💎53💎

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Itu malam pertamaku bersama seorang pria, entah itu sebagai Real atau sebagai seorang Ria. Rasanya lebih berdebar dari yang kubayangkan saat menulis cerita Ryan dan Layla dulu. Aku tidak menyangka benar-benar melakukan hal seperti ini dengan seorang Silas. Orang yang awalnya ingin kuhindari tapi kini aku justru terjebak dengannya.

Dia nampak pulas tertidur dengan telanjang dada. Dia memberikan semua selimut untukku, menutupi tubuhku yang polos tanpa kain. Wajah Silas yang tertidur nampak sangat polos, seperti seorang bayi. Siapa sangka dia adalah iblis kecil kerajaan Cinder.

Ini pengalaman pertama, sejujurnya aku sedikit takut, dan merasa ada cara yang lebih baik untuk kulakukan. Tapi aku tidak bisa berfikir lagi setelah semua ini. Aku benar-benar lelah. Dan lagi ini belum selesai.

"Aku harus menghadapi saudari ku sendiri. Kali ini aku tidak ingin kabur dan menjadi pemenang tapi tidak pernah mendapatkan penghargaan. Terimakasih sudah membantuku Silas," ujarku pelan.

Aku bangun dari kasih, dan memakai pakaian yang tadi kukenakan. Sepertinya aku akan membakar pakaian ini setelah berhasil keluar dari sini. Aku kembali menatap Silas di belakang. Sedikit membayangkan jika semua masalah ini tidak ada, apakah aku bisa hidup bahagia dengan pria itu? Aku membuang fikiranku, nyatanya alurku dan alurnya akan berbeda dari sini. Aah ... Sepertinya aku jatuh hati pada seorang Silas. Tapi sayang sekali kali ini aku harus pergi.

###

Udara dingin di pelabuhan membuatku teringat saat menceburkan diri ke sungai waktu itu. Ingatan yang tidak akan bisa kuhapus walau sudah kubenturkan kepala beberapa kali. Aku berhasil keluar dari tempat Silas. Memang banyak penjaga dan orang-orang Silas, tapi entah kenapa aku berhasil.

"Lady Real?" Seseorang memanggilku. Aku menoleh dan melihat Sam yang berjalan sendiri di dermaga. Ngomong-ngomong apa seperti itu caranya memanggilku. Ah, aku sudah lupa.

"Halo, apa kabar?" Aku tersenyum padanya.

"Saya kira saya salah orang, ternyata benar itu lady. Apa yang lady lakukan di sini?"

Aku tidak bisa menjawab karena ada banyak cerita, dan entah bagaimana aku harus memulainya. "Sepertinya seseorang menculikku. Dan aku ingin kembali ke kerjaan Cinder," ujarku.

Dia terdiam cukup lama, alasan yang kuberikan memang tidak masuk akal. "Kalau begitu bagaimana jika lady ikut saya. Kebetulan saya akan pergi ke kerajaan Cinder setelah ini."

Aku tersenyum lebar. "Apa itu tidak masalah?"

"Jangan khawatir, lady sudah banyak membantu saya. Bantuan seperti ini tidak sebanding dengan yang lady berikan pada saya."

"Baik kalau ini tidak merepotkanmu. Aku akan ikut."

Aku hanya memakai kemeja putih dengan rok panjang berwarna hitam. Aku menemukan sebuah blazer tua yang seperti milik Dhara di kotak penyimpanan barang. Lalu ku ambil jubah tudung yang tergantung untuk menutupi rambutku yang nampak sangat mencolok. Tapi sepertinya ini sama sekali tidak berguna, bahkan Sam dapat mengenaliku sekali lihat.

Sam menuntunku masuk ke kapalnya. Dia mengenalkanku pada kru lain sebagai seorang pahlawan yang berjasa besar pada dirinya. Aku hanya berdiri di deck kapal sembari melihat langit malam yang bertaburan bintang-bintang. Tanpa kusadari kapal sudah mulai berjalan dan bergerak meninggalkan dermaga.

Sam mendekatiku setelah bekerja keras menjalankan kapal ini tadi. "Lady ada sesuatu yang ingin saya tanyakan."

"Katakan saja tanpa ragu," ujarku dengan halus.

Dia nampak berat melontarkan kalimatnya. "Tentang Layla, bagaimana kabarnya?"

Dari sekian banyak pertanyaan kenapa dia menanyakan wanita yang telah berselingkuh darinya. Wajar saja, dia cinta mati dengan Layla. Tapi sayangnya dibandingkan kehidupan Sam sekarang, Layla sangat-sangat tidak beruntung. Terutama karena Rina mengobrak-abrik kehidupannya. Sejujurnya, aku juga tidak tahu kabar Layla sekarang. Aku sudah cukup lama di Cleopat bersama Silas. Dan hanyut cara menyelesaikan urusan dengan Rina.

"Maaf, aku benar-benar tidak tahu soal itu," jawabku pelan. Aku tidak bisa mengatakan hal yang sesungguhnya.

Dia terdiam dengan wajah kecewa. "Maafkan saya, saya hanya sedikit penasaran. Wajar lady tidak tahu, lady pasti tidak ingin tahu karena Layla juga menyakiti hati Lady."

Sam benar-benar sudah sangat jauh dari alur sekarang. Aku bahkan sudah tidak peduli lagi dengan alur cerita asli novel ini. Karena semua sudah sangat berantakan dan aku bahkan hampir lupa jalan cerita aslinya.

"Tidak masalah, aku paham perasaanmu."

"Lady bisa masuk ke dalam atau tetap di deck, perjalanan kita cukup panjang tapi untung lah hari ini cerah sehingga ombaknya tenang. Saya ada beberapa pekerjaan sehingga maaf tidak bisa menemani lady," ujarnya.

Aku tersenyum padanya. "Aku akan di sini, aku suka melihat laut. Lanjutkan saja pekerjaanmu." Dia mengangguk dan pergi meninggalkanku.

Seperti yang Sam katakan, ombak hari ini sangat tenang. Dan bagiku ini malam yang sangat panjang. Aku tidur bersama seorang pria tadi, dan saat ini aku justru melarikan diri di atas kapal. Dan tak lama lagi aku akan berada di pelabuhan kerjaan Cinder, memulai langkah baru bukan sebagai Real tapi sebagai Ria.

Selama perjalanan aku hanyut dalam fikirin. Semua penuh dari perjalanan awalku sebagai Real. Dengan siapa saja aku bertemu, dan bagaimana aku bisa di titik sekarang. Banyak orang yang berhasil kuselamatkan, dan ada pula yang gagal kutolong. Aku bahkan teringat kehidupanku sebagai Ria. Setelah ku simak lagi, menjadi Ria tidak seburuk dalam ingatanku. Aku pernah membaca orang yang memiliki trauma hanya akan mengingat hal-hal buruk dalam hidupnya. Dan itu yang ku lakukan selama ini. Harusnya aku lebih bersyukur dan menjalankan hidup dengan bahagia tanpa terbayangkan masa lalu. Karena setelah bertemu Rina yang sekarang, aku merasa menyesal telah hayut dalam rasa bersalah dan mengutuk diri sendiri bahkan saat aku masuk ke tubuh Real. Harusnya aku bisa hidup bahagia, dan mungkin aku tidak akan mengambil keputusan gila sehingga aku tidak akan berada di sini sekarang.

Padahal malam belum juga selesai, tapi dari arah timur cahaya terang muncul. Semua orang berlari ke arah itu, melihatnya dengan mata dan mulut yang terbuka lebar-lebar. Cahaya ini jelas bukan cahaya matahari. Aku mendekat dan memperhatikan lebih detail. Walaupun dari kejauhan aku bisa jelas mengetahuinya.

Distrik Parisa terbakar, api besar meluap-luap membakar sesuai distrik. Pucuk bangunan-bangunan tinggi hangus dan sudah hancur. Hanya terlihat puing-puing hitam di balik kobaran api yang dahsyat itu. Orang-orang berteriak, bahkan suara mereka mengalahkan suara ombak lautan.

Aku menghela nafas dalam-dalam. Aku datang di waktu yang tepat. Pertempuran sesungguhnya sudah akan di mulai. Rina aku datang, mari kita selesaikan hal yang belum kita selesaikan dulu. Dan kali ini aku akan mengatakannya bahwa aku sangat merindukanmu.

###



.
.
.

Hai semua apa kabar, maaf ngilang setahun :3
Maaf sebelumnya kalau cerita ini sempat ku unpublis. Sejujurnya karena lama gak nulis, aku lupa sama alur cerita terutama tokoh-tokoh nya yang banyak banget. Catatanku di cerita ini juga hilang. Jadi aku benar-benar susah kalau mau lanjut, makannya ke unpublis hehehe. Bisa sih baca ulang terus buat catatan lagi. Tapi hehehe... Mager :3
Dan ternyata pas Up, ada beberapa yang DM baik di WP sama IG. Dari dulu ada sih yang DM buat lanjutin tp blom ku lanjut2, maap :3

Ngomong-ngomong sampai sekarang aku lupa beberapa karakter, jadi kemungkinan kedepannya mereka gak akan muncul lagi (mungkin nanti di akhir cerita). Jadi aku mau tanya sama kalian selain tokoh utama (Silas, Real, Carina dan Dhara soalnya itu karakter kesukaanku) siapa lagi yang ingin kalian pengen banyak kontribusinya dalam cerita ini.

See you guys, doain kali ini bakal rajin nulis.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro