👑52👑 part 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ketika aku bercermin, aku sadar, aku orang terburuk yang pernah ada. Aku tidak bisa hidup seperti ini. Terus lari dan berpura-pura menjadi orang lain hanya untuk melepas rasa hampaku. Sebenarnya aku muak terus mempermainkan dan menyakiti perasaan orang lain. Mengulang alur yg sama dan akhirnya menyakiti diri sendiri. Menjadi jarak dengan orang lain seperti biasa sudah tepat, bahkan tidak membiarkan mereka tahu namaku yg asli. Aku juga ingin hidup tenang tanpa harus berfikir untuk kembali memotong rambutku atau sekali lagi menggoreskan benda tajam di tangan walau aku membencinya.

Aku tidak akan pernah lupa bagaimana leganya perasaanku ketika darah mengalir dari pembuluh. Rasa sakit dari tangan tidak sebanding dengan betapa sakitnya hatiku saat itu. Aku benar-benar sampah yang tak masalah bila suatu saat hilang di telan ke hampaan.

Namun saat ini aku sudah benar-benar lelah menjadi lugu dan berusaha menjadi gadis yang baik, dan menginginkan kebebasan. Sudah waktunya diriku yang kotor bangkit. Sudah cukup seluruh hidupku berantakan karena orang itu. Dan kini aku akan menyelesaikan semuanya.

"Real kau mungkin tidak akan percaya padaku, tapi kau benar-benar sangat cantik," tangan Silas naik ke atas dan membelai rambutku.

Aku terdiam sambil mendengarkan detak jantung yang tidak kunjung berhenti. Sekali lagi aku dibuat kehilanganmu akal oleh pria ini. Namun kali ini aku terlalu lelah untuk menahan diri. Real yang asli tidak masalah bukan jika malam ini aku mengotori tubuhnya?

"Tidak masalah jika seperti ini?" Tanyaku dengan suara kecil.

Mataku lalu mengarah pada atasan baju mewah yang ia pakai, kini tergeletak jauh dari sini. Sedangkan kedua tanganku menapak pada perutnya yang kini polos tanpa sehelai kain. Aku juga melepas semua gaun berlapis itu, dan hanya menyisakan satu lapisan terakhir bersama pakaian dalam. Sangat memalukan, aku bahkan tidak tahu mengapa semua ini bisa terjadi.

"Aku milikmu sekarang, tidak masalah kau melakukannya apapun yang kau mau."

Aku terdiam beberapa agar tidak terpancing oleh ucapannya. "Kudengar Marquez Cane memilih anak laki-laki?"

Raut wajah Silas langsung berubah, dia nampak sangat tidak nyaman dengan pertanyaanku. "Iya benar, kenapa kau bertanya tentang pria lain di saat seperti ini?"

Aku tersenyum kecil. "Aku hanya penasaran. Jika dia punya anak laki-laki, kenapa Carina menjadi ahli waris sah? Bukannya kerajaan ini masih mengutamakan anak laki-laki sebagai ahli waris?"

Sekali lagi dia terdiam cukup lama sambil menatapku. "Itu bukan hal yang pantas untuk keluar dari mulutmu. Apakah kau sebegitu ingin tahunya?"

Aku mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata. Aku sendiri masih bingung kalimat apa yang harus kurangkai saat itu. Di sisi lain Silas justru tersenyum licik melihat wajahku yang kebingungan. Aku bisa melihat niat buruknya dari wajah malaikat itu. Rasanya aku ingin lari sebelum ada seekor singa menyerangku.

Namun terlambat, Silas tiba-tiba bangun. Tentu saja aku yang berada di atasnya terkejut dan hampir terjungkal. Dengan sigap dan cepat Silas menarik tubuhku, dan mendorongku ke atas kasur. Kini posisi kami berganti, dia di atas sedangkan aku di bawah. Posisi yang sangat-sangat berbahaya terutama untukku. Untuk mencegah agar aku tidak lari, dia bahkan memegang kedua tanganku dengan sangat erat.

"Real, malam ini kau tidak bisa lari," ucapnya pelan tepat di telingaku.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.

#Run 🍃🍃🍃
Di sisi lain me...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro