👑5👑

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Amplop keemasan yang timbul corak bunga berwangi lavender, undangan pesta yang sudah ku tunggu tiba. Persta ulang tahun putri Perdana Menteri Carina Cena ke-17. Ryan dan Real datang ke sana bersama, namun di pesta Real sama sekali tidak di anggap oleh Ryan. Ryan mengajak wanita lain, sedangkan sama sekali tidak mendekat pada Real yang merupakan patner pestanya. Real menjadi bahan cemooh setelahnya, di sana titik awal dia berniat untuk memiliki hati Ryan, agar tidak dipermalukan lagi.

Kepada Yang Mulia Grad Duke Ryan Lote
Jika surat ini datang kepada anda, saya sekali lagi mengajukkan permohonan pembatalan pertuangan.
Akan lebih baik jika sebelum pesta Lady Cena hubungan kita sudah bisa mengarah ke hal pasti.
Jika tidak, kita harus menjadi patner di pesta itu. Aku tahu yang mulia tidak menyukainya, jadi saya mohon segera putuskan pertunangan ini.

Real Deana

Aku melipat langsung surat yang tulis, memberikya sedikit wangi parfum, sebelum memasukkan ke dalam amplop yang sudah di cap lambang keluarga Count Deana. Ayah Real pasti akan jantungan, dan buru-buru mencari pengganti pria tua kaya raya jika tahu anaknya meminta putus dengan Duke. Kuberikan surat itu pada Dhara, untuk langsung di kirim ke Duchy Lote.

"Anda tampak berbeda akhir-akhir ini," celoteh Dhara. Kau juga mulai berani sekarang.

"Berbeda bagaimana?"

"Lady sekarang sering memakai gaun sederhana tanpa korset, atau bahkan pakaian berlapis yang dulu anda ingin selalu pakai."

Maksudmu dalaman yang menekan ususku dan pakaian panas di cuaca seperti ini, fasion dunia ini sama seperti abad pertengahan, aku tidak akan memakainya. Yang ku kenakan saat ini sama seperti pakaian dalam, Chemise, bodoh amat dengan moral yang tidak pernah ku pelajari. Menurut ingatan Real dia memakai semua baju tidak nyaman itu karena terpkasa, dan ingin menjadi gadis modis walau hanya di rumah.

"Entah kenapa aku ingin hal baru, seperti apel madu ini," aku menancapkan garpu ke potongan apel yang dibaluri madu dan memasukannya ke dalam mulut.

"Sudah sebulan sejak anda sehat kembali, Count meminta Lady melanjutkan pelajaran."

Sebulan yang lalu saat aku terbangun dari tubuh Real, Real sedang demam tinggi. Aku membuat alur cerita ini, ketika Real sakit Ryan bahkan tidak datang menjenguknya. Dia hanya mengirim hadiah sebagai formalitas agar nama baiknya tidak tercemar. Padahal Real sakit karena memaksakan diri untun belajar hal-hal yang ia butuhkan nanti saat menjadi Duchess, pendamping Ryan. Sayangnya semua tidak berguana, saat itu atau saat ini.

"Aku tidak akan melakukannya," jawabku tegas.

Dhara melongok mendengar jawabanku, dia kenal watak Count yang keras terhadap Real tentang ini. "Lady akan terkena masalah jika count kembali."

Dia tidak akan kembali ke tempat ini, Real tinggal sendiri di Mansion besar dengan semua pelayan yang menjadi mata pengganti Count. Hanya Dhara yang sejak awal tidak patuh dengan Count. Count akan kembali ke Mansion ini ketika mendengar kabar Duke memutuskan pertunangan dengan Real, dan langsung marah besar mengetahui perut Real sudah mulai membesar.

"Biarkan saja dia datang dan memarahiku, aku tidak peduli."

Aku bisa mendengar helaan nafas berat dari Dhara. "Apa Lady ingin saya mengurus hal ini agar count tidak tahu?"

"Kau bisa?" aku menatapnya.

"Tergantung berapa harganya," dia sangat tegas tentang itu. Seolah hanya uang yang ada di dalam kepalanya.

Aku menyengir dengan alis berkerut. "Harga sesuai pekerjaannmu." Aku mengeluarkan kantong emas yang ada di salam laci meja. "Anggap ini sebagai dana pembuka." Kulempar kantong itu ke Dhara.

"Saya akan melakukan hal yang terbaik."

Aku percaya padamu, Dhara orang yang paling bisa kuandalakan. Festival sudah selesai, aku menyaksikan kembang api besar di dalam kamar yang sunyi. Rasanya begitu kosong dibandingkan saat aku hirup sendiri di kota. Setidaknya saat itu ada suara TV, atau Mp3 yang kuhidupkan. Walau setiap tahun baru aku menghabiskan waktu untuk mengejar event dalam game online.

"Apa kau punya wig putih?"

"Apa anda ingin keluar lagi? Sendiri?" Dhara bisa dengan cepat memahami kata-kataku.

"Kau sudah menunjukkan jalan-jalan kota padaku."

"Lady, di luar cukup berbahaya."

"Percayalah, aku akan kembali secepat mungkin dengan selamat."

"Lalu wig itu, anda meminta saya menjadi lady?" Aku mengangguk. "Anda gila," dengusnya.

"Setelah kuperhatikan kau mulai berani saat ini "

"Pelayan lain akan jauh lebih berani jika di posisi saya. Apalagi yang lady ingin lakukan saat ini mengancam kepala saya."

Aku mengangkat alis. "Kau bilang kemarin, asal aku lewat jalur belakang dekat kamarmu, tidak akan ada yang sadar." Itu jalur yang kami gunakan kemarin untuk pergi ke festival.

"Tidak ada 100% keberhasilan di dunia ini Lady."

"Akan ku tambah satu kantung lagi."

"Dengan senang hati, saya akan membantu anda keluar dan masuk nanti."

Segitunya kau berubah hanya dengan angka uang. Tenang saja saat pulang nanti aku akan membawa uang banyak. Aku berencana membeli lotre, semoga dunia yang kubuat ini berpihak padaku.

##

Dikehidupanku sebelumnya, walau aku belum tahu apa di sana aku sudah mati atau belum-orang memanggilku Ria, dan aku punya saudari kembar yang meninggal saat kami masih SMA. Dia bunuh diri dengan alasan yang masih tidak kumengerti sampai sekarang, dan menganggapnya bodoh. Walau kembar, wajah dan watak kami berbeda. Bisa dibilang Dia perpaduan tampan dan cantik dalam satu wajah, sedangkan aku hanya rempahan roti yang pergi dan pulang mengurung diri di kamar.

Hubungan kami tidak erat, karena dia terlihat terlalu sempurna sampai membuatku iri. Aku bahkan menjadikannya antagonis dalam 'Love Rose' seseorang yang beeusaha merebut kebahagiaan tokoh utama. 'Love Rose' berakhir setelah kematian saundariku. Dan perhatian Ibu yang dari dulu ku idamkan terasa hampa.

Kehidupan remahan rotiku semakin menjadi setelahnya. Aku kuliah dan bekerja, menjadi wanita 20-an tahun yang belajar, ketempat kerja, dan ke cafe live musik saat akhir pekan. Lebih banyak waktu kuhabiskan memainkan game online, atau munulis banyak cerita sampah yang tidak ada pembaca.

Sebenarnya aku tidak begitu ingin kembali ke dunia itu, semuanya terasa hampa, dan di sini juga, hanya saja saat ini aku punya tujuan. Namun setelah semua ini berkahir, entah buruk atau tidak, aku tidak tahu harus melakukan apa. Aku bukan Real, dan tidak bisa menjadi real, yang bahagia walau hidup susah dengan menggendong bayi. Atau menjadi pusat fashionista yang glamor dan menjadi sorotan mata orang-orang. Atau bahkan, menjadi istri bangsawan kelas atas yang anggun dan bijaksana seperti Count harapan. Aku tidak akan mengikuti alur cerita asli setelah berhasil menyelamatkan nasib buruk Real dan lainnya, lalu mencari kebahagiaanku sendiri.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro