Bab 9

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sejak peristiwa di makam kuno, Shirenia marah besar dan menghindari Xander. Ini terhitung sudah satu Minggu Xander tidak bisa menghubungi gadis itu. Jadi, dia memutuskan untuk berkunjung ke rumah Shirenia. Pada awalnya Xander ragu karena rumah itu terlihat sepi seperti tak berpenghuni, namun suara di dalam membuat Xander yakin bahwa orang yang dicarinya ada di dalam rumah.

Xander memencet bell beberapa kali, menunggu siapapun yang berada di dalam untuk membuka ointu. Namun tak ada yang terjadi setelah ia menunggu cukup lama. Xander kembali mengamati rumah hingga tanpa sengaja matanya menatap ke jendela kamar di lantai dua. Ia melihat Shirenia juga menatapnya di balik jendela. Tapi tak lama kemudian Shirenia menutup jendelanya.

Xander hanya mampu menghela napasnya melihat sikap Shirenia yang masih marah padanya. Sayangnya dia tidak akan menyerah kali ini. Langit kelabu dan salju yang turun seolah bukan apa-apa baginya. Sebelum Shirenia memaafkannya, dia tidak akan pergi kemanapun.

"Shirenia, aku tau kau mendengarku," ucap Xander dengan nada yang sedikit keras.

"Aku tau kau masih marah, aku memang pantas mendapatkannya. Tapi aku yakin kaulah yang aku cari selama ini."

Jendela yang sebelumnya tertutup kini kembali terbuka dengan Shirenia yang menatap pada Xander yang berdiri di bawah sana. "Pergilah Xander, Udara dingin tidak baik untukmu. Kau bias terkena demam jika jika keras kepala."

Meskipun dalam keadaan marah, namun Shirenia masih memikirkan kesehatan orang yang membuatnya marah,hal ini semakin mengingatkan Xander pada istrinya. Sekarang dia sangat yakin bahwa Shirenia memang reinkarnasi istrinya. Hanya saja gadis itu belum mendapatkan ingatan lamanya.

"Bahkan jika hipotermia menyerangku, aku tidak peduli lagi. aku hanya ingin kau mengampuniku. Aku tau kau pasti terkejut mendengar perkataanku tempo hari,Tapi aku hanya mencoba cara yang aku lihat petunjuknya di dinding gua. Tidak apa jika kau belum siap melakukan itu sekarang, aku masih bisa menunggu. Tapi tolong bantu aku."

Shirenia hanya diam melihat wajah memelas Xander di bawah sana. Sebenarnya dia bukan tidak mau menolong Xander, hanya saja hatinya entah kenapa terasa perih saat melihat Xander begitu menginginkan reinkarnasi istrinya. Apakah hanya untuk mendapatkan kekuatannya kembali? kalua begitu sama saja dia dijadikan alat semata. padahl Shirenia sudah jatuh hati pada Xander. Hanya saja hatinya tidak mau Xander melihat dia sebagai orang lain.

"Maafkan aku, jawabanku tetap sama."

" pulanglah sebelum aku menghubungi petugas keamanan untuk mengusirmu," lanjut Shirenia.

Mau tak mau Xander harus mengalah saat ini, mungkin dia bisa kembali esok hari atau jika esok gagal lagi, dia bisa kembali keesokan harinya lagi.

***

Keesokan harinya Xander kembali gagal meyakinkan Shirenia. Sekarang ia mulai ragu untuk meneruskan jalannya. Mungkin memang tidak seharusnya dia berambisi mendapatkan kekuatannya lagi dan kembali ke duniamya. Toh dunia manusia juga tidak buruk untuk menghabiskan sisa hidupnya sebagai manusia biasa. Dengan begitu dia tidak harus berjauhan dengan Shirenia hanya karena ambisinya.

"Tuan, apa Anda baik-baik saja?" Xander tersadar dari lamunannya. Matanya melirik Robin yang dating dengan bungkusan berisi makan siang untuk mereka berdua. Padahal xander sama sekali tidak meminta dibelikan makanan, Robin memang selalu pengertian, apalagi akhir-akhir ini Xander tidak lagi memperhatikan asupan untuknya sendiri.

"Aku tidak apa-apa, Paman. Apa yang kau bawa?"

Robin meletakkan bungkusan itu di atas meja. "Ini pizza keju kesukaan Anda, Tuan."

"Astaga, kau pengertian sekali. Terima kasih, Paman."

Belum sempat Xander membuka pizzanya, Robin lebih dulu menyela, "Sekarang Anda harus menjawab pertanyaanku, ada apa dengan Anda akhir akhir ini? Tolong kali ini jangan mengalihkan topik lagi,Saya tahu Anda bukamlah Tuan Alexander yang saya kenal," ungkap Robin yang membuat Xander terkejut mendengarnya.

"Sejak kapan kau mengetahui ini?" tanya Xander dengan tenang.

"Sejak Anda pertama kali memakan pizza keju, Tuan Alex tidak menyukai apapun yang berbau keju, tapi Anda terlihat sangat menikmati pizza keju itu."

Sial! Xandar melupakan bagian itu, ternyata Robin amat mengenal siapa Tuannya. Xander dibuat takjub dengan ketelitian dan rasa peduli yang dimiliki pria paruh baya itu pada tuannya. Senyum samar tercipta di bibir tipis Xander. "kau benar. aku bukanlah tuanmu. Alexander sudah tewas sejak kecelakaan tragis itu, dan yang berada di depanmu saat ini adalah seekor rubah ekor Sembilan. apa kau pernah mendengarnya?' tanya Xander.

Robin terlihat tekejut mendengarnya. Tak lama kemudian ekspresinya berubah datar.

"Lalu apa tujuanmu di sini? Kenapa kau bisa terjebak di tubuh Tuan Alex?"

"Panjang ceritanya, yang pasti aku tidak memiliki niat jahat, aku hanya tidak sengaja terjebak di dunia manusia akibat sesuatu yang terjadi di masa lalu," jelas Xander.

"Apa kau sedang dihukum?"

"Semacam itu," timpal Xander.

"kau belum menjawab apa tujuanmu," ucap Robin mengingatkan.

"Aku hanya sedang encari reinkarnasi istriku agar bisa kembali ke duniaku," jawab Xander dengan wajah yang terlihat murung. Dia jadi teringat akan masalahnya dengan Shirenia.

"Apa kau sudah menemukannya?" tanya Robin lagi.

"Sudah kurasa, hanya saja saat ini dia sedang marah padauk, selain itu dia sama sekali tak mengingatku."

Selanjutnya Xander menceritakan secara detail bagaimana permasalahannya dengan Shirenia. Meskipun dia sudah ketahuan bukan Alexander yang asli, namun Robin tidak marah sama sekali dan dia menerima Xander dengan baik. Katanya, dia sudah kehilangan majikannya dan dia tidak ingin kehilangan untuk kedua kalinya, dengan adanya Xander setidaknya dia masih bisa melihat tuannya.

"Begitulah ceritanya," ucap Xander mengakhiri ceritanya.

"Menurutku itu adalah reaksi yang wajar dari seorang perempuan. Biar ku beritahu Tuan, wanita adalah makhluk paling rumit dan sensitive. Apalagi mengenai maaf hubungan intim, Anda seharusnya bisa mendapatkan hatinya terlebih dulu sebelum berlanjut ke hubungan intim. Dan satu lagi, jadilah pria yang bertanggung jawab."

"Begitu? Lalu apa yang harus aku lakukan untuk mengambil hatinya?"

Robin hanya tersenyum tipis sebelum membisikkan sesuatu di telinga Xander.

***

setelah perbincangan dengan Robin dua hari yang lalu Xander tidak lagi mencoba meyakinkan Shirenia, dia hanya mencoba meminta maaf terus-menerus sampai Shirenia pun luluh dan mau memaafkannya. Namun, meskipun Xander sudah menekan keinginannya untuk kembali ke dunianya tetap saja otaknya tidak pernah bisa berhenti memikirkan nasib kerajaannya saat ini. Hal itu membuat Shirenia merasa kasihan dan khawatir pada Xander.

"Xander lihat ini, aku baru saja membeli novel terbaru karya pemulis favoritku. Bagaimana menurutmu?"

Dan sama seperti yang Shirenia duga, Xander sama sekali tidak mendengarnya.

"Xander.'Shirenia berkata dengan nada sedikit tinggi, barulah Xander menoleh dan bertanya ada apa. Ini bukan pertama kalinya Shirenia harus mengulang kembali ucapannya saat berbicara dengan Xander, sudah cukup. Dia tidak suka Xander murung seperti ini.

"Ayo bercinta."

***

To be continue.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro