💔Special Part💔

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Mengapa kau tersenyum? Kenapa kau bisa tersenyum seperti itu?" kata-katanya yang selalu ingin kukatakan pada saudara kembarku. Senyuman itu sangat mengangguku. Perasaan bersalah yang ada selama bertahun-tahun ini sangat aneh.

"Aku tidak kesepian, kau tidak perlu memperdulikanku. Aku akan pergi ke tempat menyengakan setelah ini," kalimat terakhir pagi itu sebelum semuanya berakhir.

Suasana rumah hari itu masih teringat sampai sekarang. Terasa sunyi, suram, pengap, sedih, dan gelap. Aku duduk di balik tembok pembatas antara dapur dan ruang tamu sambil bermain HP. Meringkuk di sana sambil berpura-pura tidak sedang terjadi apapun. Padahal beberapa jam lalu saudariku di temukan meninggal bunuh diri. Bukannya aku tidak sedih, tapi aku tidak tahu harus memasang ekpresi apa, semua sangat mengejutknku. Dan senyumannya terus saja mengganggu.

"Anak anda sedang hamil 3 bulan. Kami menemukan banyak obat-obatan di kamarnya. Sepertinya dia berusaha mengugurkan janinnya, sebelum akhirnya bunuh diri."

Aku tersentak, membatu, bahkan jantungku hampir berhenti. Mataku menatap ke depan, ada rak kaca besar yang di isi banyak piala milik Rina sejak TK bahkan yang terbaru. Aku tidak bisa mendengar jelas apa yang di bahas di sana. Karena tergantikan oleh suara teriakan ayahku kepada polisi yang datang, juga isakan tangis ibuku. Anak yang nampak begitu sempurna hancur dengan cara seperti ini.

Fakta demi fakta terungkap setelah kematian Rina, dan kehidupanku mulai berubah ke arah yang ... kurasa tidak terlalu baik untuk beberapa waktu. Awalnya aku berharap kehidupan keluarga kami perlahan menjadi normal setelah kepergian Rina. Dan mungkin orang tuaku lebih menjagaku, menyayangiku dari sebelumnya. Kenyataannya justru sebaliknya.

Kehidupan Rina sebagai anak sempurna mulai berubah setelah berpacaran dengan orang itu. Awalnya mereka nampak seperti hubungan pada biasanya. Namun seiring waktu hubungan itu berjalan ke arah toxic. Rina di bawa masuk ke dalam dunia gelap dan tidak ada celah untuk keluar. Aku mendengar cerita dari teman-teman bahwa pacar Rina sering memukulnya. Dan Rina sering menginap di rumah pacarnya dengan alasan kegiatan sekolah. Nilai di sekolahnya mulai anjlok, dan dia mulai menjauh dari temen-temennya.

Dan sampai di titik Rina hamil. Dia sempat meminta pertanggung jawaban dari pacarnya. Namun bukannya bertanggung jawab, dia justru memutuskannya Rina. Hidup Rina mulai gelap, dia tidak punya teman karena semua sudah ia buang. Dia juga tidak berani bercerita pada siapapun, baik keluarga bahkan aku. Rina yang ceria berubah menjadi anak yang suram dan terlihat sangat putus asa.

Rina membeli beberapa obat penggugur dari kenalannya, tapi tetap tidak berhasil. Dia semakin merasa putus asa setelah mantan pacarnya itu memiliki kekasih lain, padahal mereka belum lama putus. Fikirannya sudah buntu, dia beberpa kali menggores pisau di tangannya. Dan sampai titik memutuskan untuk bunuh diri.

Alasan yang sama sekali tidak kumengerti, bagaikan cinta bisa merubah seseorang sampai segila itu. Aku terus berfikir bawha Rina bodoh dan naif karena melakukan hal itu. Namun di sisi lain aku merasa bersalah. Andai saat itu aku ada di sisinya, akankah dia merasa putus asa dan mengakhirinya semuanya? Rasa bersalah itu masih ada sampai sekarang.

Kondisi keluargaku semakin buruk setelah itu. Orang tuaku mulai sering bertengkar dan tidak jarang melakukan kekerasan. Ayah yang pekerja keras, berubah menjadi pria tidak berguna yang membuat isi rumah berbau alkohol. Ibu juga mulai frustasi karena harus bekerja sendiri untuk membiayaiku. Tidak jarang mereka memarahiku, dan memukulku. Walau hanya 2 tahun, namun kehidupan seperti itu sangat menyakitkan. Tidak ada makanan hangat di atas meja, atau ucapan selamat yang dulu sering mereka ucapkan, apalgi candaan ringan.

Ketika aku lulus SMA, aku memutuskan untuk kuliah jauh dari rumah. Tinggal sendiri di kost dan tidak akan kembali lagi ke sini. Aku bisa bertahan di awal dengan sedikit uang pemberian ibuku, lalu bekerja di malam hari untuk memenuhi kebutuhan. Walaupun hidupku sulit dan sangat kekurangan, aku merasa bahagia. Setidaknya tidak ada yang membandingkanku, memarahiku, apalagi memukulku.

Hingga akhirnya aku masuk ke dalam cerita ini, menjadi sosok Real yang hancur karena cinta. Aku tahu, akulah yang mengarang cerita 'Love Rose', namun saat itu aku belum merasakan hal-hal yang membuaku hatiku mati rasa. Aku yang perlahan menganggap bahwa manusia bukanlah manusia. Membuaku tidak bisa percaya pada orang lain.

##


Yang belum follow, follow dulu yuk :3














PEMBAHASAN!!

Hai semua, kenalin aku Rashy^^)/
Sebelum terima kasih buat yang udah baca sampai sejauh ini, jujur seneng banget 'v', dan semoga kalian suka.

Nah mau pembahasan dikit tentang Ria (nama asli dari Real). Dia itu kayak punya 'mental issue' gitu. Ya bayangin aja dari kecil di banding-bandingin sama saudara kembarnya, eh taunya saudara kembarnya mati '-'. Kirain setelah itu dia dah gak di banding2in lagi, eh taunya malah kena Broken Home. Giliran idupnya dah mendingan, malah masuk ke Isekai, jadi karakter yang nasibnya sedih lagi :v. Nah bayangin gimana jadi Ria. Kepercayaan dirinya udah di ancurin sejak dini, harapannya juga, belum lagi liat suadaranya meninggal dengan alasan kayak gitu, dan di tambah jadi pelampiasan keluarganya. T°T

Moga kalian enjoy dengan cerita ini :b, dan ini part spesial yang mungkin gak terlalu ngaruh sama cerita asli:3.

See you next part :v

Fiy, sebenarnya aku gak mau up part ini, mungkin mau tp entr aja klo dah deket2 ending. Soalnya ini part cuma isi flashback Ria, dan kok malah melenceng dr tema :v (mnurtku). Tapi gatel woi pengen Up 'v', yaudah deh up aja.
Ada beberapa part lagi yang kek gini, tp ku tahan buat up ntr2 aja :v atau g usah sekalia wkwkwk :3

Pict cuma pemanis















Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro