👑19👑

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Saya tidak tahu bahwa istri Sam bekerja di Mansion Grand Duke Ryan," ujarku basa-basi dengan Sam yang saat ini duduk berhadapan bersamaku di dalam kereta kuda.

"Kami jarang bertemu karena sibuk. Saya juga baru tahu nona muda mantan tunangan Grand Duke," jawabnya. Nona Muda panggilannya padaku di Mansion.

Saat ini aku sedang menyamar sebagai Dhara. Tujuanku adalah membuat Grand Duke segera memberi surat resmi putusnya hubungan kami. Aku tidak akan berbicara langsung, hanya menggantikan pekerja Dhara mengirim surat yang kutulis sendiri. Dan menjalankan rencana yang sempat ingin kuurungkan.

"Pasti tuan sudag sering mendengar rumor putusnya hubungan mereka. Itu karena ada seorang pelayan yang menggoda Grand Duke. Walaupun ini hubungan bisnis, namun Lady tidak ingin menjalin hubungan dengan seseorang yang mencintai wanita lain," ucapku panjar lebar.

Dhara memang jarang berbicara, sekali berbicara panjang itu hanya untuk memprovokasi. Mudah untuk berakting sepertinya karena sifat kami yang hampir sama. Penbedaan yang sangat jauh hanya tentang uang.

"Saya juga sempat mendengar itu dari pekerja yang lain. Saya turut sedih pada nona muda." dia memasang raut risau, dengan polosnya tanpa mengetahui kenyataan yang sesungguhnya. Bahwa wanita yang kumaksud adalah istrimu.

"Untuk apa sedih, lady sudah cukup bahagia saat ini. Dibandingkan bersama dengan pria yang tidak mencintainya." Aku masih bisa merasakan rasa sakit Real dari ingatannya dulu saat Ryan mengabaikannya.

Kami di dalam kereta kuda menuju kediaman Duke Lote. Awalnya aku berniat datang ke sana sendirian. Namun pikiran naifku keluar ketika melihat Sam yang sedang bercerita betapa bahagianya dia memiliki istri Layla. Dia begitu bodoh tidak tahu kenyataannya sampai membuatku kasian. Itu sebabnya aku mengajakmu bersamaku ke Mansion Duke Ryan. Entah apa yang terjadi nanti, aku hanya bisa berharap tidak terlalu buruk.

Kusir berhenti di halaman Mansion keluarga Lote. Aku dan Sam langsung turun dari kereta. Sudah lama aku tidak datang ke sini, dan semoga tidak akan ke sini lagi. Saat menjadi Real, dia akan diturunkan sampai taman bagian dalam. Sehingga dia tidak harus berjalan jauh menelusuri Mansion yang sangat luas ini. Sebenarnya tempat ini lebih pantas disebut istana Sangking besarnya.

"Istrimu bekerja di bagian apa?"

"Saya kurang paham, tapi dia bercerita bekerja melayang Duke secara langsung," jawaban dengan rona merah di pipinya. "Saya sudah menyiapkan hadiah kecil untuknya."

Hati nuraniku benar-benar diuji saat ini. Setidaknya ini akan jadi luka besar yang sangat sakit. Tapi lebih baik daripada menumpuk luka hingga dia menjadi pemberontak dan kehilangan kepalanya itu. Dia berusia 20 saat ini, namun ekspresinya seperti anak belasan yang tidak sabar bertemu pacarannya.

"Kalau begitu ke arah sana. Saya akan mengirim surat ini dulu," tunjukku ke arah bagunan paling besar di sini. "Akan ada taman di belakang situ. Bisanya para pelayan Duke berkumpul di sana."

"Terima kasih, saya akan ke sana."

Aku tersenyum. "Bersenang-senanglah dengan istrimu. Saya akan menjempumu nanti."

Dia benar-benar seperti anak kecil, langsung berjalan cepat dengan wajah merah merona. Sedikit menggelikan bagiku, sama seperti saat Real pertama kali ingin bertemu Ryan di mansionnya, dan juga seseorang lain di duniaku dulu.

Aku memutara badan, dan melangkah ke depan. Hanya perlu jalan lurus melewati aula yang luas dengan banyak patung dan lukisan di langit-langit, juga armor yang di panjang sejajar, aku akan sampai ke ruang penerima tamu Grand Duke Ryan. Hanya itu fungsi banguan ini, menerima surat yang datang. Sedangkan Ryan lebih banyak berkativitas di bangunan yang ku tunjukan tadi.

Dari kejauhan aku melihat Hester, tangan kanan Ryan yang sangat dipercaya. Pasti dia mengenali Dhara dalam satu kilas tatapan dengan satu matanya itu. Betul saja, dia langsung mendekati Dhara. Aku langsung menunduk hormat, dan memberikan amplop merah itu padanya.

"Dari Lady Deana? Apa isinya?" tanyanya.

Apa dia selalu menanyakan hal itu setiap Dhara ke sini. "Bukan wawenang saya untuk mengatakannya."

Dia menatapku sedikit curiga. "Kau sedikit berbeda dari waktu itu."

"Duke dan lady tidak lagi memiliki hubungan. Jadi saya harus mengkondisikan perilaku."

"Kutarik, kau masih sama saja."

Aku lupa sifat terpenting Dhara, yaitu menyebalkan. "Saya permisi dulu."

Aku membalikan badan dan berjalan ke arah banguan itu untuk menyusul Sam. Aku penasaran apa yang ia dapatkan di sana. Aku tidak bisa menembaknya karena terlalu banyak kemungkinan. Semoga hal yang menarik, dan seperti yang kuharapkan. Tanpa sadar aku tersenyum sendiri membayangkan.

###

Akhir musim panas, ketika daun-daun menguning, dan berjatuhan ke bawah. Udara mulai mendingin, dan matahari tidak secerah saat pertengahan musim panas. Bagi seorang pelayan, akan banyak pekerjaan pada saat seperti ini. Mereka harus mengatur banyak hal, mempersiapkan Mansion agar siap untuk menghadapi perubahan suhu, sehingga pemilik rumah tidak akan ke susahan.

Seorang gadis berambut hitam yang berkilau bekerja keras layaknya pelayan lain. Dia menyapu halaman seorang diri karena pelayan lain sedang sibuk mempersiapkan hal lain. Fikirannya kacau karena semalam dia berpapasan dengan tuannya, sang Duke. Di saat itu hatinya berdebar, dan ada gejolak tidak biasa dalam hatinya.

Dia melamun, sampai tidak sadar hampir terjatuh. Namun sebelum tubuhnya mengenai tanah, ada seseorang yang menangkapnya. dia menjatuhkan sapunya, dan seseorang memabantunya berdiri. Mata dingin yang melihatnya penuh perhatian mendekapnya, dan tidak kunjung melepasnya agar bisa melanjutkan pekerjaan ini.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Duke dengan halus.

"I-iya, saya baik-baik saja," jawabnya malu-malu.

Mungkin saat itu ada iblis kecil yang sedang membisik keduanya. Mereka saling bertatap dengan jantung yang berdetak kencang. Suasana sunyi di sekitar membuat hasutan itu semakin kuat. Dan spontan mereka memajukan wajah hingga kedua bibir saling bersentuhan.

Itu cuplikan dari novel 'Love Rose' yang membuat para pembaca langsung kegirangan bukan main. Dan sekarang aku bisa melihat langsung, begitu menggelikan. Namun ada yang lebih menarik, aku melihat ini bersama seseorang yang sangat terkejut melihat hal itu. Mata dan mulutnya terbuka lebar, tubuhnya kaku, dia bahkan menjatuhkan kotak kecil yang harusnya diberikan untuk wanita di sana.

"Jadi itu pelayan yang membuat Duke dan Lady putus," ujarku dengan suara pelan di samping Sam. Aku berpura-pura terkejut sambil meliriknya. "Jangan bilang dia istrimu?" Sam tidak menjawab, diam dan mengeram. Dari ekpresinya semua akan tahu jawabnya."Maaf, harsunya saya tidak mengajak tuan kesini." Aku memegang pundaknya.

"Ap-apa nona muda tahu bahwa istri saya yang merebut tunangannya? Itu sebabnya dia merekrut saya?"

Sebenarnya dia tahu jauh sebelum semuanya di mulai. Namun aku menggelengkan kepala. "Dia merekrut tuan saat hubungan lady dan Duke masih baik-baik saja. Dan saya tidak tahu apa lady mengetahui siapa wanita itu. Andai dia tahu, kenapa tuan sampai sekarang tidak dipecat. Dia malah menawarkan pekerjaan dengan gaji besar, dan bukankah dia sama sekali tidak mengusik tuan?"

"Nona muda sangat baik," suaranya mulai serak.

Sam menutupi matanya ketia air mata mulai menetes dari sana. Dia berusaha keras untuk tidak bersuara sampai Duke dan Layla berhenti berciuman, lalu Duke menggeret Layla ke tempat lain. Ini novel 18+ aku tidak ingin membahas mereka akan melakukan apa. Ekpresi Sam sama seperti Real jika dia yang melihatnya langsung.

"Aku harus apa, harus apa sekarang?" seru Dam yang melirikku dengan derai air mata. Dia nampak sangat menyedihkan. Siapa yang tidak hancur jika melihat istri yang selalu di banggakan dan dicintai malah selingkuh dengan majikannya.

"Lepaskan dia," jawbaku tegas.

"Apa?" Sam melongok padaku. Andai aku bukan wanita, mungkin saat ini Sam akan memukulku atau sebagainya. Ini saatnya menyadari orang buta ke tempat yang sedikit bercahaya.

"Lepaskan dia, apa kau berfikir untuk tidak melepaskannya? Memangnya apa yang kau punya? Wanita itu bisa mendapatkan segalanya dari Duke, uang, harta, kekuasan, kehormatan, dan cinta Duke. Dia yang rakyat biasa akan menjadi bangsawan kelas atas. Dan lagi, jika dia mencintaimu, harsunya dia menahan diri dan tidak menjalin hubungan dengan Duke."

Sam sekali lagi terbungkam, dia ingin membantah ucapanku, namun yang kukatakan adalah kenyataannya.

"Untuk apa dia memilih tukang kayu yang harus membuatnya bekerja sebagai pelayan. Dengan menjadi istri Duke, dia hanya perlu duduk dengan gaun perihasan mewah juga makanan lezat. Bahkan walau kau bekerja 100 tahu bersama lady, kau tidak akan sebanding dengan seorang Grand Duke," lanjukku.

"Kau benar, ta-tapi...."

Sekarang aku mengerti kenapa Silas sangat mudah menghasutnya. "Titik tertinggi mencintai seseorang adalah melepaskannya agar dia bisa lebih bahagia. Sekali melihat saja mereka sangat bahagia. Kau hanya akan menyakiti dirimu dan dia jika lebih lanjut. Dan juga, kau bukan siapa-siapa untuk melawan Duke." Aku mengutip barang yang ia jatuhkan di tanah. "Akan ku berikan ini padanya. Kau fikirkan semuanya saat kita kembali ke Mansion Deana." Aku melangkah ke depan meninggalkannya.

Satu hal terselesaikan. Dengan begini semua tidak akan berjalan sesuai isi novel lagi. Kurasa kedua orang itu juga tidak akan membiarkanku begitu saja. Satu-satunya hal yang membuatku aman hanya jika berada di sisi Silas. Sebuah ide gila lewat dalam otakku. Semoga Ryan secara remsi mengatakan pada Count kami putus. Dan Count tidak akan marah jika rencanaku selanjutnya berhasil.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro