4. Judul, Blurb, dan Kerangka Karangan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari, tanggal: Sabtu, 29 Desember 2018
Jam:  18.00 WIB
Materi:  Judul, Blurb, dan Kerangka Karangan
Tutor: Emak Yaya Icha_rizfia
Moderator: Ara
Notulis: Hilda

Halo. Nggak perlu kenalan, yak. Kan udah kenal dan sayang. Hihi.
Ehem. Kenalin, nama aku ... Emak. Member WWG yang kebetulan angkatan pertama. Masih remaja dan mencintai pisang. Kalau mau mampir, bisa ke Icha_rizfia.

Oke, langsung aja ke materi, ya.

1. JUDUL

Judul, kalimat pertama yang akan menggaet pembeli untuk memilih buku tersebut atau tidak. Sadar nggak, kalau kita beli buku pasti yang dicari judulnya dulu. Apalagi font judul ditulis paling besar pula di sampul. Judul kita lirik, cover macem mana, trus blurb.
Jadi, judul ini penting. Jangan asal-asalan pilih judul. Buat semenarik mungkin. Apalagi di konten KAMUTUBE, tuh. Ada judul yang menarik bin penasaran dikit aja langsung buru-buru diklik tonton. Sama kayak buku. Yah, kecuali jika kamu seorang yang pemes. Lihat nama pengarang aja orang langsung beli.

Contoh judul yang unik:
- Celana Dalam Merah Mudamu;
- Besar, Burung Mas Joko;
- Ampas Kopi di Cangkir Teh.

TIPS MEMBUAT JUDUL MENARIK


Jangan Bertele-tele

Contoh: Mencari Pengantin Yang Hilang di Teluk Cinta Bersama Mantan Lalu Kami CLBK.

Kecuali jika judul itu digunakan dalam tajuk berita. Tapi, dalam novel usahakan buat judul yang nggak bertele-tele. Mau iya pun nggak masalah. Misal judul cerpen di media masa, tuh. Nggak masalah juga. Nggak haram, dan nggak wajib.

Kalimat atau Kata yang Trend

Contoh:
- Nikah Yuk!
- Jangan Baper, Jombz!
- My Love, Cewek Jadul

Trend kekinian nggak bisa lepas dari ranah seorang penulis yang sering menggunakan trend sebagai daya tarik. Yah, seperti aku, sih. Aku suka menggunakan jargon trend untuk diselipkan di dalam cerita. Tips ini cocok buat kamu.

Tagline yang Menarik

Contoh:
- Terima aku, atau mati!
- Mencintaimu kadang butuh rasa sakit.
- Kamu, satu kesalahan yang berujung jutaan masalah.
-Kenang aku dalam laramu.

Tagline ini suka bikin pembaca baper. Judul biasa aja. TERLAMBAT, gitu misalnya (mengandung promosi dikit). Orang juga nggak bakal tertarik. Ini cerita telat kawin, telat mens, apa telat naik odong-odong, sih. Tapi, karena terbantu tagline di bawahnya jadi lebih asyik:

TERLAMBAT
"Hati tak bisa memilih, pada siapa ia jatuh cinta."

2. BLURB

Blurb, bisa dibilang bentuk sederhananya dari sinopsis. Kalau sinopsis diceritakan dari awal sampai akhir, di blurb enggak.

Blurb harus mengandung:

- Cuplikan isi cerita;
- Tidak boleh ada ending;
- Mengandung rasa penasaran;
- Singkat, padat, dan jelas.

Bikin blurb itu sebenarnya susah-susah gampang. Ini ada blurb ceritaku. Buat contoh aja.

Contoh blurb "JENG_POPON.COM":

Ponirah mendirikan sebuah jasa konsultasi cinta di ibu kota yang ia beri label jeng_popon.com. Biro konsultasi yang ia bangun setelah menyelesaikan semedi empat puluh hari di Gunung Kelud, kampung halamannya. Berbagai masalah cinta dan kehidupan sudah berhasil ia pecahkan bersama tim empat sekawan andalannya.

Jeng_popon.com begitu tenar melebihi artis sianida. Namun di balik kesuksesan pemiliknya, tersimpan rasa perih yang merintih akan mantan suami yang membuat Popon janda lima kali tapi, masih perawan.

Ikuti kisah pemilik jambul NKRI dengan slogan andalan: "Berdiri kokoh adalah harga mati"; bersama tim empat sekawan menyelesaikan kasus dan mencari Mukidi yang penuh liku, haru dan seru.

3. KERANGKA KARANGAN (OUTLINE)

Kerangka karangan atau biasa disebut sebagai outline ini harus dimiliki oleh seorang penulis.

Buat apa sih bikin outline sebelum menulis cerita?

1. Agar cerita yang ditulis sistematis;
2. Menghindari plothole;
3. Tidak melenceng dari perumusan awal;
4. Tahu step by step alur cerita.

Sistematis di sini: terencana, jelas urutan, dan tertata rapi. Kalian saat membuat outline harus merancang cerita dari bab pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Bab pertama mau bahas apa? Bab dua mau bahas apa? Kapan konflik dimulai? Kapan diselesaikan? Kapan si tokoh dikenalkan, dikulik masalahnya, dll.

Yang dipersiapkan dalam outline antara lain:

1. Premis;
2. Sinopsis;
3. Tokoh (Utama, Pendamping, Antagonis);
4. Alur (Maju, mundur, maju-mundur);
5. Latar (Waktu, tempat dan suasana);
6. Pesan.

- Premis dan sinopsis udah dibahas kemarin, kan. Nah, lanjut buat tokoh. Ada kan ntar materi karakter sendiri. Di sini aku cuma bahas sedikit.

- Tokoh ini faktor penting yang akan menggerakkan alur cerita. Ada tokoh utama (protagonis) yang dianggap sebagai penghalang/rintangan; ada yang jahat (antagonis); dan tokoh pembantu (biasanya teman si tokoh dan pelengkap yang punya andil dalam cerita).

Kamu harus tahu siapa tokohmu. Dari nama, deskripsi si tokoh, kebiasaan, bentuk fisik, keinginan, dll. Lanjutannya ada di materi Karakter Plan kemarin.

- Alur. Kalian mau pakai alur yang gimana? Maju, mundur, atau keduanya.

- Latar. Setting-nya di negara, kota, atau kerajaan (jika fantasi) berada. Jangan cuma di Jakarta. Di Kafe. Di rumah.  Jelasin juga kafe ada di dekat apa, di jalan apa, depannya ada bangunan apa, jualan apa aja, dll.

Latar waktu: terjadi di tahun berapa, jam berapa, hari apa, dll. Kemudian latar suasana: pagi, senja, siang, atau gelap gulita. Dan, sinkronkan latar dengan ceritamu. Jangan sampai ada ketimpangan.

Misal: Namanya Anjelica Monalisa Emberasta. Tinggal di sebuah gubuk di kota Nganjuk. Ortu lulus SD yang nggak bisa baca dan tulis. TV pun nggak punya. Masa, namain anaknya begitu? Emak dan bapaknya kan gaptek. Contoh lain: latar kerajaan Jayabaya. Ada prajurit dinamain Furguso Ronalido.🤔

- Pesan. Usahakan, dalam menulis cerita itu kita punya pesan baik yang menjadi penggerak kebaikan.

Contoh yang baik:
• Kisah ini mengajarkan agar puas dan bersyukur dengan suami yang dipunya. Jangan melirik suami teman.

• Persahabatan harusnya menerima apa pun keadaannya. Baik suka atau duka.

⚠️⚠️⚠️Jangan yang begini:
• Kisah ini mengajarkan, kalau kamu kuliah terus nggak punya biaya, naena-lah sama laki-laki populer di kampusmu. Niscaya kamu nggak putus kuliah. Kamu bakal sukses jadi sarjana dan dinikahi oleh orang yang beli selangkanganmu. (Nggak nyindir certia yang onoh, loh)

Nah ..., gimana? Udah punya gambaran gimana mau bikin outline?


—Sesi Tanya Jawab—

Q1:
Gimana caranya buat blurb yang menarik, Mak?

A1:
Buat yang singkat, tapi penuh rasa penasaran.

Q2:
Mak, saya mau nanya, kriteria judul yang bagus untuk cerita kerajaan itu yang bagaimana, ya? Aku masih bingung nentuin judulnya.

A2:
Kerajaan mana? Kisahnya tentang apa? Tentang kerajaan itu sendiri atau kisah seseorang dengan setting kerajaan?

- Ini aku sedikit campur, Mak. Tentang kisah cinta rajanya. Ada fiksi, ada nyata.😅

Tentang kisah cinta rajanya.
Misal:
Putri Candra Kirana (Ini kisah putri kerjaan Kediri yang galau)
Rahwana Putih (Seorang rahwana yang mencinta Sinta. Dia selalu digambarkan jahat. Padahal cintanya 'putih' untuk Sinta yang memilih Rama)

Q3:
Mak, mau tanya. Kalau latar tempat di suatu kota gitu kondisinya harus sama persis dengan aslinya atau bisa diubah sedikit?

A3:
Kondisi ini semisal ada toko cireng di jalan A. Yani di kota Nganjuk? Usahakan sama. Tapi soal ada nggaknya toko itu, bisa difiktifkan.

Q4:
Masih soal latar tempat. Latar tempat ini boleh dimanipulasi (dikarang) semuanya? Baik dari bentuk toko, alamat dan sebagainya, Mak?

A4:
Kalau alamat, biasanya jalan dan tempat wisata ini asli. Benar-benar ada, buat nunjukin kalau kamu lagi pakai setting kota mana. Tapi soal bangunan kantor, warung, dll; bisa manipulasi.

Q5:
Mak, tadi kan ada latar tempat: di negara, kota, atau kerajaan. Kalau misalnya ini cerita fiksi, tapi kayak real, bukan fantasi, tapi latarnya dibuat bukan berdasarkan tempat yang ada di muka bumi, boleh Mak? Atau masuk fantasi jadinya?

A5:
Boleh. Tapi itu bakal masuk fantasi karena bukan di dunia (bumi) yang real.

Q6: 
Misal genrenya teenlit, nah sekolah ini terletak di negara Brown, kota Light. Itukan nggak ada di dunia. Boleh? Maksud world building itu dunia buatan, Mak? Apa juga ada hubungannya sama latar?

A6:
Kalau word building, tanya sama anak fantasi, deh. Ntar ada materinya. Takut malah sesat. Tapi, iya. Itu negara buatan

Q7:
Mak, kalau outline itu boleh intinya aja, nggak? Misalnya gini, Mak:

Kasih diujung senja
Menit berarti, Genggaman, Hilang.

A7:
Ini untuk penanda per bab? Sebaiknya jangan. Kamu perlu kalimat jelas untuk menggambarkan nanti bab itu mau diisi apa. Lagian, kasihan pembimbing kalau kurang jelas.

Q8:
Untuk ODOC, berarti ada 30 chapter, Mak? Kalau saya sudah rancang prolog dan epilog, apakah harus tetap babnya 30? Kalau yang kubuat 28 dengan prolog dan epilog.

A8:
Tidak, tetap 30 bab.
Prolog + 30 bab + Epilog

Q9:
Jadi, buat online sama kayak buat premis per bab gitu, ya Mak? Abis buat ceritanya, baru tentuin judul babnya?

Itu yang contoh Mak kasih:

Bab 1.
'Pengenalan tokoh Popon'

Itu ide pokok apa judul babnya, Mak?

A9:
Iya. Semcam premis per bab. Judul bab ini alternatif. Bisa kasih, bisa nggak. Kalau aku lebih sering nggak pakai. Cuma tulisan: Bab 1, Lembar - Satu, dll.

Contoh yang Mak kasih itu ide pokoknya. Tinggal ngembangin. Yang jelas, buat nandain dulu aku bab 1 mau nulis apa, ya ....

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

Oke. Materi kali ini cukup panjang, ya. Semoga bisa dipahami dan membantu kita semua dalam menentukan judul dan blurb cerita; serta kerangka karangan. 😆

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro