Momen Inersia

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kadang aku ngerasa diri ini seperti terjebak dalam siklus yang aneh. Emang membingungkan.

Bahkan lirik lagu ini justru sangat relatable di masa dewasa.

https://youtu.be/RSNmgE6L8AU

'Cause everybody's changing and I don't feel the same ....

Semua berubah, tapi aku seakan membeku dalam waktu.

Ada perubahan, tapi sangat minimal. Layaknya es yang mencair perlahan.

Gak cuman karena efek samping ADHD yang emang cenderung bermasalah sama persepsi waktu.

Aku emang agak susah beradaptasi dan membuka diri karena trauma.

Waktu terus berjalan, tapi aku seakan berjalan dalam duniaku sendiri.

Satu per satu orang-orang terdekatku pergi. Baik karena meninggal dunia, pindah rumah, maupun memutus tali silaturahim untuk selamanya.

Semua orang, termasuk diriku, semakin menua. Saat itulah, aku merasa semakin gak bisa apa-apa.

Aku terjebak dalam hukum Newton pertama yang konstan tanpa adanya percepatan, dorongan dari luar, atau reaksi dari arah berlawanan.

Kok ujung-ujungnya jadi ngomongin soal materi Fisika ya?

Character Development (?)

Mari kita ibaratkan kehidupan dengan sebuah kisah. Ya mumpung ini tayang di Wattpad alias situs tempat pembaca sama penulis ngumpul. Betul?

Kisah selalu dimulai dari karakter. Setiap karakter pasti punya tujuan yang menggerakkan ceritanya sendiri.

Setiap karakter pasti ada perkembangannya, baik negatif maupun positif, selama cerita berlangsung.

Perkembangannya bisa drastis. Bisa juga perlahan-lahan. Semua bergantung pada situasi dan kondisi dalam cerita. Ada yang dibikin stres macam fanfic tipe angst atau kebanyakan cerita genre psychological. Ada yang kepaksa ngikutin plot. Ada juga yang muncul perlahan-lahan macam cerita tipe heartwarming atau bildungsroman.

Kehidupan pun demikian.

Jika dalam cerita biasanya character development muncul di babak pertama atau beat ketika "si karakter meninggalkan dunia zona nyamannya". Pacing-nya bisa cepet ato lambat gimana si penulisnya.

Namun, kehidupan tidak seperti itu. Character development bisa dari mana saja. Soalnya kehidupan tidak mengenal babak layaknya struktur dramatis seperti novel atau drama di panggung. Adanya arc seperti halnya anime/komik yang ongoing.

Misalnya arc masa kecil, arc sekolah, arc kuliah, arc jadi anak band demi hobi sekaligus nambah biaya kuliah, arc menikah, arc band bubar gara-gara campur tangan pasangan, arc kerja di perusahaan A, arc ke luar dari perusahaan A terus merintis bisnis sendiri, arc minggat dari rumah mertua yang matre, dan masih banyak arc lain yang menanti sampai kita meninggal.

Character development pada diri kita di dunia nyata pun pemicunya sama kayak karakter dalam fiksi: kepaksa sama keadaan atau adanya perubahan dari sudut pandang/kebijaksanaan.

Momen Inersia Kehidupan

Kembali lagi ke hukum Newton pertama. Ya terjemahan kasarnya sih begini.

Semua objek akan berada dalam posisi diam atau terus-menerus bergerak searah dalam garis lurus kecuali jika dipaksa berubah oleh gaya yang diarahkan kepadanya.

Pertanyaannya: apa semua ini familiar?

Materi yang sebatas hafalan buat ujian dari zaman SMP itu ternyata menyiratkan satu hal: kita sendiri juga objek. Layaknya subjek dan objek kalimat dalam materi pelajaran Bahasa Indonesia.

Jika dilihat dari kacamata ilmiah, diri kita juga tidak lepas dari hukum tersebut.

Kampret. Lagi-lagi foreshadowing.

Sedikit pengingat, foreshadowing adalah teknik bercerita yang menyiratkan atau memberi petunjuk pada pembaca akan plot yang menanti mereka nantinya. Biasanya muncul dalam bentuk-bentuk absurd dari mulai kemunculan barang-barang sepele yang numpang lewat, obrolan random, firasat, sampai ramalan.

Singkat kata: foreshadowing sering muncul dari awal cerita atau sebelum konflik terjadi.

Balik lagi ke hukum Newton yang biasanya diajarin di bangku kelas 1 SMP.

Bukankah kelas 1 SMP adalah salah satu titik awal (atau plot point) dalam cerita kehidupan kita?

Terlalu mikir ya? Okelah. Langsung ke intinya saja.

Hukum Newton pertama secara tidak langsung menyiratkan akan fenomena yang terjadi di alam semesta tempat kita hidup. Terutama momen inersia.

Dalam artian sebenarnya ya, inersia alias kelembaman/mager. Soalnya inersia emang beda tipis sama males gerak.

Inersia yang dialami objek biasanya berhubungan dengan pergerakan. Sementara inersia yang dialami manusia berhubungan dengan pergerakan secara fisik juga kondisi psikologis seseorang. Soalnya inersia berdampak juga pada karakter seseorang.

Ketika karakter kita sudah berada pada suatu titik, kita akan kesulitan untuk mengubahnya. Bisa karena memang kita sudah nyaman. Bisa jadi juga karena ada faktor lain seperti trauma dan kita sulit menerima kenyataan. Kadang kenyataan jauh lebih kejam dibandingkan dengan dunia khayalan.

Itu sebabnya cerita tipe halu dan isekai populer belakangan ini.

Itu sebabnya ada beberapa orang yang kesulitan untuk berubah sepertiku.

Itu sebabnya mengubah karakter itu sama sulitnya seperti mendorong benda berat yang mematung pada posisinya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro