Biang Onar

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sebelum membaca harap follow dulu aku wattpadku ya😊
Dan jagan lupa vote sama komennya❤
Maaf masih banyak typo🙏
Happy reading🤗
.
.
.

"Titania Rahmania An-Najwa, itu nama lo kan?"

Deg

Suara itu! Benarkah terkaan hatinya? Apa dia...

Dengan tingkat kepo yang meningkat akhirnya Titan membalikkan tubuhnya dan, "ehh tu orang kemana? Dia human kan bukan hantu? Kok gue jadi merinding ya? Jangan-jangan gue indigo lagi! Tapi masa gue cuma bisa liat hantu dengan suara cool dan kayaknya dia cogan! Gue indigo pengoleksi cogan kah? Atau gue indigo spesialis hantu cogan?" apa hanya Titan yang memiliki otak pintar dengan pemikiran yang sangat-sangat jenius? Ohh ayolah! Bisa hancur generasi kaum micin.

Karena tak kunjung menemukan titik temu dari kebingungannya. Akhirnya Titan memilih untuk masuk ketempat dimana ilmu dan wawasan berserakan dengan luas bak sampah ditempat pembuangan akhir.

Sembari terus berjalan dan memperhatikan kondisi. Titan lebih memilih untuk diduduk dipojok dekat dengan jendela, setelahnya ia mulai mengeluarkan laptop dan beberapa lembar kertas putih tadi. Namun baru saja ia akan mengetik suara ponsel yang ada didalam tas membunyarkan fokus Titan dan membuatnya jengkel setengah mati.

"Ohh come on! Siapa sih yang berani ganggu gue! Gue udah siap buat masuk kedunia halu, malah diganggu! Ni orang minta dibacok kali ya?" batin Titan sembari merogoh dan mencari keberadaan benda pipih itu dan pada saat ia tahu siapa yang menelpon semakin bertambah lagi rasa jengkelnya.

"Hallo. Assalamu alaikum," jawab orang diseberang sana.

"Hallo. Waalaikum salam, apa?" balas Titan sembari menekankan dan menaikan intonasi suara di kata
'apa'. Seolah-olah ingin memberi tahu lawan bicaranya bahwa ia tengah jengkel terhadapnya.

"Eehhhh lo dimana? Balik cepet! Lo gak inget waktu ya? Lo bilang makul hari ini cuma satu, tapi jam segini lo gak ada dirumah! Lo kuliah apa nguli?" protes orang diseberang sana.

"Ingin kuteriak!!! Astagfiruloh kenapa gue punya abang modelan kek dia? yang jelas-jelas otaknya kurang 1kg? Boleh gak tukeran Abang? Sama monkey di kebun binatang ragunan mungkin?" batin Titan dengan tingkat kewarasan yang mulai menurun ditambah dengan tingkah si penelpon yang tak lain dan tak bukan merupakan kakak kandung Titan yaitu si ganteng Reyhan. Abang yang sangat-sangat berbudi luhur dibalik kata protektif dan on time dalam segala jenis kegiatan.

"Woyyy, budeg lo? Gue lagi ngomong bukan lagi pidato proklamasi! Jawab! Lo masih punya mulut yang pedes itu kan?" entah karena khawatir atau memang Reyhan tengah marah  karena keterlambatan Titan ia dengan luwesnya terus menaikan nada bicaranya hingga kini berada di nada Do paling tinggi.

"Gak usah ngegas juga kali! Gue gak budeg! Lo Abang gue atau bodyguard gue sih? Lo kan tahu gue sering pulang telat dan lo juga udah tahu gue lagi males debat. Jadi stop protektif kek gue. Gue masih inget jalan balik kok!" balas Titan acuh dan terkesan bodo amat.

"Gue bilang balik ya balik! Kalau enggak semua fasilitas yang gue kasih gue cabut! Balik sekarang gue gak nerima penolakan!" inilah salah satu sifat Reyhan yang sangat-sangat menjengkelkan yang membuat setiap orang yang ada didekatnya jengah. Ia terlalu protektif hanya untuk urusan kecil. Padahal ini bukan kali pertama Titan telat pulang. Uuh! sungguh mengenaskan!

"Gak usah ngancem bisa? Lagian semua fasilitas yang gue miliki itu dikasih Abi bukan lo. Sadar diri dong lo aja masih pake fasilitas dari Abi. padahal lo dokter terkemuka di bidang operasi!" dengan emosi yang mulai menggebu dan dongkol akhirnya Titan memilih untuk melanjutkan perdebatan mereka. Dan  satu fakta kini terkuak bahwa Reyhan adalah seorang dokter bedah di salah satu rumah sakit yang cukup terkenal yang di Bandung.

Tidak main-main Reyhan memang memiliki otak yang cerdas. Di usia 22 tahun ia telah lulus dari bangku kuliah kedokterannya dan kini di usia 25 tahun ia sudah menjadi dokter bedah dengan titel yang sangat baik dan pastinya terkenal.

Bukan hanya itu. Ia juga mulai merangkap jadi tangan kanan Abi di perusahaan milik keluarga. Mengapa demikian? Ya jelas karena ia yang akan meneruskan perusahaan itu. Lalu Titan? Ia hanya tinggal duduk manis menikmati hasil.

Titan kini memang tengah berkutat dengan dunia pendidikan di bangku perkuliahan yang jelas bukan di dunia medis tapi masih bersangkut paut dengan itu. Tepatnya di dunia yang mempelajari kewarasaan manusia. Ya benar! Titan kini tengah berkuliah di jurusan Psikolog.

"Udah ceramahnya?" ucapan itu terlontak dengan sangat-sangat mengesalkam ditelinga Titan. Itu tandanya Reyhan benar-benar murka. oh ayolah! ia lelah!

"Apa sih Bang. Orang lagi ngomong dikira ceramah! Situ sehat?" balas Titan tak peduli. Tapi nyatanya ia mulai resah.

"Balik sekarang! Gue gak nerima penolakan apapun!" tutur Reyhan dengan menekankan kata 'apapun' diakhir ucapannya.

"Iya, iya gue balik puas!" dengan rasa kecewa dan kesal akhirnya Titan memilih untuk mengalah. Berdebat dengan Reyhan ditengah mood Reyhan yang tak stabil jelas bukan pilihan yang bagus. Mengalah guna meredam lebih baik jika hanya luka dan perkelahian yang akan kita tuai.
Toh! yang namanya saudara itu gak mungkin kalau gak kayak Tom and Jerry kan? jadi nikmati saja setiap waktu yang tengah kita lalui.

"Sekuat apapun gue berusaha kalau hati lo masih buat masa lalu lo. Gue bisa apa Tan? Mengagumi dalam diam yang perlahan menumbuhkan luka tak kasat. Lalu dengan mudah kecewa menyerang tanpa ampun? Apa gue gak bisa bahagia bareng lo? Apa gue gak bisa jadi sumber kebahagiaan lo?" batin seorang pria yang kini tengah menatap nanar kearah punggung Titan yang mulai hilang disebalik koridor perpus.

🍂🍂🍂

Sesampainya Titan dirumah justru keanehan yang ia sambut. Dalam benaknya ia berkata, "dimana tuh human? Tadi nyuruh gue balik kayak buang sampah disembarang tempat! Sekarang gue udah balik tu orang malah gak keliatan jidatnya! Asem! Kayaknya gue diprank ini!"

"Assalamu alaikum Mi. Umi," lontar Titan kala masuk ke dalam kamar  Umi.

"Waalaikum salam, akhirnya pulang juga kamu!" balas Umi dengan intonasi suara yang tak bersahabat.

"Kok pirasat gue tiba-tiba gak enak ya! Apa Umi udah tahu ya? Mati gue! bisa encok pinggang kalau Umi sampe tahu!" batin Titan resah akan kelakuan bobroknya yang akan diketahui Umi.

Coba deh kalian pikir! Mana ada anak perempuan yang malem-malem ngemil cookies coklat satu kaleng Kongguan abis sendiri? Itu doyan apa rakus ya! Dan parahnya lagi itu nyolong. Kenapa nyolong? Karena Umi hanya membuat cookies untuk memenuhi pesanan pelanggannya dan jelas saat pagi buta Umi akan mengirimkan pesanan itu tapi anehnya selalu kurang satu dan jelas pelakunya tak lain dan tak bukan pasti Titan si Maling cookies.

"Beresin kamar kamu sana!" hah? Kok jadi beresin kamar?

"Mi. Titan udah beresin kamar tadi pagi. Umi nih ngaco deh! Titan kan gak pernah pergi kalau kamar Titan masih berantakan!" jawab Titan dengan pasti sembari celingak-celinguk kearah dapur tepatnya ia mengecek apakah Cookies coklat pesanan pelanggan Umi telah dikirim atau belum dan ternyata jawabannya belum. Pantes aman dari amukan Singa betina.

"Umi bilang beresin kan? Itu berarti kamar kamu masih berantakan! Itu kamar cewek apa kandang babi sih? Jorok banget! Kertas dimana-mana, tisu bekas ingus kamu juga! Sana beresin. Umi gak terima bantahan!" ucap Umi sembari mendorong badan Titan untuk keluar dari kamarnya dan langsung menutup pintu kamar itu setelah ia selesai berceloteh yang tentu Titan akan sanggah! Toh Titan selalu membersihkan kamarnya jadi hal yang tadi disinggung Umi sudah pasti tidak benar.

"Pada kenapa sih? Apa cuma gue yang waras? Tadi Bang Rey marah-marah gak jelas cuma gara-gara gue telat balik tapi dia sendiri gak ada di rumah! Belajar ilmu cenanyang kayaknya tuh orang! Dan sekarang Umi nuduh gue gak beres-beres kamar! Obat mereka pada abis kali ya?" cicit Titan dengan suara pelan yang hanya dapat didengar oleh angin.

Perlahan kaki jenjang itu mulai melangkah menjauh dari area tanding dengan Umi tadi. Namun bukannya menuju tempat kejadian perkara Titan justru melangkah kearah dimana segala jenis makanan diproduksi. Oh ayolah akan ada keabsuran apa lagi kali ini?

"Dari pada nih Cookies nganggur gak dikirim, lebih baik masuk ke perut Eneng yang cantik ini. Ayo cookies kita kek kamar. Toh kayaknya Umi sengaja bikin lebih," dengan sopannya ia mengambil setoples cookies berukuran sedang itu.  Bahkan saking sopannya ia tak meminta ijin terlebih dahulu pada Umi si pembuat cookies coklat kesukaannya. Sungguh anak laknat!

Langkah demi langkah terus ia jajaki hingga kini ia tengah berdiri tepat di depan pintu kamarnya.

Cklekk

Pintu kamar bercat putih itu berhasil dibuka olehnya dan pemandangan yang sangat-sangat mengenaskan terpampang dengan jelas di depan mata. Sepertinya salah satu pesawat milik Maskapay Penerbangan yang ada di Indonesia telah jatuh tepat di beranda kamar Titan.

Beruntung tak ada korban dari tragedi itu. Hnya saja puing-puing pesawat yang hancur itu kini tengah menjadi titik fokus Titan guna merapalkan segala jenis sumpah serapahnya.

"MUHAMMAD REYHAN!!! DIMANA LO?" teriakan yang sangat membahana itu menggema diseluruh penjuru istana keluarga Titan. Titan  kini tengah marah dan jelas ingin menerkam Reyhan.

Dengan langkah yang tergesa-gesa diiringi dengan emosi yang menggebu Titan terus mencari keberadaan Reyhan hingga netranya menangkap segurat bayangan yang menunjukan Reyhan tengah terbaring dengan mata tertutup diatas ayunan yang disebelah kanannya terdapat kolam renang. Dengan otak yang cerdas ia berjalan dengan perlahan sembari menunjukan senyum smiriknya, dan..

Byurr

"Banjir banjir banjir!" ucap Reyhan pelaku sembari meraih tepian kolam.

"Mampus!" balas Titan singkat sembari tersenyum menang.

"Ehh anjim lo!" cerca Reyhan sembari menyipratkan air secara kasar ke arah Titan.

"Diem gak! Lo kan yang bikin kamar gue ke kandang babi? Lo tahu gak? Umi ngamuk sama gue! Gue gak mu tahu ya lo beresin sekarang! Gue gak terima penolakan!" tutur Titan dengan emosi yang sudah melewati batas.

Namun yang terjadi justru,

Byurr

Ia dengan keteledoran dan ketidak telitiannya akhirnya tercebur kearah kolam karena kaki kanannya ditarik paksa Reyhan.

"MUHAMMAD REYHAN! LO GILA YA?"

"Titania Rahmania An Najwa adikku tersayang. Kalau gue gila lo juga gila dong!" ucap Reyhan dengan tawa yang masih mendominasi. Membuat Titan jengkel adalah hal yang sangat-sangat menyenangkan. Terlebih jika ia telah mencapai batas emosi. Wajah yang merah padam layaknya dakocan menambah tingkat kejahilan setiap orang meningkat.

"Gak waras emang!" setelah mengucapkan kata itu Titan mulai berenang ke tepian dan baru saja ia duduk suara Umi terdengar dengan sangat jelas ditelinga Titan.

"TITANIA RAHMANIA AN NAJWA, SINI KAMU!"

"Mampus gue, bisa dipotong duit jajan!"

.
.
.
Pangandaran, 11 Juni 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro