👑14👑

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Karena hal aneh, aku masuk dan menjadi tokoh buatanku. Mengikuti alur, dan sesaat seperti nenek-nenek yang mengetahui segala hal di tempat ini. Namun semakin lama aku sadar, tempat ini lebih luas dari sekedar pandangan cerita tokoh utama. Ada banyak hal yang tidak di catat dalam novel 500 halaman, dan lebih luas dari yang kubayangkan saat merangkai kata.

Aku mungkin akan sesekali memegang buku ini, mencegah hal yang tidak baik, lalu meletakkannya. Entah sampai kapan aku akan di sini, namun tidak ada jaminan itu cepat berlalu. Bisa saja aku harus menghabisi sisa hidup menjadi Real, dan menjalani semuanya seperti dunia nyata.

Setelah pulang dari istana aku memutuskan, meletakan buku yang selama ini kujadikan pendoman, ke sudut falam diriku yang kuberi nama 'kenangan'. Mari kita bertahan di sini sesuai kehidupan nyata, dan sesaat melupakan kehidupan ku sebelum. Aku mungkin tahu apa yang akan terjadi sebelumnya, namun kini alur sudah cukup jauh, dan aku bukan Real Deana yang tertulis di sana. Jadi semua tidak akan lagi seutuhnya sama dengan alur dalak buku novel 'Love Rose', ini dunia sesungguhnya, bukan fiksi biasa.

Lalu, hari ini terakhir aku ikut campur dalam alur novel itu. Memang masih ada beberapa, seperti membuat Layla dan Sam bercerai. Namun aku akan menunggu beberapa waktu ke depan. Asal Sam tidak terhasut Silas, semua aman. Bagaimana pun juga Sam dan Layla cepat atau lambat akan berpisah.

Gadis berambut coklat kemerahan keriting berlutut di depanku dengan kedua kakinya. Dia menunduk, menutupi wajah yang memiliki bintik-bintik. Rasanya seperti melihat stroberi yang terlalu matang. Dia datang lebih cepat dari yang kuharapkan.

"Jadi kau berniat bekerja di sini, dan melepas pekerjaanmu di Mansion Grand Duke Lote?" tanyaku padanya.

"Iya lady, saya berniat membayar utang saya dengan bekerja melayani Lady," jawabnya dengan suara yang agak gemetaran.

"Bukankah gaji di Grand Duke lebih besar daripada di sini?"

"Berpuluh tahun saya bekerja di sana, mungkin adik saya tidak akan sembuh. Tapi berkat bantuan Lady, adik saya Anais bisa sehat kembali. Saya berutang banyak pada lady."

"Kau tahu kan, kau tidak akan di gaji walau bekerja di sini?"

"Nona Dhara berkata, walau saya tidak di gaji, saya akan mendapatkan tempat tinggal, makanan, dan adik saya diizinkan tinggal di sini juga."

"Dia juga akan bekerja, kau tahu kan?"

"Bagaimana pun saya berhutang pada lady," suaranya mulai meninggi.

Ini memang yang kuharapkan, siapa sangka akan selancar ini. Aku tersenyum Kecil, walau ku tutup dengan kipas kain bermotif bunga mawar. Dhara berdiri di sampingku, dari tadi menuntut mata seperti patung yang tidak bergerak, dan mendengar apapun.

"Baiklah, ada kamar pelayan kosong di bawah. Tempati tempat itu. Dhara akan menjelaskan pekerjaanmu," ujarku.

Gadis itu menaikan kepala dengan mata berbinar-binar. "Terima kasih banyak Lady."

"Berdiri dan sebut namamu."

Dia langsung menurutiku, berdiri dan mengangkat sedikit roknya sambil menunduk. "Saya Beatrix Noor, lady bisa memanggil saya Bea. Saya dan adik saya Anais Noor siap melayani Lady."

Aku membutuhkan dia berada di sisiku, dan juga Anais. Bahkan tanpa aku sembuhkan, dia akan tubuh sehat menjadi Dame kstaria Wanita pertama di kerajaan Cinder. Dia memimpin pemberontak di Duchy, dan menjatuhkan Ryan yang saat itu sudah berusia hampir 50 tahun. Ryan di seret karena tuduhan mengabaikan rakyat Duchy Lote, dan hanya fokus dengan kebahagiaannya bersama Layla. Pada akhirnya 'Love Rose' mengajarkan bahwa tidak ada dunia yang di sebut dongeng dalam kehidupan nyata. Semua kebahagiaan pasti berkahir dengan kesedihan, begitupun sebaliknya.

Di sisi lain Real yang terasingkan dan di lupakan oleh semuanya, hidup bahagia bersama anaknya. Begitpula Dhara yang akhirnya bisa hidup tentang tanpa mempermasalahkan identitas sebagai setengah bangsawan. Namun semua itu adalah part ekstra untuk cerita yang sampai sekarang belum pernah terpublikasi, dan hanya aku yang tahu.

Walaupun berakhir seperti itu, aku tidak ingin melalui jalan berduri yang di lalui Real. Juga melihat karakter-karakter lain tewas sia-sia. Seperti yang kukatakan, entah sampai kapan aku akan terus di sini, namun aku harus menjalaninya. Ini sekarang kehidupanku yang sesungguhnya. Jadi seperti yang aku bilang, mari letakan buku itu menjadi sebuah kenangan, dan menjalani hidup sesuai kehendakku sendiri di dunia yang luas ini.

###

Dua Kalung rantai berbandul permata putih yang akan memancarkan warna pelangi saat terkena cahaya datang sebagai bingkisan dari seseorang. Orang yang kumaksud adalah Silas. Ini bukan hadiah, melainkan pesanan khususku padanya saat kami bertemu hari itu.

Kabar mengatakan kerajaan tetangga sedang mengembangkan permata sihir yang bisa digunakan sesuai kebutuhan. Seperti komunikasi dan merekam sesuatu. Ini seperti guna HP dengan fungsi terbatas. Yang ku pesan ini memiliki dua fungsi, yaitu berkomunikasi dan lagi menyamar. Tentu saja agar memudahkanku untuk keluar dari Mansion. Para pelayan kiriman Count mulai curiga denganku yang jarang keluar.

Dhara memakai kalung itu, dan dia langsung berubah menjadi aku. "Ini sedikit mengejutkan," ujarnya, dia memegang lehernya ketika mendengar suara yang keluar. "Suaraku?"

"Suaramu sama denganku," sahutku. Aku tersenyum lebar. "Sekarang aku bisa keluar dengan aman." Kebahagiaanku di balas wajah kesal Dhara. "Ingat, bagianmu akan makin banyak jika bisnisku besar."

Dhara langsung tersenyum walau terpaksa, "Wah saya sangat senang." Yang membuatku aneh, dia melakukan itu dengan raut wajah Real.

"Dengan ini kita bisa berkomunikasi," aku menunjuk kalung itu.

Dhara melepas kalungnya. "Apa anda juga bisa berubah menjadi saya?"

Aku memagngguk, "Akan kugunakan sampai keluar, karena selanjutnya aku harus menjadi Ria. Dan dalam kalung ini juga bisa langsung mengubahku menjadi Ria."

"Efek yang sangat sulit di dapat. Tapi tidak sulit bagi yang mulia putra mahkota. Dibandingkan yang kemarin, pilihan anda yang sekarang jauh lebih berguna."

Dia terang-terangan sedang membandingkan dua orang paling penting di kerajaan ini, Ryan dan Silas, dan itu dengan wajah datar tanpa dosa. "Jangan bicara seperti itu jika kau ingin kepala dan lehermu tetap menyatu. Lagipula aku tidak ada hubungan apapun dengan Putra mahkota."

"Apa anda tidak ingin menjadi Ratu?"

Aku mendengus dan menatapnya sinis sambil tersenyum tipis. "Kau pasti tahu istana tidak seindah dalam dongeng putri dan pangeran."

Dhara ikut mendengus. "Jika dongeng itu ada, anda tidak perlu putus dengan yang mulia Grand Duke." Dhara terdiam, memikirkan sebuah kalimat. "Pelayan itu ... apakah dia ... hmm, sudahlah?"

"Kau sudah tahu?"

"Semua pelayan sudah membicarakannya, Apalagi sejak kedatangan Bea." Bea pelayan yang dekat dengan Layla. "Apa itu juga alasan mengapa anda merekrut tukang kayu itu?"

Aku menyengir. "Entahlah, menuruku?"

"Apa ini sejenis balas dendam?"

"Tidak bisa dibilang begitu, tapi aku butuh Sam untuk bisnis ini. Dan soal hubungan Sam dan Layla, anggap saja itu kebetulan."

Dhara memalingkan kepalanya. "Terkadang anda cukup mengerikan."

Dibilang mengerikan oleh orang yang juga mengerikan. "Aku ingin membiarkan mereka bersenang-senang, tanpa menyakiti siapapun apalagi aku. Apa tukang kayu itu sudah mendengar hubungan Duke dengan istrinya?"

"Kurasa sudah, apa anda ingin melakukan sesuatu?"

"Sebenarnya aku ingin memperlihatkan Sam langsung bahwa Istrinya bercinta dengan tuannya, lalu mereka bercerai-"

"Lady terlalu sempit fikiran. Jelas sekali dia sangat terobsesi dengan istrinya."

Ya, kau benar, seperti kali ini aku hampir salah langkah. Aku menghela nafas. "Biarkan saja mereka, karena yang sekarang penting adalah bagaimana membuat bisniku semakin besar." aku tersenyum di akhir kalimat.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro