Di suatu negara, dimana jodoh sudah ditentukan oleh negara. Tak ada manusia yang bisa mencintai lawan jenisnya, selain pasangan yang telah ditentukan. Setampan apapun dia, secantik apapun dia, sebaik apapun dia. Semua karena chip yang sudah turun temurun ada di otak mereka. Barang siapa yang mencintai mereka yang bukan pasangannya akan dimusnahkan.

Sudah lama, lama sekali, sejak aturan itu ada, sejak negara itu berdiri. Dibawah aturan main para penguasa, penjajah negara dahulu kala. Semua sepadan, orang miskin bersama orang miskin, orang kaya bersama orang kaya, orang bodoh bersama orang bodoh, orang pintar bersama orang pintar. Derajat itu mutlak, tak dapat dipungkiri, dilawan. Diluar logika, namun nyata.

Aoyama Riku, anak keluarga sederhana, kini berusia 17 tahun. Saatnya ia mengetahui, siapa pasangannya. Azoku Kairan. Ia tak mengenalnya, namun biarlah, suatu saat ia akan mengenalnya, jatuh cinta, menikah, dan hidup bahagia.

Hari itu, hari pengangkatan presiden. Riku segera menyalakan televisi, menonton pelantikan presiden termuda di hadapannya. Hijirikawa Masato, nama presiden itu. Pertama kali melihatnya, jantung Riku berdegup kencang. Riku tak mengerti, rasa apa ini. Ia tak pernah merasakannya. Awalnya, ia mengagumi presiden termuda dalam abad ini.

Riku terus menonton lelaki bersurai setrikaan di televisi, acara politik. Semakin lama, rasanya semakin dalam. Ia melupakan hukum ketat di negaranya. Ia tak tahu, dan terus berharap, bahwa andai saja Hijirikawa Masato adalah pasangan hidupnya kelak. Namun ia sadar, bagai bumi dan langit. Tak mungkin.

Suatu hari, Masato mengadakan kunjungan ke kotanya, Riku sangat senang. Ingin rasanya ia bersalaman dengan pemimpin negara itu. Sekadar bersalaman, tak lebih. Ia langsung menyiapkan diri.

Masato datang ke kampung tempatnya tinggal. Rasa senang harus ditahan olehnya. Tak boleh nampak oleh bodyguard dari presiden muda itu. Masato menyalami seluruh warga desa, menebar senyum. Mengejutkannya, Masato juga menyalaminya, tersenyum imut padanya. Gadis desa itu berasa sejajar bintang. Rasa bahagianya dicurigai oleh bodyguardnya. Tentu saja, sangat nampak. Terlebih, Masato juga nampak menspesialkan dirinya. Padahal tujuan awal Masato mencari gadis pasangan di kota yang ditunjukkan di petunjuknya. Memang, untuk laki laki, ia tak mendapat nama gadisnya, hanya mendapat tempatnya tinggal.

Bodyguard melaporkan diam diam pada sekelompok orang yang mengurus perjodohan. Mereka memeriksa daftarnya. Hasilnya jelas, mereka menyalahi aturan, menyalahi kodrat, dan hukumannya adalah menjadi santapan singa di depan rakyat.

Mereka berdua segera diringkus, didakwa atas hukuman menyalahi kodrat, jatuh cinta tanpa ada ikatan. Mereka dipenjara terpisah, jabatan turun. Keduanya terus memikirkan satu sama lain. Sampai hukuman mati tiba, perasaan tak pernah berubah. Saat singa lapar berada di depan mereka, menerjang dengan kecepatan tinggi, Masato masih berusaha menghalaunya, merelakan dirinya menjadi santapan binatang lapar tersebut. Masato mati tercabik, di hadapan mantan rakyatnya, di tayangan televisi, dan di saat yang sama, detik sebelum leher Riku tercabik, meninggalkan dunia, terdapat pesan di ponselnya, yang takkan pernah ia sadari.

'Pasangan anda meninggal terbunuh'

Sesaat setelah keduanya meninggal, sekumpulan manusia pengurus perjodohan mendapat pesan, dari komputer yang mengatur semuanya.

'Azoku Kairan [Hijirikawa Masato] x Aoyama Riku meninggal dunia'

Saat itu pula, diketahui bahwa Azoku Kairan adalah anak dari keluarga sederhana yang diadopsi keluarga kaya bermarga Hijirikawa dan mengganti namanya menjadi 'Hijirikawa Masato'.

Aturan mutlak tak akan terlanggar. Chip itu tak salah, chip itu bekerja dengan baik, selalu.

***

Hai, back again.

Ini untuk Riri, karena dia gak suka incest, aku baru tau setelah aku buat ceritanya.

Maaf Ri, kalo jelek, sekali lagi, maaf.

Special tag : AoyamaRiku

Nb : Gamudeng? Ayo dibaca lagi, sampe Masa idup lagi gentayangin orang orang itu :).