Lain Mulut Lain Hati

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sebelum membaca harap follow dulu aku wattpadku ya😊
Dan jagan lupa vote sama komennya❤
Maaf masih banyak typo🙏
Happy reading🤗
.
.
.

Dibelahan bumi sana, lebih tepatnya diCambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, seorang manusia tengah tertidur dengan lelap, setelah menghabiskan waktu kurang lebih 38 jam mengudara diangkasa, kini ia kembali terbaring diatas pembaringan dengan selimut tebal yang menjadi penghangat tubuhnya.

Niat hati ingin bangun dan mencari makanan guna mengisi perut yang kelaparan tapi kantuk menyulutkan niatnya.

Badannya remuk setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, walaupun ia memesan tiket dengan kelas vvip tapi tetap saja badannya remuk dan berakhir tewas dengan kantuk yang mendera.

Baru saja ia memejamkan mata, tiba-tiba sang pujaan hati menelpon, ohh ayolah! Bila dinegara sang pujaan hati sudah menunjukkan waktu dijam 05.00 maka disini baru jam 16.00, lebih tepatnya Indonesia pagi hari, Amerika sore hari, berbeda 11 jam.

Dan satu hal yang tak bisa ia pikirkan! Apakah sang pujaam hati lupa? Bahwa kini mereka telah berbeda dimensi? Ehh salah berbeda jam dan negara!

Tapi tak ayal ia terima telepon itu, dipikirannya ia takut membuat sang pujaan hati cemas terlebih ia lupa mengabari bahwa ia telah sampai, 38 jam tak saling berkabar cukup untuk menabung benih-benih rindu.

Terlebih bagi seorang wanita, ia akan langsung berpikir kearah negatif, ya wajarlah! Mahluk perasa yang kadang dengan perasaannya dapat menghancurkan mood dan hari-hari baiknya.

Wanita sering terjebak dalam prasangka-prasangkan yang mereka buat, dan ia tak ingin sang Pujaan hati berpikir terlalu keras, terlebih kini ia tengah berbadan dua yang tandanya ia tengah mengandung benih calon keturunannya.

Dengan nyawa yang masih melayang dialam mimpi ia menerima sambungan telepon itu, waktu 30 menit dirasa cukup bagi sang Pujaan hati untuk menuntaskan kerinduannya.

Namun setelah itu ia justru murung, seorang suami yang tega meninggalkan istrinya demi pendidikan, ya! itulah yang tergambar dikepala seorang Rakenza Putra Al Farizi, bagaimana ia bisa terus membela pendidikan disaat belahan jiwanya tengah berjuang membesarkan benihnya.

"Maaf Aj, aku gak bisa jadi suami yang baik, aku egois," ucap Kenza yang hanya bisa didengan olehnya dan Tuhan.

Berbagai pemikiran kini terlintas dibenak Kenza, akan bagaimana kehidupannya setelah ini? Rumah tangga yang harusnya diisi dengan cinta kasih justru terkubur rindu, jarak ini terlalu membentang!

Kenza tak mungkin meminta Titan ikut dengannya, terlebih wanita itu juga tengah menghadapi studinya yang sebentar lagi akan rampung.

Kenza? Ia juga tengah berjuang disini, dikampus yang menjadi idola para manusia pintar diluar sana,

Harvard University merupakan universitas tertua di Amerika Serikat yang terkenal dengan sejarah serta reputasi akademiknya. Hal tersebut membuat Harvard University tidak hanya berpengaruh di Amerika namun juga di dunia. Universitas ini terletak di Cambridge, Massachusetts dan telah berdiri sejak tahun 1636. 

Jumlah mahasiswa Harvard University saat ini adalah sekitar 20 ribu siswa yang sekitar seperempatnya merupakan siswa internasional. Afiliasi universitas ini telah mendapatkan banyak penghargaan termasuk penghargaan nobel. Harvard University juga mencetak banyak lulusan yang memiliki nama besar di bidangnya. Alumni universitas ini termasuk 8 orang mantan presiden Amerika Serikat. 

Siapa yang akan rela jika harus pindah dari Harvard University setelah berjuang setengah mati dengan terus berkutat dan berjibaku dengan les privat yang jelas tak murah belum lagi hari-hari yang telah dilalui dengan buku-buku.

Jelas bukan Kenza orang bodoh yang rela undur diri setelah ia berjuang, namun lain cerita dengan kisah romansanya kini, terombang-ambing dengan rindu, adanya teknologi memang membantu, namun tetap akan terasa kurang pas.

"Gue bingung! Tapi gue gak mungkin keluar dari sini! Ya kali! Bisa gila gue kalau kayak gini terus," ucap Kenza kembali, namun ada yang aneh dengan dirinya tiba-tiba ia mulai mual dan ingin muntah,

Huek huek

"Apa gue kena jet lag ya? Perasan seumur idup gue bulak-balik Amrik-Indo kagak pernah kena jet lag! Apa jangan-jangan gue kena gejala hamil yang harusnya Aj alami ya? Yaudah deh! Nanti gue telpon dia, mending gue cari makan," setelahnya Kenza mulai membersihkan dirinya dan mulai memesan makanan via online, lebih tepatnya delivery order, ia malas keluar!

Setelah sekitar lima belas menita makanan yang ia pesan datang, hari ini ia akan makan dengan makanan khas indonesia yaitu nasi goreng, entah kenapa ia tiba-tiba ingin memakan makanan itu,

"Gue kayaknya emang ngidam deh! Baik banget sih anak gue," ucap Kenza kala terus mencari pembenaran pada serangkaian kejadian aneh yang terus ia rasakan, kejadian yang mengarah keranah ngidamnya seorang bumil.

Dengan lahap ia mulai memakan nasi goreng itu, hingga suara ketukan pintu berhasil menghentikan kegiatannya,

Tok tok

Ting tong

Suara itu terus sahut menyahut, daru ketukan pintu sampai bel, dengan malas Kenza mulai melangkahkan kakinya guna membuka pintu apartemennya dan, "Haiii! How are you?" ucap seseorang yang kini tengah berdiri didepan pintu apartemennya.

"Haiii, I'm good, and you?" tanya Kenza.

"I'm good, boleh masuk gak nih?" tanyanya dengan bahasa Indonesia yang pasih.

"Ohh iya lupa, yu masuk," balas Kenza sembari mempersilahka tamunya masuk dan berakhir duduk disofa yang ada diruang tv.

"Kamu liburan lama banget sih Ken!" ucapnya dengan sedikit nada manja.

"Ada urusan keluarga, kenapa?" tanya Kenza datar.

"Ohh gitu, enggak kok, Bunda sama Ayah sehatkan?" tanyanya kembali.

"Alhamdulilah sehat," balas Kenza singkat.

"Kamu kok beda Ken?" tanyanya keheranan.

"Beda gimana?" jawab Kenza yang terkesan cuek dan malas, entahlah! Moodnya tiba-tiba buruk.

"Kamu jadi cuek sama aku, aku punya salah yang sama kamu? Atau kamu udah punya cewek lain diIndo?" tanyanya dengan penuh intimidasi.

"Biasanya juga gini, apaasih Nad!" jawab Kenza acuh! Ia cukup merasa jengah sekarang, mungkin karena ia mulai paham bahwa kini ia telah memiliki istri dan hati istrinya patut ia jaga dengan baik.

Nadia Syahbania perempuan yang kini tengah menjadi tamu Kenza, ia mengenal Nadia karena situasi, dimana dulu ia hidup seorang diri diusia remaja dan kebetulan hanya Nadia yang ia temui diantara segelintir orang Indonesia yang menetap diAmerika.

Nadia dan Kenza telah bersahabat sejak masa Sma, namun ada satu hal yang Kenza tak tahu, yaitu masa lalu Nadia yang jelas akan berubah menjadi bom waktu baginya dan Titan.

"Ken, aku serius! Kamu udah punya pacar diIndo ya?" tanya Nadia memastikan.

"Bukan cuma pacar Nad! Tapi istri, gue bilang kalau gue jujur, Nad pasti kecewa, tapi kalau gue gak jujur dia..." kebimbangan kini tengah menghinggapi diri Kenza.

Disatu sisi ada hati dan kepercayaan istrinya yang jelas patut dan wajib ia jaga, disisi lain ada sahabat karibnya yang kini tengah berharap lebih akan kisah romantisnya.

"Ken, jawab dong!" ucap Nadia tiba-tiba.

"Enggak kok!" balas Kenza bohong, "Gue harap kalau nanti rahasia ini kebongkar lu gak marah Nad," batin Kenza setelahnya.

"Syukur deh, Ken jadi jawaban lo apa?" tanya Nadia kembali.

Terdiam dengan tatapan iba dan berjuta imajinasi dan rasa bersalah yang mulai hilir mudik dalam benak, bingung, bimbang.

"Sorry Nad, gue gak bisa," tegas Kenza, cukup sekali ia berbohong, soal perasaan dan hati ia tak ingin ambil resiko.

"Tapi kenapa? Gue kurang apa Ken? Kita sahabatan udah lama, dan kita juga gak pernah punya komitmen bahwa gak boleh ada cinta diantara kita, tapi kenapa?" dengan raut wajah sendu Nadia mulai mengajukan beberapa pertanyaan.

"Nad, gue cuma anggap lo sebagai sahabat dan itu gak lebih. Gue gak bisa paksa perasaan gue! Lo kan tahu kalau gue gak suka melakukan suatu hal karena terpaksa dan rasa iba. Lo berhak bahagia dan jelas sumber bahagia lo bukan gue," ucap Kenza mencoba menjelaskan sehalus mungkin.

Ia tahu, hati Nadia kini sedang patah! Namun ia tak mungkin menghianati Titan, terlebih hatinya kini mulai terpaut akannya.

"Ken, gue mohon! Kita coba satu bulan aja gimana? Jangan anggap gue sahabat lo, gue yakin lo pasti punya perasaan yang sama kayak gue," jawab Nadia dengan pasti dan terkesan memaksa.

"Nad, gak seharusnya lo ngerendahi diri lo dengan mengemis cinta sama gue. Diluar sana banyak cowok yang mau sama lo. Gue gak bisa Nad," balas Kenza dengan sabar, ia cukup paham bahwa Nadia ini tipekal orang yang keras kepala sekali ia mau A maka ia harus dapat.

"Gue gak peduli, gue cuma suka sama lo, please sekali ini aja. Gue mohon," ucap Nadia kembali sembari menangkupkan kedua telapak tangannya didepan dada.

"Nad, sorry gue gak bisa," balas Kenza sembari menurunkan telapan tangan Nadia.

"Okey kalau gitu..." dengan cepat Nadia menyambar pisau buah yang ada dimeja dekat tv dan langsung mengarahkannya pada tangan kirinya.

"Nad lo mau ngapain?" tanya Kenza panik.

"Kalau lo gak mau jadi pacar gue, maka gue akan..." dengan gerakan kilat Nadia mulai mengerakan pisau itu diatas permukaan tangannya, hingga setetes demi setetes darah mulai mengalir.

"Jangan gila Nad, lo bukan Nadia yang gue kenal," balas Kenza mulai geram sembari mendekat kearah Nadia.

"Iya gue gila. Gila karena lo, ohh jelas! Ini Nadia yang sebenarnya, lo kaget kan?" tanya Nadia dengan senyum smiriknya.

"Nad lepas, lepasin itu," ucap Kenza sembari mencoba meraih pisau yang ada ditangan kanan Nadia.

"Gue bakal lepasin pisau ini, dengan satu syarat!" jawab Nadia sembari memulai menggerakan pisau itu kembali diatas pergelangan tangannya, dia otaknya hanya ini cara yang bisa membuat Kenza takluk.

"Apa?" tanya Kenza.

"Lo harus mau jadi pacar gue, minimal sampai kita lulus," jawab Nadia dengan pasti.

"Nad lo budeg ya? Gue bilang enggak ya enggak!" balas Kenza dengan emosi yang mulai tersulut.

"Okey kalau gitu..."

Dengan perlahan ia mulai menggerakan kembali pisau itu, dan Kenza kini tengah berpikir dengan keras, tak mungkin ia membiarkan seseorang tewas karena ambisinya, namun bagaimana dengan cintanya sendiri?

"Okey, gue mau! Lepas pisau itu," jawab Kenza pada akhirnya, ia tak mungkin terus membiarkan Nadia berbuat nekad, terlebih bisa jadi ia yang akan disalahkan.

"Good," balas Nadia sembari tersenyum dan setelahnya membuang pisau tadi dan langsung memeluk Kenza dengan erat, "Gue sayang sama lo Ken, gue gak mau kehilangan lo, cukup sekali gue kehilangan orang yang gue sayang. Gue harap lo gak akan pernah berpaling, apalagi sama cewek yang namanya Titan," ucap Nadia tanpa ia sadari bahwa kini ia tengah mengorek luka lamanya.

"Titan? Gak mungkin Titan itukan? Ada hubungan apa Nadia sama Titan? Gue harus cari tahu," batin Kenza

"Gue gak akan lepasin lo Ken, lo mau coba main-main sama gue, lo pikir gue gak tahu kalau lo udah nikah sama Titan? Lo akan jadi tempat dimana gue melampiaskan dendam gue sama Titan, liat aja gue akan buat hidup Titan hancur sehancur hancurnya," batin Nadia yang kini tengah dikuasi emosi.

"Kamu salah Nad, aku Kecewa, Titan dia gak salah, aku yang salah,"
.
.
.
Pangandaran, 5 Juli 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro