사실

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Kook a, mau ikut?" tanya Jimin sambil menghampiri Jung-kook yang masih terbaring lelah di kasurnya. Setelah work out sore mereka, tubuhnya bisa dibilang mati rasa.

"Kemana?" gerutu Jung-kook kembali dengan mata yang masih ia pejamkan.

"Club biasanya!" jawab Jimin yang langsung menyeret Jung-kook turun dari kasurnya.

"Baiklah," gumam Jung-kook dengan desahan lemah sambil perlahan-lahan mengganti bajunya. Ia mencoba membuka jasnya satu per satu hingga tatapannya terlintas kearah sebuah jas berwarna merah velvet.

Flashback On

"Kau manis sekali, siapa namamu?" tanya Jung-kook sambil menarik sang gadis muda kearah pelukkannya.

"Kang Ra Yeon," jawab sang gadis dengan kepalanya yang perlahan-lahan ia dekatkan kearah Jung-kook.

Tanpa berbicara panjang, Jung-kook langsung menariknya dengan kasar dan menciumnya. Disaat itu juga, pintu ruangan privat mereka terbuka lebar. Seorang wanita yang masih dalam jas kerja menatapi mereka dengan marah.

"Jung-kook!" teriaknya dengan marah. Ia mencoba menahan emosinya dengan mengepalkan tangannya disamping pinggangnya dan terus menatapi Jung-kook.

"Mengapa kau ada disini! Cepat keluar!" balas Jung-kook yang setengah mabuk. Ia langsung memanggil satpam dan menyuruhnya menarik Soo-jung keluar dari ruangan itu.

"Let me go! Baiklah, aku akan pergi, tapi jangan pernah mencariku lagi!" teriak Soo-jung kembali sebelum berjalan pergi dari ruangan itu. Di dalam hatinya ia benar-benar membenci Jung-kook, ia berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia tidak akan pernah memaafkan Jung-kook maupun membuka hatinya untuk pria lain.

Jung-kook yang juga masih mabuk, kembali melanjutkan kesenangannya dengan gadis tadi, meninggalkan Soo-jung sendiri tanpa menyadari bahwa ia telah membuat kesalahan besar.

Flashback Off

"Kook a, ayo cepat!" teriak Jimin dari luar kamarnya.

Tanpa berpikir panjang, Jung-kook langsung mengambil jas apapun di depannya dan berlari turun kearah lobby. Disitulah, serombongan Bangtan telah menunggunya di dalam mobil sport masing-masing. Selama perjalanan, ia hanya bisa memikirkan kejadian enam bulan yang lalu. Betapa bodohnya ketika ia menyadari keesokan harinya bahwa lagi-lagi ia mabuk dan bermain dengan wanita lain. Meskipun ia sudah mencoba berbagai cara untuk meminta maaf pada Soo-jung, semuanya sia-sia. Soo-jung sendiri telah mengatakannya di depan wajahnya.

"I'll never forgive you, so get your ass out of my office you asshole!"

Tidak lama kemudian, mereka akhirnya sampai di depan bar kesukaan mereka di Amerika.

"Aku akan menyiapkan ruangan khusus untukmu Kook," ucap Jimin yang ceria.

"Tidak usah, aku akan duduk di dekat dancefloor saja," jawab Jung-kook dengan lemas sambil berjalan kearah sebuah meja. Tanpa berpikir panjang, ia langsung meraih sebotol minuman di depannya dan menuangkannya pada gelasnya. Ia minum, minum, dan minum sampai tatapannya terlintas kearah seorang wanita yang sedang berpelukan dengan pria lain. Matanya melebar ketika ia menyadari identitas dari wanita itu. Ia mengepalkan tangannya dan membanting gelas di depannya sebelum ia berlari turun kearah pasangan itu.

Ia melihat dengan matanya sendiri bahwa sang pria akan mencium gadis itu. Dengan kasar ia langsung meninju sang pria dan menarik sang gadis itu keluar dari bar itu.

"What the heck are you doing?" teriak sang gadis sambil mencoba melepaskan tangannya dari cengkeraman Jung-kook.

Alih-alih melepaskannya, Jung-kook langsung mendekatkan wajahnya dengan tatapan mata yang marah. Ia berusaha sekeras menahan emosinya untuk mencium sang gadis yang begitu ia cintai.

"Kau sudah berubah Soo-jung a!"

Sang gadis hanya bisa menatapi Jung-kook dengan bingung. Tidak lama kemudian, Jung-kook langsung menyadari bahwa Soo-jung ternyata mabuk. Ia baru ingin membawa Soo-jung keluar dari tempat itu ketika ia menerima tinjuan dari sang gadis dan ditinggalkan begitu saja.

Jung-kook hanya bisa membeku sesaat setelah ditinju.

"Ia meninjuku?" gumamnya sebelum berlari mengejar Soo-jung dan mengangkatnya ke pundaknya.

"Soo-jung a, kau harus istirahat, jangan pernah pergi ke tempat seperti itu lagi!" teriak Jung-kook untuk mendiamkan Soo-jung yang terus meronta-ronta. Seketika itu juga Soo-jung langsung diam, hal itu membuat Jung-kook tersenyum lega. Ia melihat sang tukang valet dan menyambar kunci mobil Soo-jung. Perlahan-lahan ia meletakkan Soo-jung di kursi depan dan menyetir ke penthouse Soo-jung.

🌵🌵🌵

"Good morning!" gumam Soo-jung yang baru bangun. Ia melakukan stretching ringan dan menoleh kearah sebelah kirinya. Matanya melebar ketika ia menyadari identitas pria yang tidur dengan tenang di sampingnya.

"Jung-kook?"

Ia langsung berlari cepat kearah kamar mandi dan mengambil segelas air dengan kesal. Tanpa berpikir panjang, ia langsung menarik bed cover dan menumpahkan air dingin itu di wajah Jung-kook.

"Astaga, Soo-jung!" teriak Jung-kook yang akhirnya bangun.

"What the heck are you doing in my house?" sentak Soo-jung berapi-api.

"Kau mabuk tadi malam! Aku melindungimu sebelum kau bahkan mempunyai pikiran untuk tidur dengan—"

Soo-jung yang sudah tidak tahan dengan tingkah Jung-kook langsung menamparnya dengan kesal. Setelah kesekian kalinya ia mencoba untuk memberitahu Jung-kook untuk menjauhinya, kali ini Jung-kook bahkan mencoba untuk tidur dengannya.

"Get out!" ujar Soo-jung dengan nada dingin yang begitu menyeramkan hingga membuat Jung-kook beranjak berdiri dari kasur dalam sekejap.

"Aku akan keluar setelah aku mandi—"

"Get out from my house you bastard!" teriak Soo-jung sekeras mungkin. Para staff yang berada di rumahnya langsung diam membeku mendengar teriakannya.

Melihat Soo-jung yang begitu marah, Jung-kook awalnya ingin langsung pergi. Tapi, entah kenapa hatinya merasa gugup dan tidak tahan untuk tidak mengerjai Soo-jung.

Perlahan-lahan ia mengangkat atasannya dan tersenyum licik kearah Soo-jung. Tanpa harus disuruh dua kali, Soo-jung langsung memutar tubuhnya dan menyembunyikan wajahnya di dalam tangannya dengan malu.

"Get. . . Get out! W-What are you—"

"Wow, Soo-jung yang berdarah dingin ternyata bisa gugup juga!" ucap Jung-kook dengan nada menyindir.

"I've seen better. . ." balas Soo-yeon kembali sambil mencoba membuka matanya.

"Tenang saja, aku sepenuhnya milikmu, bagaimana kalau hari ini kita—"

"Baiklah, kalau kau sudah selesai mandi, langsung pergi dari rumahku! Aku harus bekerja dan menghadiri meeting hari ini!" ucap Soo-jung yang masih dalam posisi menutup mata.

"Satu hari saja, berikan aku satu hari saja untuk menunjukan padamu bahwa aku masih mencintaimu!" ucap Jung-kook yang langsung memeluk Soo-jung dari belakang.

Soo-jung sendiri juga bisa merasakan hatinya yang terus berdebar dengan kencang. Sensasi ini hanya bisa dirasakan bersama Jung-kook. Dari awal, ia tahu bahwa hatinya tidak bisa membohonginya. Tetapi disisi lain, ia tidak bisa memaafkan Jung-kook atas kelakuannya enam bulan yang lalu.

"Are you out of your mind? Get off me!" balas Soo-jung dengan nada dingin. Ucapannya membuat Jung-kook langsung mundur secara otomatis.

"Kau milikku, itu tidak akan berubah sampai kapanpun! Hindarilah diriku, dan pada akhirnya kau hanya akan mendapat sakit hati. Sama seperti air yang bisa menghancurkan batu keras, dengan cara yang sama aku akan mendapatkanmu!" teriak Jung-kook dengan suara yang membuat Soo-jung gugup, ia mengakui bahwa Jung-kook memang benar, tetapi hati yang keras ini tidak akan mengalah dengan mudah.

Dengan cara yang sama, ia akan membalas perlakuan Jung-kook padanya. Ia akan membuat Jung-kook sengsara, sama seperti masa-masa yang harus ia lalu setelah putus dengan Jung-kook.

—End of Chapter One : 사실—

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro