10. Show and Tell

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari, tanggal: Selasa, 8 Januari 2019
Pukul:  19.00 WIB
Materi: SHOW & TELL
Tutor: Kak Rachma rachmahwahyu
Moderator: Hanna Pandjaitan
Notulis: PNH.Liza

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

Menurut kalian mana yang lebih penting? Show atau tell?

Ya! Tergantung tujuan penulis.

Show digunakan bila si penulis ingin membuat pembaca merasakan apa yang dialami tokoh. Intinya untuk bikin pembaca baper.
Kalau tell adalah untuk memberikan informasi yang singkat aja. Contohnya, kalau kalian ingin membangun karakter anak yang broken home.
Menurut kalian lebih bagus mana? Show atau tell?

Betul!

Show lebih cocok. Misalnya kalian bisa bikin adegan pertengkaran ayah dan ibunya; dan bagaimana dia menanggapi konflik itu.

Kalau untuk mengembangkan karakter itu bisa dari lima hal, yaitu:
1. Ucapannya
2. Isi hatinya
3. Perbuatannya
4. Pendapat orang lain tentang dia
5. Narasi langsung

Kalau misalnya kalian bercerita tentang seorang dokter yang punya kisah cinta.
Misalnya profesinya itu tidak banyak mengembangkan pada alur, kalian bisa sedikit aja tell. Nggak harus show.
Jadi show itu lebih ke adegan.

Oh ya ..., untuk membangun suasana dalam show, kalian perlu membangun narasi yang baik.

T: Membangun suasana dari narasi saja, Kak? Kalau dialog?

J: Setidaknya tiga dari pancaindra harus dirasakan pembaca.

Misalnya penglihatan, penciuman, dan pendengaran.
Dialog juga bisa membangun itu. Gestur tokoh juga. Kalau tokoh sedang marah, geturnya bagaimana. Kalau dia sedang sedih bagaimana.

T: Berarti bisa disimpulkan, kalau show itu secara mendetail dengan narasi dan lain-lain untuk bikin baper, sedangkan tell hanya untuk memberi info. Begitu, kak?

J: Iya, tapi tell juga nggak boleh diremehkan. Kebanyakan show nanti hal2 yg nggak penting dan nggak mendukung alur pakai show semua.
Itu harua dihindari, biar konflik nggak melebar sendiri.

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

—Sesi Tanya Jawab—

T1: Show dan tell penting dalam cerita tergantung situasinya. Lalu bagaimana dengan cerita yang temanya lebih fokus ke tell misal kayak misteri atau history, gimana tipsnya untuk menonjolkan tell tapi tidak membosankan?

J1: Misteri bagi aku sih butuh banyak show ketimbang tell.
Petunjuk yang ada kan harus tersirat nggak boleh diomongin langsung.
Justru red herring-nya yang diomongin langsung, biar pembaca terjebak ke situ.
Sebelum bikin cerita kita harus mengenal target marketnya dulu ya.
Biar tulisan kita sesuai dengan sasaran pembaca kita. Misalnya kita mau nulis untuk remaja, biar mereka nggak bosen, dialog harus lebih dominan. Kalau pembacanya usia 25 tahun ke atas, narasi dan diksi harus lebih diperkuat lagi.

Red herring .... Ya, itu materi untuk plot twist sebenarnya. Kalau bikin plot twist itu ada satu teknik namanya red herring dan fores shadowing.
Red herring itu petunjuk palsu.
Fores shadowing petunjuk asli.
Asli dan palsu dicampur aduk jadi pembaca bingung mana yang sebenarnya petunjuk. Biar pembaca nggak bosan, tell bisa disampaikan melalui dialog.

T2: Jadi, untuk persentase antara show and tell itu ... tergantung kebutuhan pas nulis naskahnya, Kak? Atau harus misal show berapa and tell berapa persen gitu?

J2: Nggak ada persentase khusus.
Semua tergantung kebutuhan aja.

T3: Tapi kalau antara show dan tell itu harus tetap banyakan show-nya gitu, Kak?

J3: Nggak juga sebenarnya. Misalnya kita bikin tokoh kita sedang mengalami pergulatan batin dengan diri sendiri. Nah, itu lebih banyak tell ketimbang show. Misalnya seorang polisi lagi memikirkan siapa pembunuhnya. Nah, dia kan merenung dan memikirkan semua petunjuk yang ada. Kalau pergulatan batin kebanyakan tell sih daripada show.
Kan konfliknya sama diri sendiri.

T4: Berarti show itu untuk menggambarkan apa yang tokoh lakukan agar pembaca ikut masuk ke dalam cerita, ya, Kak? Sedangkan tell memberitahu pembicara langsung tanpa ikut merasakan/masuk ke dalam cerita.
Benar begitu, Kak? Biar tidak salah pengertian hehehe.

J4: Lebih tepatnya tell untuk menggambarkan hal yang juga penting, tapi secara langsung aja. Biasanya karena bukan fokus cerita di situ.

Contoh show:
Suara teriakan menggema dari ruang tengah. Ayah dan ibu bersahut-sahutan. Mereka saling memaki dan menyalahkan.

"Kamu harusnya lebih sering di rumah. Wanita itu kodratnya mengurus rumah tangga! Memperhatikan anak!"

"Apa kamu pikir aku ini pembantu? Lalu kamu sendiri bagaimana? Apa yang sudah kamu lakukan untuk anak-anak?"

Aku menghela napas. Aku tak mengerti dengan dua orang itu. Jika mereka sudah tidak cocok, mengapa tidak cerai saja? Malah terus bertengkar setiap hari. Aku sudah bosan.

Aku mengambil headset dan memasangnya di telingaku. Aku memutar musik keras-keras. Entah apa judulnya. Aku hanya ingin menjauhkan telingaku dari hardikan mereka. Aku lelah dengan semua ini.

Kupandangi bintang di langit malam. Hanya mereka satu-satunya yang setia menemaniku di sini.

Contoh tell:
"Supermoon adalah kondisi di mana bulan berada pada titik terdekat dari bumi, ukurannya akan menjadi dua kali lipat dari biasanya. Nanti malam, kabarnya peristiwa itu akan terjadi sekitar pukul delapan belas sampai dua puluh, menurut ramalan dari Nasa," kata Haru.

"Jadi pembunuhan itu akan terjadi pada saat itu?" tanya Shita.

(Dikutip dari Supermoon)

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •


Pesan dari tutor:

Konsisten aja dalam menulis supaya tulisan jadi lebih baik lagi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro