Jebakan Batman

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sebelum membaca harap follow dulu aku wattpadku ya😊
Dan jagan lupa vote sama komennya❤
Maaf masih banyak typo🙏
Happy reading🤗
.
.
.

"TITANIA RAHMANIA AN NAJWA, SINI KAMU!"

"Mampus gue, bisa dipotong duit jajan!" cicit Titan dengan wajah tegang yang sangat kentara.

"Hahhahhhaha mampus, makanya kalau mau makan cookies tuh bagi-bagi atau ijin dulu sama yang bikin jangan ambil comot aja. Lo kira tuh cookies bikinnya gampang?" bukannya membela justru Reyhan semakin gencar menggoda.

"Gak usah bacot. Bantuin gue dong!" ucap Titan dengan aksi memelas dan gerlingan mata pura-pura sedih.

"Ihh ogah! Sana urus sendiri!" balas Reyhan tak terelakan.

Dengan langkah gontai akhirnya Titan memilih untuk menghampiri singa betina yang tengah berkacak pinggang itu.

"Kamu yang ambil cookies disini?" tanya Umi setelah Titan berdiri dihadapnya dengan yang tubuh basah.

"Iya Mi. Maaf," jawab Titan sembari tertunduk malu. Sebenarnya bukan malu sih, lebih tepatnya males kena semprot.

"Kamu ini ya? Kamu nih cewek apa cowok sih? Umi heran deh! Perasaan pas hamil kamu Umi gak ngidam yang aneh! Malah terkesan feminim, tapi kok yang keluaran modelan kayak gini sih?" ingin rasanya Titan menghilang dari dunia ini. Ohh ayolah! Haruskah ia mendengar ocehan yang sangat-sangat mengenaskan itu?

"Mi anak sendiri kok dikatain sih?" ucap Titan polos tapi biadab.

"Jelas, wong kamu aneh!" balas Umi dengan entengnya! Sudahlah, Titan pasti kalah! Toh memang benar, tingkahnya sangat-sangat absurd dan terkesan tak lajim.

"Yaudah deh terserah! Jadi hukuman Titan apa?" tanya Titan setelah ia mengibarkan bendera putih pertanda ia kalah dan tak ingin kembali membuka obrolan tak guna itu.

"Hukuman ya...gimana kalau selama dua hari ini kamu bantu Umi buat promosi resep baru Umi?" Dammm! Mati sudah!

Oh come on! Apa kalian tahu? Promosi itu sangatlah sulit terlebih ini resep baru dimana Titan akan menjadi kambing percobaan sang Umi.

Bisa kalian bayangkan? Resep baru? Dimana bumbu-bumbu guna menunjang rasa masakan itu akan sangat-sangat banyak dan pastinya terkesan malpraktik dalam mengaplikasikan bumbu dimakanan.

"Ngeri sendiri gue..." bathin Titan sembari membayangkan masakan Umi yang sangat-sangat aneh.

"Gak usah mikir yang aneh-aneh! Masakan Umi kan selalu enak," ucap Umi yang tahu akan pikiran anak bungsunya ini.

"Mi, Umi lupa ya? Bulan lalu Titan sampe masuk rumah sakit gara-gara makan seblak Umi? Umi bikin seblak aja gagal total. Udah deh! Umi tuh emang ahlinya di beaking bukan cooking!" tutur Titah.

"Itu kan kamu sendiri yang salah! Siapa suruh minta dibikinin seblak yang pedes," enteng sekali! Apakah Umi tak tahu? Perut Titan rasanya enggan menerima sang gahan itu. Toh perut dan ususnya jadi korban malpraktik masakan Umi.

"Mi, perut Titan baru enakan! Ganti aja ya hukumannya," pinta Titan dengan sangat-sangat memelas.

"Gak! Udah nurut dikit ngapa. Besok kita mulai ya," dengan senyum yang terkesan mengerikan bagi Titan Umi melangkah menuju kamarnya tapi sebelum itu, "Beresin tuh air di lantai. Pel kalau enggak uang jajan kamu Umi potong!" seketika fokus Titan langsung teralih kebawah lantai guna mengecek kekacauan apalagi yang ia buat.

"Ohh shit! Karbet bulu kena juga. Ampun Titan lu ceroboh banget! Gak ngotak banget!" pasrah, kini Titan hanya bisa berusaha untuk membereskan semua kekacauan yang ia buat.

Betapa tersiksanya Titan hari ini. mulai dari kena omel, kecebur kolam, nyuci karpet yang terbuat dari bulu beruang yang panjangnya hampir satu meter dan jelas berat dan lagi mengepel lantai.

Nasib anak baik emang selalu mengenaskan dan mengkhawatirkan ya!

🍂🍂🍂

Malam yang dingin kini menyapa sang Gadis yang tengah asik meringkuk dibalik selimut berbulu.

Setelah drama indosiar yang ia lewati tadi siang. Kini tubuhnya meronta ingin dibaringkan sekaligus dimanjakan oleh pijatan-pijatan lembut dari kasur king sizenya.

Terhitung sudah 3 jam lebih Titan meringkuk dibalik kenyamanan spa gratis itu.

Hingga kenyamanannya mulai terusik dengan teriakan membahana Tarzan di depan pintu kamarnya.

"Ehhh anak koala bangun lo. Lo tidur apa mati sih?" teriakan itu membahana diseluruh belahan bumi.

"Astagfirullah, itu kuman minta dibasmi pake Wifol apa? Heran gue ganggu mulu kerjaanya!" batin Titan sembari mendengus kesal kearah pintu. Namun bukannya terbangun Titan justru semakin mengeratkan pelukannya pada manusia tak berwajah dan terbuat dari busa itu. Ayoloh apa? Benda ini panjang! Hampir mirip pocong juga! Bisa kalian tebak apa?

"Ehhh Koala! Umi manggil tuh!" semakin nyaring saja pidato tak bermutu itu.

"Bisa diem gak? Gue gak budek dan lo gak usah ngibul. Bilang aja sama Umi badan gue sakit semua!" balas Titan tanpa sedikitpun melonggarkan pelukannya.

"Ehh koala lo gak punya sopan santu banget ya! Buka kek pintunya!" sambung menyambut menjadi satu atau sahut menyahut menjadi batu?

Karena tak ingin menambah kesan hutan belantara dikediamannya. Akhirnya Titan mengalah dan menyibak selimut itu lalu membuangnya kesembarang arah dan dengan tergesa-gesa ditambah rasa jengkel yang sudah mulai melewati batas ubun-ubun Titan membuka paksa pintu kamarnya hingga sang Tarzan kaget dengan aksi tiba-tiba yang Titan lakukan.

"Astagfirullah, kunti!" lontar Reyhan setelah ia melihat penampilan Titan yang jauh dari kata baik.

Bagaimana bisa seorang Titan memperhatikan penampilannya jika sedari tadi ia disiksa dengan drama yang ia buat sendiri.

"Ngaco lo. Mata lo taro dimana sih? Bidadari cantik gini," balas Titan enteng sembari melangkah keluar dengan sedikit menggeser paksa badan Reyhan yang menghalangi jalan.

"Lo mau turun dengan penampilan kayak gembel?" ucap Reyhan yang tengah menatap ngeri kearah Titan lebih tepatnya sih menerawang penampilan gembel Titan.

"Gue tiap hari juga gini kali. Lo kayak gak biasa aja," balas Titan menghiraukan tatapan aneh Reyhan.

"Tan! Lo mending balik lagi kekamar, dandan yang cantik, minimal cuci muka lo sama benerin kerudung lo. Sumpah mata gue ternodai gara-gara gembel modelan kayak Lo."

"Jiiih! Asal lo tahu ya! Gembel yang lo hina ini adik lo sendiri," tuntas Titan dan setelahnya ia memilih pergi menuruni setiap anak tangga hingga ia sampai didepan persimpangan. Yang satu kearah dapur yang satu kearah ruang keluarga sekaligus ruang tamu dan pilihan Titan berlabuh pada dapur. Perutnya kini sangat-sangat lapar.

"Ehhh Non..." ucap Bi Inah salah satu asisten rumah tangga Titan. Masih ingat Mang Odi? Nah Bi Inah ini istrinya.

"Bi masak apa hari ini?" tanya Titan sembari mengelus-ngelus permukaan perutnya yang datar.

"Udang balado sama cah capcay neng," balas Bi Inah sembari memberi sepiring nasi yang telah Bi Inah siapkan sebelumnya.

Dengan gerakan kilat Titan meraih sepiring nasi itu dan langsung ancang-ancang mengambil tempat duduk dimeja makan dan dengan tidak sabarnya ia membuka tudung saji tempat dimana makanan favoritnya berada.

Udang balado merupakan salah satu makanan favorit bagi Titan. Dengan ketidak relaannya terhadap makanan itu ia akan senggan untuk membaginya barang sedikitpun. Lebih tepatnya sih pelit! Saking bucinnya sama tuh udang balado.

"Neng..." ucap Bi Inah lagi sembari terus menatap Titan aneh.

"Apa sih Bi? Titan lagi menikmati makanan kesukaan Titan nih!" balas Titan sembari terus mengunyah dan mengupas kulit udang itu.

"Neng, makannya jangan belepotan atuh! Malu Neng diliatin!"

"Lah si Bibi kemana aja? Titan bukannya udah biasa ya makan kayak orang kelaperan gini?" ucap Titan enteng sembari tidak mempedulikan suasana yang mulai tidak kondusif itu.

"Yaudah Bibi kebelakang ya Neng. Abis itu cuci muka sama gosok gigi jangan lupa cuci tangan juga!" pungkas Bi Inah sembari berlalu kearah pintu belakang.

"Pada kenapa sih? Biasanya juga gue ngegembel kayak gini!" lirih Titan. Sembari terus menyantap makanan favoritnya.

Setelah dirasa keyang dengan menghabiskan semua udang yang ada dihadapannya kini Titan berajak menuju wastapel dan setelahnya ia mulai mencuci piring kotor dan peralatan lain yang tadi ia gunakan.

Setelah melakukan semua rutinitas itu, kini Titan beralih untuk mengacak-acak isi Kulkas. Dan yap! Ia menemukan minuman kesukaannya! Satu botol Cimory rasa strawberry menjadi menu penutup kali ini.

"Euhhhh..." suara sendawa itu terlontar dengan mulus dari mulut manis Titan yang tengah duduk diatas kursi makan sembari mengangkat satu kakinya! Sungguh kaum ukhti meronta-ronta ingin memberi pelajaran adab dan akhlak pada Titan.

Jika kalian pertama kali bertemu Titan dan berkata Titan si kalem! Ciuhhhh! Inginku membekap mulut kalian dengan kain pel.

"Diruang keluarga kok rame banget! Kesana ahhh," dengan penampilan yang masih berantakan Titan terus melangkahkan kakinya kearah ruang keluarga itu.

Layaknya anak Tk yang sedang bertamasya keliling-keliling kota, Titan terus mengayuhkan kakinya diiringi nyanyain paraunya, hingga..

"De lo gila ya!" suara Reyhan berhasil menghentikan langkahnya yang  sejengkal lagi akan singgah diarea ruang keluarga itu.

"Lo kenapa sih?" tanya Titan yang mulai merasa heran dengan tingkah Reyhan.

"Balik kamar sana! Jangan nekad keluar kamar kalau penampilan lo masih kayak gitu!" cerca Reyhan sembari menarik tangan Titan guna menjauh dari kawasan berbahaya itu.

"Kenapa sih? Biasaya juga gue kayak gini! Gak usah pegang-pegang!" balas Titan sembari menepis kasar lengan Reyhan yang masih bertengger dilengannya.

"Gak usah kdrt juga kali," tak terima dengan perlakuan Titan akhirnya Reyhan memilih mengalah dan menghela napas secara kasar.

"Yaudah gue mau balik kek ruang tamu. Tadi lo bilang Umi manggil gue kan," sebelum Reyhan berhasil mencegah kemalangan yang akan terjadi Titan terlebih dahulu pergi kearah ruang tamu dan berteriak dengan suara melengkingnya.

"Yuhuhu Abi, Umi bidadari surga kalian daaaa..."

"Astagfirullah. Malu banget," batin Titan dalam hati.

Kini Titan Berdiri dengan kaku dengan rasa malu yang cukup merusak moral.

"Ehh Titan. Sini duduk deket Tante sayang,"

"Astagfirullah, kenapa gue tadi gak mau nurut sama Bang Rey sih? Kualat lo Tan. Apes banget! Muka lo mau taroh dimana sekarang? Mana dia calon mertua lo lagi? Mereka bisa mikir gue gila kali, ahhh alamat ini mah,"
.
.
.
Pangandaran, 13 Juli 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro