16

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Gaun putihnya berayun tipis mengikuti garis angin. Terlihat menerobos hamparan bunga yang mengadukan cantik paras dan rupa dengannya. Aku hanya memandangnya sebelum sosok itu berbalik. Senyumnya menarik atensiku kembali.

"Hey, cepatlah. Matahari tidak mau menunggu kita."

Aku mengangguk, mengikuti langkahnya menyusuri padang bunga hingga sampai di tepian danau. Wajah dengan rona kemerahan dari sinar mentari senja itu terlihat puas. Dengusan bangga bahkan terdengar darinya.

"Ah, lihat!" Ia menunjuk ke arah danau dan melanjutkan, "Ada angsa di sana. Ahaha, kelihatannya mereka juga ingin menikmati sore di danau ya?"

Aku, yang melihat arah yang ditunjuknya, terkekeh perlahan. Menanggapi ucapan gadis di sebelahku dengan senyuman. "Mungkin."

Ia tersenyum, mengambil sesuatu dari kantung koin usang dan memberikannya padaku. Koin emas.

Pandanganku seolah mengatakan untuk apa koin itu, sehingga ia angkat bicara. "Danaunya bisa mengabulkan keinginan, itu yang dibilang Tuan Frank saat dia dan istrinya mampir ke toko roti. Karena itu, ayo buat keinginan."

Aku kembali tertawa. "Keinginanmu, keinginanku."

"Tidak menyenangkan..." Ia merengut kesal dan menangkupkan tangannya. Suaranya yang lembut terdengar mengayun sebelum dilemparkannya koin ke dalam danau.

"Aku harap kita akan bersama selamanya."

Ah... nostalgia? Aku juga berharap itu akan menjadi kenyataan. Haruskah aku menemui Tuan Frank di makamnya dan mengatakan kalau itu adalah kebohongan. Bodohnya aku....

"Semoga kau bahagia disana."

***

Detailed :
✓3 words drabble challenge
✓207 kata
✓Keywords : “ Angsa, bunga, emas. ”

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro