22. Ngefans?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari Sabtu, Fatur menyaksikan pernikahan adiknya. Jika saja Ara tidak kecelakaan, mungkin Fatur tidak akan marah pada Ara.

Ara adalah adik Fatur satu-satunya. Setelah semua saksi mengatakan 'Sah' Fatur langsung beranjak pergi meninggalkan ruang keluarganya itu.

Pernikahah Ara hanya dihadiri Pak RT, RW, dan juga keluarganya saja. Sedih, marah, kesal, berpadu menjadi satu begitu saja di dalam dirinya.

Di balkon kamarnya, Fatur diam seraya memandangi langit.

"Ezi, ini kaya fotonya Tante cantik, ya?"

"Iya, ih Om jomblo jangan-jangan ngefans lagi sama tante cantik."

Fatur membalikan badannya. Cowok itu melotot kemudian tergesa-gesa menghampiri sepupu nakalnya yang anteng mencabuti foto dirinya dan juga Dena saat SMA dulu. "Heh! Jangan dicabut!" kata Fatur marah.

"Kenapa? Ayla juga ngefans tau sama tante cantik," sahut Ayla.

"Balikin!"

"Gak mau!" Ayla menyembunyikan fotonya di belakang tubuh gadis kecil itu.

Fatur mengacak rambutnya kesal, "Ayla! Lo nakal banget sih!"

"Adik Ezi baik tau! Om tuh yang nakal. Udah nakal, suka marah-marah, terus kata Mama Jomblo lagi!" kata Kenzie seraya menatap marah ke arah Fatur.

Fatur melotot, "Gue gak jomblo!"

"Tapi kata Mama Om jomblo! Gak ada yang mau, tidurnya ngorok sampai kaca di rumah pecah," sahut Kenzie lagi.

"Ngada-ngada lo! Pergi sana, dasar penganggu."

"Dasar Om jomblo monster!"

"Lo tuh monster."

"MAMA EZI DIKATAIN MONSTER SAMA OM JOMBLO!"

Fatur melotot, mengapa keponakannya itu harus menjuluki Fatur dengan sebutan begitu?

"Berhenti sebut gue jomblo!"

"Gak!"

"Kenzie, lo bener-bener minta gue lempar ya."

Pintu kamar Fatur terbuka. Di sana, wanita cantik seusianya berdiri menatap Fatur, Ayla, dan juga Kenzie secara bergantian. "Kenapa teriak-teriak, Kenzie?" tanya wanita itu.

"Nin, lo mendingan bawa anak lo jauh-jauh deh! Kesel gue lama-lama," ujar Fatur.

Hanin, tepatnya Hanindhya Maheswara. Wanita itu adalah sepupu Fatur sekaligus Ibu dari si kembar. "Muka lo yang ngeselin. Seenak jidat lo usir-usir anak gue," sahut Hanin marah.

"Bacot lo, sana minggat."

"Mama, Om jomblo simpen foto Tante Cantik yang Ayla ceritain ke Mama." Ayla memberikan selembar foto yang berhasil ia cabut pada Hanin.

Fatur melotot. Sedangkan Hanin, wanita itu langsung tertawa kencang. "Buset ... Hahaha ... Belum bisa move on lo? Kasian banget nasib lo, miris, hahaha."

Wajah Fatur memerah. Tidak Ibu, tidak anak. Sama saja, fikir Fatur.

Fatur membawa bantalnya. Cowok itu melemparnya tepat pada wajah milik Hanin.

Hanin melotot, "Bener-bener nyari ribut lo, ya?!" pekik wanita itu.

"PERGI!"

"Mama ayo pergi, Om Jomblo lagi mode ngamuk," ajak Ayla.

Hanin, Ayla, dan Kenzie akhirnya pergi meninggalkan kamar Fatur.

Fatur mengusap dadanya pelan, "Fatur ganteng, Fatur sabar."

***

Hari ini Fatur tidak masuk kerja. Dena malah merasa khawatir untuk itu. Apa sebegitu marahnya Fatur sampai-sampai tidak masuk hari ini?

Tapi ... Bukankah Dena juga sakit hati dengan ucapan yang keluar dari mulut bosnya itu? Mengapa malah Fatur yang merajuk? Fikir Dena.

Soal ajakan Bima kemarin, cowok itu hanya bercanda. Ya ... Namanya juga Bima, apa-apa tidak bisa diajak serius.

"Den, bulan depan, kita liburan ke mana? Gue berharap ke Ciamis deh, biar ketemu shawn mendes."

"Heh! Shawn mendes mana ada di Ciamis?"

Dena tertawa pelan melihat Fitri dan juga Anggita yang berada di depannya sekarang. "Suka-suka gue, dong. Kenapa lo sewot? Siapa tau pas kita liburan Shawn Mendes ada niatan pindah rumah ke sana," ujar Fitri.

"Lo beli otak di mana, sih?"

"Di pasar, otak ayam. Kenapa? Mau?"

"Heh, gelud mulu, makan-makan," ujar Dena.

Fitri dan Anggita saling melempar tatapan tajam. Namun, itu semua terhenti saat Bima duduk di antara keduanya. "Isteri gue akur semua," kata Bima.

"Apa kabar hari ini isteri-isteri ku?" tanya Bima.

Fitri mendorong tubuh Bima sehingga, tubuh cowok itu menempel pada Anggita.

Anggita melotot. "Woi! Yang bener aja," kesalnya.

Dena beranjak, gadis itu menatap ketiga temannya. "Gue duluan, ya? Masih banyak kerjaan," kata Dena.

"Sayang, jangan cemburu. Cinta gue masih milik lo kok," sahut Bima.

Dena menggeleng pelan diikuti kekehanya. Setelahnya, gadis itu memilih pergi meninggalkan Bima, Fitri, dan juga Anggita.

Saat hendak masuk ke dalam ruangannya, ia dikejutkan dengan kehadiran Fatur.

Keduanya bertatapan cukup lama. Namun, Dena buru-buru membuang arah pandangnya.

"Kenapa buang muka? Saya ganteng? Kamu gak kuat menetralisir detak jantung kamu?"

Dena hendak masuk. Namun, Fatur mencengkal tangan gadis itu. "Dena," panggil Fatur.

Dena menarik tangannya. "Kenapa, Pak?"

"Jangan geer, saya gak maksud nahan tangan kamu. Awas, saya mau masuk duluan."

Dena menggeser tubuhnya sedikit. Namun, Fatur malah mengangkat sebelah alisnya. "Kamu kira badan saya sekecil itu? Geser yang jauh. Kalau bisa sampai kantin sana," usirnya.

"Bapak ngusir saya?"

"Ngusir kamu dari hati saya!" ketusnya.

Fatur menggeser tubuh Dena kemudian masuk ke dalam ruangan begitu saja.

Dena mengelus dadanya pelan, "Mode resenya mulai aktif," gumam Dena.

Dena akhirnya memilih ikut masuk ke dalam sana. Fatur yang melihat itu sontak menahan senyumnya. Namun, ia kembali memasang wajah songong. "Den, ada yang mau ketemu sama kamu," kata Fatur.

"Siapa, Pak?" tanya Dena di meja kerjanya itu.

"Keponakan saya. Katanya kangen," kata Fatur cuek.

Dena mengerutkan alisnya. "Masa sih? Saya gak yakin."

"Kalau kamu fikir ini alasan saya biar bisa jalan sama kamu malam ini, kamu kegeeran. Saya juga sibuk, mending saya apelin Lucy daripada berduaan sama manusia gak peka kaya kamu!" sahut Fatur.

Padahal, Dena tidak berfikiran begitu. Justru, itu memang alasan Fatur saja agar bisa pergi bersama Dena malam ini.

Malam minggu, jika Dena pergi bersama Bima, kan, berabe, pikirnya.

"Oh, bagus kalau gitu, Pak. Malam ini saya gak bisa, ada janji sama Bima soalnya."

Fatur melotot, pria itu sontak beranjak dari duduknya. "Batalin! Kamu ikut saya malam ini!"

"Lah? Kan Bapak mau ke rumahnya Mbak---"

"Saya bawa kamu. Biar ada orang buat saya suruh-suruh beli ini itu," jawab Fatur cepat.

Dena mengerjapkan matanya beberapa kali, "Pak, kan---"

"Kamu mau nolak saya? Den, cukup perasaan saya aja yang kamu tolak."

"Apa, Pak?"

"Arghh ... Jangan geer! Mulut saya dibajak setan!"

TBC

Double up nih wkwk

Suka gak?

Ada yang ingin di sampaikan untuk Dena

Fatur

Ayla kenzie

See you guys!<3

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro