7. Ngajak nikah?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Fatur melipat kedua tangannya di depan dada. Cowok itu menatap sinis ke arah Bima yang duduk di samping Dena.

Anehnya, bersama Bima, Dena terus menerus tertawa dan mengabaikan keberadaan Fatur. "Ngapain kamu ke sini?" tanya Fatur.

Bima dan Dena saling tatap. Cowok itu kemudian menunjuk dirinya sendiri, "Saya, Pak?" tanya Bima.

"Aziz gagap! Ya kamulah," jawab Fatur sedikit sewot.

"K-kan, D-Dena c-ca-calon i-istri sa-saya, Pak," jawab Bima menirukan nada bicara Aziz gagap.

Dena melotot kemudian tertawa melihat kelakuan Bima. "Bim, apaan sih?" tanya Dena tanpa menghentikan tawanya.

"Jangan ketawa kamu Dena!" kata Fatur.

"Lah? Suka-suka saya dong, Pak."

"Kamu harus ketawa karna saya! Bukan karna Bima," tekan Fatur.

Dena mengerutkan alisnya. Tak lama, tawaa Dena dan Bima menggelegar di seluruh penjuru ruangan ini. "Apa yang lucu?" tanya Fatur.

"Bapak!" jawab Dena.

"Saya tau."

"Den, gue ke sini tadinya mau ngajak lo ke rumah gue. Eh lonya malah lagi diapelin sama si Bos," kata Bima.

Fatur mengangkat sebelah alisnya, "Dena pergi sama saya," sahut Fatur.

"Apaan sih, Pak? Orang saya mau ikut Bima," jawab Dena.

Fatur memicingkan matanya tak suka. Pria itu beranjak, "Ya udah, sana kamu sama Bima. Saya mau pulang!" Fatur hendak pergi.

Namun, cowok itu kembali berbalik. "Den, kamu gak nahan saya?" tanya Fatur.

"Lah? Pulang mah pulang aja, Pak," kata Dena.

"Gak! Kamu ikut saya sekarang. Mama saya pengen ketemu sama kamu," ujar Fatur.

Fatur langsung menarik Dena. Bima sontak membulatkan matanya. Cowok itu dengan sigap berlari menyusul Dena dan juga Fatur. "Bos, gantian dong. Kan kemarin bos udah bawa Dena, sekarang bagian saya, Bos," tawar Bima.

"Gak! Kamu ganggu saya kemarin."

"Gak sengaja, Bos. Ayolah, gantian saya juga mau pedekatean sama calon isteri saya, Bos," kata Bima lagi.

Fatur menghentikan langkahnya. Cowok itu melotot ke arah Bima. "Kalau kamu ganggu saya lagi, saya potong gaji kamu, Bima!"

"Mana bisa!"

"Bisa!"

"Gak bisa, itu gak profesional namanya."

"Memang saya fikirin?"

"Bos, ayo dong!"

"Bima, jangan bikin saya potong gaji kamu beneran ya," geram Fatur.

Dena menghela nafasnya. Gadis itu menepuk pundak Bima, "Udah, Bim. Yang waras ngalah," bisik Dena.

Fatur menarik tubuh Dena, "Jangan sentuh Bima, Dena!"

"Pak, apaan sih?!"

Bima senyum-senyum sendiri. Cowok itu meraih tangan Dena kemudian mengecup punggung tangan gadis itu dengan cepat. "Dadah, sayang!" Bima langsung berlari meninggalkan Fatur dan juga Dena.

"BIMA!" teriak Fatur geram.

Fatur buru-buru meraih tangan Dena. Cowok itu mendongak menatap Dena yang mengerutkan alisnya, "Kenapa, Pak?" tanya Dena heran.

Cup

Fatur mengecup punggung tangan gadis itu. "Gak boleh ada yang lakuin ini sama kamu selain saya!"

***

"Kamu makin cantik ya, Dena? Padahal dulu kalau ke sini dandanannya udah sebelas dua belas sama Fatur," kikik Adel.

Adel adalah Mamanya Fatur. Cowok itu kali ini serius membawa Dena ke rumahnya. Tidak membual seperti kemarin, "Hehe ... Iya Tan makasih. Udah dewasa, malu dong kalau masih kaya cowok," jawab Dena malu-malu.

"Kamu udah nikah?" tanya Adel.

"Belum, Tante," jawab Dena.

Adel melirik Fatur yang senyum-senyum sendiri. "Nikah aja sama Fatur, Den."

"Uhuk!"

Dena melototot. Gadis itu tersenyum canggung. Sedangkan di kursi sana, wajah Fatur memerah. "Ma, apaan sih? Fatur udah punya pacar!" jawab Fatur.

Tapi boong

"Ya udah, ya? Mama mau ke rumahnya Tante Anneth dulu. Kalian di sini aja, awas jangan macem-macem!" peringat Adel.

Fatur mengangkat jempolnya. Setelahnya, Adel pergi meninggalkan rumahnya.

"Den, saya mau ngomong."

"Saya mau diem, Pak."

Fatur memicingkan matanya. Cowok itu meraih satu toples makanan dan memakannya. "Den, kamu masih suka sama saya, gak?" tanya Fatur.

"Hah?"

"Jangan geer! Saya cuman tanya, saya juga udah gak suka sama kamu. Saya takutnya kamu kebaperan karna saya bawa kamu ke sini," sambung Fatur.

"Gak jelas."

"Bang Fatur, tetring dong!"

Fatur dan Dena sontak mengalihkan pandangan mereka. Di depan sana, cowok dengan celana boxer dan juga jaket hoodie berjalan menghampiri Fatur. "Apaan sih? Dateng-dateng minta tetring," kata Fatur kesal.

"Baru dateng dimarahin, ngajak ribut?" tanya cowok itu.

Dena mengerutkan alisnya. "Siapa, Pak?" tanya Dena.

Cowok itu mengalihkan pandangannya pada Dena, "Siapa, kek suka-suka. Kepo amat."

Fatur melotot, "Gak sopan!"

"Ah! Tetring, tetring, tetring!" desak cowok itu pada Fatur.

Dena terus memperhatikkan cowok itu. Dari umurnya sih, sepertinya masih anak SMP. "Adiknya Hanin?" tanya Dena lagi.

"Tante kepo banget sih," ketus cowok itu.

Fatur memberikan ponselnya pada cowok itu. "Pergi sana! Meresahkan," kesal Fatur.

"Makasih!"

Dia akhirnya berlari memasuki kamar Fatur. "Dia adiknya Hanin. Namanya Arios," ujar Fatur.

"Den, saya belum nikah."

"Saya tau, Pak," jawab Dena.

"Kamu mau gak nikah sama saya?"

Dena membulatkan matanya. Gadis itu sontak menyentuh kening Fatur dengan punggung tangannya, "Sehat, Pak?" tanya Dena.

Fatur menepis tangan Dena kesal, "Jangan geer! Yang tadi saya cuman latihan ngelamar pacar saya," jawab Fatur.

Dena mengedikan bahunya tidak acuh. Terserah! Terserah Fatur saja. Fatur mah bebas.

"Dena," panggil Fatur lagi.

"Kenapa lagi, Pak?" tanya Dena kesal.

"Saya suka kamu."

"Dena jangan geer! Yang tadi saya cuman latihan jadi pelawak," kata Dena seraya menirukan suara Fatur.

Gadis itu meraih tasnya, "Saya mau pulang, Pak," ujar Dena.

"Ngapain pulang?"

"Mau tidur!"

"Kamu minta saya tidurin?!"

TBC

Kesan setelah baca part ini?

Ada yang ingin di sampaikan untuk

Fatur

Dena

Bima

Kang tetring:v (Rios) btw si rios gak di ceritanya Leo gak di sini minta tetring mulu:(

Novel dhum masih bisa dipesan lewat penerbit ya!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro