Ch. 9 - Oikura Mengganggu

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seorang gadis berambut hitam pendek. Mengenakan seragam maid yang anehnya tidak menonjolkan sisi imut melainkan sisi anggun. Oikura Ame menyeringai ketika melihat Fujino dan Kasahara menuju suatu tempat duduk.

"Wah, wah, ternyata kalian sudah pacaran. Kasahara. Kau hebat juga bisa bergerak secepat ini."

"O-Oikura!?" Kasahara terbelalak. "Kenapa kamu ada di sini?"

"Jawab dulu pertanyaanku."

Kasahara masih memproses apa yang terjadi. Baginya terlalu mengejutkan melihat Oikura yang tomboy itu ternyata menjadi maid di kafe ini.

"Tidak! Justru kamu yang harus menjawab pertanyaankuuu, Oikuraaa! Jangan malah membahas hal yang tidak kumengerti."

Oikura terkekeh. "Baiklah baiklah. Aduh ... dasar temanku ini. Aku di sini bekerja sebagai maid cafe. Seperti yang kau lihat."

Oikura menunjukkan sedikit pose sambil sedikit mengangkat bagian bawah baju maid-nya. Dia tersenyum tipis. Sepertinya mencoba menunjukkan sisi anggunnya yang bercampur nuansa tomboy.

Kasahara cukup tertarik. Niatnya untuk memakai pakaian maid meningkat. Sementara Fujino datar-datar saja tanpa ketertarikan sama sekali.

"Itu cocok untukmu, Oikura! Kamu jadi semakin cantik memakai pakaian ituuu."

"Hehehe. Iya dong. Aku 'kan memang cantik. Pakai baju begini jelas jadi lebih cantik." Oikura kemudian melirik Fujino. "Gimana? Kau setuju juga kan?"

Oikura tersenyum pada lelaki itu sekaligus berjalan mendekat. Mencoba membuat tindakan yang mungkin dapat menggoda Fujino. Tujuannya tidak lain hanya untuk mengetes reaksi Kasahara jika dia melakukan ini.

"Gimana? Fujino? Bagaimana menurutmu penampilanku? Aku ingin tau pendapat dari teman laki-laki," kata Oikura dengan sikap genit.

Kasahara terbelalak. Melihat Oikura mendekati Fujino seperti itu sangat tidak disangka olehnya. Entah kenapa dia merasakan perasaan rumit yang aneh.

Oikura untuk sesaat melirik reaksi Kasahara, nampak puas. Jika dia tidak sedang bekerja dan tidak ada siapapun di sini mungkin saja Oikura bisa kelepasan tertawa.

Saat gadis berambut hitam pendek itu menatap Fujino lagi, dia mendapati reaksi yang benar-benar biasa saja. Tidak ada perubahan sama sekali meskipun Oikura sudah bersikap genit. Namun, itu tidak membuatnya kecewa karena reaksi Fujino memang sudah dia duga.

"Emm ... bagaimana ya ... lumayan?"

"PFFFTTT- HAAHAHAHAHAHA! APA ITU!?"

"Woy! Kok malah ketawa!?"

Oikura tertawa sampai tubuhnya agak membungkuk. Kedua tangan memegang perut. Baginya pendapat Fujino seperti plot twist dalam acara stand up comedy. Pecah luar biasa.

"Aduh. Fujino. Aku tidak menyangka kau akan berkata 'lumayan'. Ekspresimu saat mengatakannya juga terlalu lucu! Bagaimana bisa kau memiliki wajah kocak seperti itu saat memberi pendapat mengenai paras seorang gadis!?"

"Hah? Aku 'kan cuma mengatakan yang sebenarnya. Kenapa malah ditertawakan? Hey Kasahara, menurutmu apa komentarku tadi lucu?"

Fujino menoleh ke arah Kasahara.

Kasahara ternyata tertawa juga.

"Kamu ketawa juga ternyata!"

"Maaf maaf ... Fujinooo, mukamu tadi benar-benar lucu. Aku sendiri setuju dengan Oikura."

Kasahara tertawa disertai senyuman yang manis. Dia sangat menikmati ekspresi wajah Fujino yang bisa dibilang raut wajah 'memuji ragu-ragu'. Fujino lelaki yang gak enakan tapi di sisi lain tidak ingin berbohong juga, sekalipun itu pendapat yang berkaitan dengan gadis yang berpotensi melukai hati jika berbicara sembarangan.

Baik Kasahara dan Oikura sama-sama menyadari sifat Fujino itu. Makanya mereka tertawa terbahak-bahak. Fujinonya sendiri malah tidak menangkap alasan yang membuat kedua gadis itu tertawa.

"Fujino, kita jarang mengobrol tapi aku tidak menyangka kau selucu ini. Pantas saja anak laki-laki suka bercanda denganmu." Oikura menyeka bulu matanya lalu menepuk-nepuk pundak Fujino.

Fujino masih tidak paham. Sekalipun berpikir keras dia tetap tidak menangkap apa yang Kasahara dan Oikura tertawakan.

Reaksi bingung itu membuat Oikura semakin ingin menertawakan Fujino. Tapi ini tidak baik. Lama-lama gadis itu bisa lalai pada pekerjaannya karena terlalu asyik menjahili Fujino.

"Udah dulu ya. Kasahara, Fujino. Aku mau lanjut kerja dulu. Kalian berdua duduklah lalu pesan sesuatu. Kalau bisa yang mahal sedikit. Hahahaha! Bercanda."

Oikura berjalan pergi.

"Eh tunggu! Oikuraaaa kami belum memesan lohh."

"Pesan aja sama maid yang lain. Oh iya, Kasahara. Semoga kencannya sukses ya."

Oikura mengidapkan mata pada Kasahara sebelum kembali berjalan.

Kali ini sosok Oikura tidak terlihat lagi. Baik Fujino maupun Kasahara sama-sama mendengar apa yang gadis itu katakan.

Mereka seketika sama-sama malu dan gugup.

"A-Ahahaha! Dasar Oikura. Bisa saja bercandanya." Fujino garuk-garuk kepala.

"I-Iya nih ... masa kencan sih? Padahal kita cuma nongkrong. Iya kan, Fujino?"

"B-Benar. Kita kan cuma 'hangout'."

Gara-gara ucapan Oikura, kedua remaja itu jadi sadar apa yang mereka lakukan sejak pertemuan di stasiun tadi

Tidak ada orang ketiga dalam acara 'hangout' ini. Dilihat dari manapun Fujino dan Kasahara sedang melakukan kegiatan khusus yang biasanya orang-orang lakukan saat pacaran.

"Ayo kita duduk dan pesan sesuatu!"

"I-Iya. Ayo Fujino!"

Fujino dan Kasahara akhirnya duduk di tempat yang dekat dengan jendela.

Oikura benar-benar mempengaruhi situasi mereka saat ini. Sebelumnya percakapan bisa mengalir dengan lancar. Sekarang malah dipenuhi kecanggungan gara-gara baru sadar sedang melakukan kencan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro