17

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aku hanya termenung, duduk memandang hewan berbulu yang sedari tadi melompat di sekitarku. Sudah berapa lama kelinci itu melompat kesana-kemari? Apa ia tidak kelelahan? Ah tidak, seharusnya aku menanyai diriku... apakah aku tidak kelelahan menatapnya terus-menerus?

"Hahh...."

Helaan nafas jelas terdengar dari mulutku. Sebetulnya, apa sih pekerjaanku? Sampai memiliki waktu luang yang bisa kubuang percuma untuk hal ini.

Baru saja aku berniat untuk bangun dan pergi, makhluk berbulu itu langsung menghampiriku. Tatapannya memelas, memohon supaya aku tetap disana. Helaan nafas kembali terdengar dariku. Kupandang saja awan yang mulai menampakkan rona kemerahannya.

"Aku harus menunggu makhluk kecil ini sampai kapan...?"

Entah tergerak dari mana, bukannya pergi, aku justru kembali duduk dan membiarkan kelinci itu melompat kegirangan di sekitarku.

.

Kupandang gundukan kecil tanah di hadapanku. Terlihat teduh dengan berpayungkan pohon besar. Ya... ini malam, seharusnya dia tidak kepanasan karena bulan, 'kan? Ahaha, sejak kapan juga bulan memancarkan cahaya panas seperti mentari?

Aku mendongak, menatap pohon dengan bintang-bintang buatan yang bergantungan di setiap cabangnya. Setidaknya aku ingin ia bisa melihat bintang, walau terhalang dengan pohon sebesar ini.

"Hah... seseorang yang menulis skenario hidupku selalu buruk...." Aku berjongkok, meletakkan seikat wortel dan berbisik kecil pada angin malm, "Selamat jalan teman kecil...."

***

Detailed :
✓3 words drabble challenge
✓200 kata
✓Keywords : “ Kelinci, awan, bintang. ”

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro