahu semua barang berhargaku sudah terjual di pasar gelap.

"Tidak ada pilihan lain, yakan?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro