Bab 10

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Dalam waktu hanya berselang setengah jam telah terjadi ledakan dahsyat yang menghancurkan dua bangunan di tempat berbeda. Bangunan pertama adalah rumah megah milik Marcello Nostra—salah seorang pengusaha ternama—di Ostia. Belum ada konfirmasi mengenai jumlah korban. Selain bangunan tersebut, ledakan juga menghancurkan AA Hotel—sebuah hotel bintang lima—di Roma. Dalam insiden itu telah memakan ribuan korban jiwa, karena yang tersisa hanyalah puing-puing bangunan."

Alex tentu belum puas dengan berita yang ia saksikan barusan. Pria itu tahu jika Marcello masih hidup dan berada di suatu tempat. Dirinya bersumpah akan mengejar pemimpin Nostra tersebut sampai ke ujung dunia sekali pun.

Walau sekarang keadaan Joanna sudah bisa dikatakan lebih baik. Namun, gadis itu masih belum sadarkan diri. Jadwal kepulangan mereka pun akhirnya tertunda karena insiden tersebut. Alex benar-benar tak sabar kembali ke San Fransisco. Ia bisa bebas menggunakan berbagai fasilitas untuk menunjang perburuan.

Alex juga sudah mendapat kabar dari Sam tentang Marcello. Pria itu bahkan sudah merancang berbagai strategi untuk kelancaran perburuan ini. Seekor kelinci secerdik apa pun pasti berhasil ditangkap.

"Lakukan segala hal yang memang perlu kau selesaikan, Audrey! Kita akan kembali ke San Fransisco besok siang. Dokter sudah memperbolehkan Joanna keluar dari rumah sakit."

"Ya." Audrey tahu yang harus ia lakukan dan wanita itu pun meninggalkan ruang rawat Joanna untuk menyelesaikan semua tugasnya.

Audrey menghubungi tangan kanannya untuk melakukan rapat dadakan. Karena ia sendiri tidak tahu apakah akan selamanya berada di San Fransisco atau ada kemungkinan kembali ke Italia? Namun, wanita itu akan melakukan yang terbaik demi Double A.

Ia sudah sampai di markas utama Double A bersama dengan beberapa orang yang biasa terlibat dalam misi besar. Memang tidak semua hadir, tetapi mereka tetap melakukan panggilan agar bisa terhubung.

"Ada hal penting yang ingin aku sampaikan kepada kalian semua. Namun, sebelum itu, sampaikan semua laporan dari setiap misi!" perintahnya.

Double A di Italia yang dipegang oleh wanita tersebut memang berbeda. Tujuan utama mereka selain menguasai negara penggerak Renaisans tersebut ialah menjadi yang paling disegani di daratan Eropa.

Menurut Audrey, Italia merupakan negara paling berpengaruh di Eropa. The boot—julukan Italia karena kontur negaranya mirip sepatu boot—yang pertama kali menyebarkan abad pembaharuan dalam sejarah benua biru ini. Sebuah era yang membawa minat baru terhadap transformasi intelektual.

Maka dari itu, Audrey memerintahkan orang-orangnya untuk menjalankan misi-misi tertentu yang sangat menguntungkan. Mereka tersebar dengan baik di berbagai wilayah. Beberapa anggota Double A bahkan berhasil menyusup ke badan intelejen beberapa negara di Eropa tanpa menimbulkan kecurigaan. Akses yang didapat sangat berguna untuk mencari informasi di negara-negara tersebut.

"Aku sudah mendapatkan DPO dari intelejen Rusia dan mengirimkannya ke email-mu." Pria dengan tudung hitamnya hanya memberi sebuah informasi singkat, lalu mematikan video dan hanya mengaktifkan sambungan suara saja untuk menyimak hal-hal penting.

Audrey pun langsung mengecek email dan meneruskan informasi tersebut ke pusat. Kemudian ia menghapus semua riwayat demi keamanan bersama. Wanita itu mengalihkan perhatian kepada anak buahnya yang lain.

"Presiden Yunani akan menggelar pertemuan besar antarnegara bagian Eropa Selatan di Athena. Aku sudah memiliki daftar orang-orang yang akan hadir. Kau pasti menyukainya." Wanita yang mengenakan bodycon dress navy itu terlihat mengawasi area sekitar walau sedang berada di sebuah pesta. Ia bersandar pada tiang besar di pojok ruangan.

Audrey hanya tersenyum tipis melihat penampilan anak buahnya yang begitu berbeda. "Thanks, Whitney. Nikmati pestamu," ucapnya dengan nada mengejek, sedangkan wanita di seberang sana hanya mengumpat kesal.

Selain dua anak buahnya tersebut, belum ada informasi lain yang berhasil didapat. Karena beberapa dari mereka juga baru mulai penyusupan, berbeda dengan Whitney dan pria bertudung hitam. Keduanya sudah menikmati menjadi mata-mata sekitar tiga tahun dan mendapat posisi yang sangat dekat dengan para pejabat penting.

"Ini berat untuk kukatakan, tetapi Alex datang dan mengajak kembali ke San Fransisco. Kalian pasti sudah mendengar kabar pernikahannya, bukan? Ia ingin aku menjaga Joanna dari semua musuh, terutama Nostra."

Tidak ada tanggapan dari para anak buahnya. Mereka semua tahu, jika wanita yang selama ini memimpin Double A Italia belum selesai bicara. Masih ada hal lain yang ingin disampaikan dan mereka menunggu untuk itu.

Audrey mendesah berat, ini sebuah pilihan yang telah menjadi jalannya. "Aku tidak tahu kapan akan kembali ke sini. Jadi, Double A Italia resmi aku berikan kuasa kepada Hans untuk menjalankannya. Namun, ingat satu hal! Aku tetap mengawasi kalian, jadi segala bentuk laporan berikan kepadaku dan Hans. Mengerti?"

Seluruh anggota Double A Italia menjawab dengan lantang. Mereka selalu menerima setiap keputusan dari sang pemimpin, karena untuk kebaikan organisasi. Selain itu, sosok Hans juga masih merupakan bagian dari para petinggi Double A. Pria itu pun selama ini sangat membantu Audrey dalam menjalankan tugas.

Hans sendiri hanya diam dan menerima karena ia sudah memiliki firasat ini akan terjadi sejak kedatangan rombongan Alex. Terlebih, pria itu melihat Audrey sangat menyayangi kakak iparnya tersebut. Wanita itu rela melakukan apa pun demi orang-orang yang disayang.

Namun, hal yang memberatkan Hans ialah pertemuan Audrey dengan pria yang hingga saat ini masih menunggu di San Fransisco. Ia tidak cemburu, hanya saja selama bertahun-tahun mengenal wanita kuat yang memimpin Double A Italia ini membuatnya berpikir sesuatu. Apakah mereka akan baik-baik saja jika dipertemukan kembali?

Hans yakin anggota lama yang mengetahui kisah itu pasti memiliki pemikiran yang sama. Sayangnya, mereka tidak ingin ikut campur karena kedua orang tersebut juga sudah dewasa. Apa pun yang terjadi, mereka hanya berharap yang terbaik. Memang sudah saatnya takdir membantu menyelesaikan masalah.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro